Share

Pulang

Penulis: Ameera Saghira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-27 17:46:07

Akhir pekan telah datang, ini adalah waktunya bermalas-malasan di rumah.

Oh salah, ini waktunya aku datang berkunjung ke rumah kedua orang tuaku sekalian memberikan uang untuk mereka.

Sejak pagi aku sudah sibuk membereskan rumah, berolahraga, dan mempersiapkan barang yang akan kubawa ke rumah orang tuaku.

"Udah semua kan? Sekarang waktunya pergi ke rumah bapak ibuk," ucapku pada diriku sendiri sambil menyeka keringat yang menetes. Entah mengapa hari ini terasa sangat panas.

Aku memesan mobil berbasis online untuk pulang ke rumah.

"Tujuannya ke desa X ya mbak? Alamatnya sudah benar?" tanya supir taxi online.

"Iya Pak, sudah benar," ucapku sambil menata tas yang kubawa.

Sepanjang jalan aku memutar video-video horor yang ada di Metube. Video horor dan true crime memang video yang hampir selalu kuputar di sela-sela waktu luangku.

Ketika supir taxi bertanya apakah aku kost di sini, aku langsung menjawab bahwa aku tinggal di sini bersama sanak keluargaku.

Aku berbohong karena pernah melihat sebuah tips jangan pernah memberi tahu kepada siapa pun kecuali orang tuamu bahwa kamu tinggal sendirian, ataupun tinggal di kontrakan.

Tadi juga aku tidak naik mobil ini dari depan kost melainkan dari minimarket yang ada di dekat kontrakan.

Aku kembali mendengarkan cerita horor yang ada di playlistku. Satu jam kemudian akhirnya aku sampai di depan gapura desaku.

"Saya berhenti di sini saja Pak," ucapku pada supir taxi yang langsung menghentikan laju mobilnya. Kuberikan uang dengan jumlah pas dan aku pun segera meninggalkan taxi.

Aku membawa tas gendongku dan buah yang kemarin kubeli.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum!" ucapku agak keras.

"Wa'alaikumussalam!" Suara ibuk terdengar agak jauh dari pintu depan, sepertinya beliau sedang ada di dapur. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang diikuti dengan pintu yang terbuka dari dalam.

"Eh nduk, sehat kamu?" tanya ibuku.

"Alhamdulillah sehat Bu. Bapak belum pulang?" tanyaku karena biasanya di jam ini bapak ada di rumah.

"Belum Nduk, sedang gotong royong itu," ucap ibuku sambil mengambil tas gendongku.

Aku menanyakan kabar keluargaku dan alhamdulilah mereka semua sehat. Kedua adikku masih belum pulang dari sekolah.

Kubawa buah yang kubeli ke dapur, kukeluarkan dan kuletakkan di piring. Ketika sedang asyik berbincang dengan ibuku, tiba-tiba suara kedua adikku terdengar.

"Mbaaak!" Kedua adikku menghampiriku dan memelukku.

"Hei, kalian kok sudah pulang si?" tanyaku.

"Hehe, ada rapat mbak, jadi pulang lebih awal," ucap mereka sambil tersenyum.

"Ya sudah, kamu istirahat dulu aja. Capek kan kerja lima hari full terus hari ini ke rumah. Kalian main dulu ya biar mbaknya tidur," ucap ibuku yang membuat raut wajah kedua adikku merengut.

Aku masuk ke dalam kamar, memainkan ponsel dan tak lama setelahnya aku tertidur.

"Nduuk, sholat Dzuhur dulu." Ibu membangunkanku dari tidur yang sedang nyenyak-nyenyaknya.

"Iya Buk. Jam berapa sekarang?" tanyaku dengan suara khas orang bangun tidur.

Aku pun bangun, mengambil wudhu dan segera melaksanakan sholat dzuhur. Selesai sholat aku keluar dan melihat bapak yang sedang duduk di kursi ruang tamu.

"Assalamualaikum Pak. Bapak sehat?" tanyaku sambil menyalami tangan bapakku.

"Wa'alaikumussalam. Alhamdulillah Bapak sehat Nak. Kamu sehat kan?" tanya bapak sambil mengelus kepalaku.

"Alhamdulillah sehat Pak," jawabku tersenyum.

Kami berdua pun berjalan ke arah dapur. Ibuku sudah ada di dapur sedang menghidangkan makan siang ke meja makan.

"Kok nggak bangunin aku Buk? Kalau dibangunin, aku kan bisa bantu masak," protesku. Tentu saja aku merasa bersalah karena ibuku harus memasak makan siang sendirian. Apalagi jumlahnya tidak sedikit.

"Nggak usah Nduk, kamu kan masih capek. Lagian ini juga nggak semuanya kok baru masak. Ada yang udah dimasak tadi pagi. Ibuk cuma masak lauknya aja," ucapnya dengan senyuman yang selalu kurindukan.

"Ayo makan sekarang. Bapak sudah lapar," ucap bapak setelah memanggil kedua adikku.

Kami berlima makan sambil mengobrol tentang banyak hal. Pekerjaanku, pekerjaan orang tuaku, sekolah kedua adikku, dan masih banyak lagi.

"Ibuk sama Bapak udah nggak usah kerja. Kalian istirahat aja di rumah. Kalau mau kerja ya tanem-tanem aja di halaman belakang rumah." Percakapan yang selalu kuungkit jika pulang. Bapak ibuku sudah tua, aku tidak tega jika mereka masih harus bekerja padahal gajiku juga cukup untuk biaya sehari-hari di rumah.

"Bapak nggak kuat kalau diem aja di rumah. Harus gerak, harus kerja. Capek malah kalau di rumah terus," ucap bapak beralasan.

"Ibuk juga sama, karena dari dulu kerja di sawah kakek nenekmu, jadinya kalau diem di rumah malah bingung," ujar ibu menimpali.

Sore harinya aku dan ibu berjalan-jalan di sepanjang desa. Bertemu dengan tetangga-tetangga yang sudah jarang kutemui.

"Nak Deeva ya? Lama ya kita nggak ketemu?" ucap salah satu tetanggaku.

"Iya Bulek, Bulek kan merantau, jadi kita jarang ketemu, aku pulang dua pekan sekali lho Bulek," ucapku sambil tersenyum dan menundukkan badan.

Setelah memutari desa, aku dan ibu pun kembali ke rumah membawa banyak buah tangan dari tetangga-tetangga.

Tadi saat sedang berjalan-jalan, beberapa tetangga memberikanku dan ibuk hasil panen mereka. Sungguh tetangga-tetanggaku adalah definisi tetangga impian semua orang. Iya kan?

"Bawa apa kalian?" tanya Bapak bingung melihat kami membawa banyak plastik.

"Apa itu mbak?" Kedua adikku pun ikut menimpali.

"Alhamdulillah ini dapat banyak makanan dan sayuran dari tetangga-tetangga," ucapku sambil mengeluarkan isi plastik.

Aku memutuskan untuk menggoreng kentang, kusiapkan air yang sudah dicampur garam untuk merendam kentang yang sudah dikupas. Karena di rumah tidak banyak bahan, jadi langsung saja kugoreng kentangnya.

"Taraaa, udah jadi nih Pak, Buk, Dek. Aku mau sholat dulu, nanti baru makan," ucapku sambil menyodorkan piring berisi kentang goreng.

Selesai sholat, bapak, ibu dan kedua adikku belum ada yang menyentuh kentang gorengnya.

Kami bercanda bersama dan mengobrol banyak hal. Aku sangat merindukan suasana rumahku. Jika saja di sini ada pekerjaan yang bagus dengan gaji yang bagus juga, aku tidak akan pergi ke kota yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Selesai memakan kentang, kami pun makan malam dengan ikan yang sudah digoreng ibuk.

Selesai makan, kedua adikku membersihkan meja makan dan aku mencuci piring. Setelahnya kami berkumpul di ruang keluarga menonton acara televisi.

"Dek, ke kamar mbak sebentar," ucapku pada kedua adikku.

Mereka berdua pun segera beranjak dan mengikutiku ke kamar.

"Ini uang saku buat kalian. Dipakai baik-baik ya. Kalian sekolahnya juga yang serius. Kita itu bukan orang kaya, yang bisa kita lakukan ya rajin belajar, rajin ibadah. Ya dek?" ucapku sambil mengelus rambut mereka berdua.

Aku bangga karena mereka berdua mendapatkan beasiswa dari sekolah. Padahal aku tahu mendapat beasiswa di desaku ini sedikit sulit, karena hanya ada dua orang dari setiap angkatan yang mendapatkannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Gelisah

    Semakin hari aku menjadi semakin gelisah. Tidak ada hari yang berlalu tanpa rasa was-was. Padahal niatku pulang ke sini untuk menjernihkan pikiranku.Aku menjalani aktivitasku seperti biasa di desaku ini. Hanya saja pikiranku yang selalu berkelana tak tahu arah. Telepon dan sms dari nomor asing masih selalu masuk ke handphoneku. Tapi sekarang aku sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Aku hanya selalu memblokir nomor-nomor itu. Meskipun nomor asing akan selalu masuk entah berapa banyak pun aku menghapus dan memblokirnya.Aku belum membuka kembali tokoku karena aku sendiri yang mengepak barangnya, dan karena aku tidak membawa satu barang pun dari barang daganganku, jadi aku belum bisa membuka kembali tokoku."Nak, jadi kamu mau tinggal di sini saja?" tanya ibuku tiba-tiba pada suatu siang."Emm, enggak sih Buk, nanti rencananya aku mau pindah rumah kok, aku udah beli juga rumahnya.""Oh ya? Di mana itu?" tanya ibuku kembali."Ya, nggak jauh dari rumah Ruby, temenku itu lho Buk," uc

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kedatangan

    Lama aku memikirkan apakah harus sekarang menghubunginya ataukah nanti. Aku sangat gelisah, kudengar dari informanku bahwa Adeeva sudah pergi meninggalkan suaminya dan sekarang sedang ada di rumah orang tuanya.Setelah menguatkan hati, aku pun berniat untuk menghubungi Adeeva. Ternyata dia tidak pernah mengganti nomor handphonenya. Seperti menunggu kalau-kalau suatu saat aku akan menghubungi lagi. Ya, meskipun ini hanya rasa percaya diriku, tapi aku akan menyemangati diri sendiri bahwa Adeeva tidak mengganti nomornya karena masih mengharapkan kabarku.Tentu saja nomorku sudah tidak sama sejak terakhir kali kami berhubungan. Karena seperti yang kalian tahu, bahwa selama ini aku membatasi komunikasi dengan semua orang. Bahkan tidak ada satu pun orang dari perusahaanku yang tahu nomor pribadiku. Aku selalu memberi mereka nomor khusus yang kupakai di kantor.Selama perpisahan dengan Adeeva, kupikir hidupku akan mudah. Aku berpikir bahwa tidak butuh waktu lama dan aku akan segera melupakan

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Nomor Asing

    Beberapa bulan telah berlalu sejak aku menyelidiki perselingkuhan suamiku. Dengan bukti-bukti yang sudah kudapatkan, sepertinya kami bisa berpisah secepatnya.Setelah pernikahan penuh kesedihan, mungkin ini adalah yang terbaik untuk kami. Aku bisa terlepas dari keluarga besar mas Gilang yang selalu menanyakan kapan kami akan memiliki anak. Jujur saja aku selalu tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Apakah mereka pikir ketika pasangan yang sudah menikah belum memiliki keturunan, semua adalah salah wanita? Apakah mereka pikir masalahnya selalu ada pada wanita? Mengapa jarang sekali yang berpikir bahwa laki-laki mungkin saja bisa bermasalah?Aku tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Hari ini aku memutuskan untuk mengemas barang-barangku untuk keluar dari rumah ini. Di saat aku sedang mengemasi barangku, terdengar suara keras mas Gilang.(kembali ke prolog)Setelah mengatakan semua hal, aku pun bersiap untuk keluar dari rumah."Oh ya, tunggu saja, sebentar lagi surat cerai akan datan

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Cepet Sembuh ya Ma!

    Entah mengapa, beberapa bulan terakhir ini aku merasa suamiku berubah. Tidak, dia tidak berubah total, dia masih baik, dia juga masih menyayangi Angel, namun sekarang dia jarang ada di rumah, dia juga jarang meluangkan waktunya untukku dan Angel.Pernah suatu waktu, ketika Adeeva datang ke rumahku, dia seperti ingin mengatakan satu hal."Kenapa sih Deev, cemas gitu, ada apa?" tanyaku padanya kala itu."Eh? Nggak papa kok By, emm, suami kamu di mana By?" tanyanya tiba-tiba."Entah, tadi sih pamitnya mau ketemu temen di daerah Y. Emang kenapa?""Eh? Oh, enggak, kayanya tadi aku ngeliat suami kamu sih, tapi ya nggak tau bener apa enggaknya, soalnya ya cuma liat sekilas banget," ucapnya dengan suara yang terdengar ragu."Oooh, liat di mana Deev?" tanyaku karena jujur saja aku penasaran."Aku liat suami kamu di jalan ke arah daerah X," jawab Adeeva."Oh gitu ya."Ini aneh, jelas-jelas tadi suamiku berkata akan menemui temannya di daerah Y, daerah X itu ada di jalan yang berkebalikan dengan

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Apakah Benar Dia?

    Hari ini aku memutuskan untuk libur dari pekerjaanku dan bermain ke rumah Ruby. Selain aku merindukan Angel, aku juga ingin memberitahu Ruby tentang suaminya.Aku memesan taksi dan segera mengatakan alamat rumah Ruby. Karena ini memang hari libur kantor, jadi Ruby ada di rumah."Hai Angel!""Aunty!" Angel berlari ke arahku dengan terburu-buru sampai akhirnya dia malah terjatuh."Hati-hati sayang, jangan lari-larian," ucapku sambil memapah Angel untuk berdiri."Udah dibilangin jangan suka lari-lari, masih aja lari-larian terus," ucap Ruby yang tiba-tiba muncul dari arah dapur."Hai By, gimana kabar?" tanyaku yang langsung memeluknya."Kabar baik Deev. Kamu sendiri baik kan?" tanyanya membalas pelukanku."Baik juga, alhamdulilah.""Ayo masuk. Maaf ya berantakan," ucap Ruby."Enggak kok, wajar berantakan, kan ada anak kecil," ucapku lalu berjalan masuk setelah Ruby mempersilakan."Mau minum apa?" tanya Ruby."Sirup ada nggak?" tanyaku."Ada dong, mau sirup rasa apa? Jeruk? Melon? Leci?"

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Pertemuan

    "Ken! Ada tamu nyari kamu tuh," ucap bang Mahendra masuk ke kamarku."Siapa Kak?" tanyaku."Ya nggak tau juga, turun sana, liat sendiri," ucap bang Mahendra.Aku pun turun dari kamar dan berjalan ke bawah."Oh ternyata kamu," ucapku karena ternyata yang datang adalah detektif pribadi kenalanku."Silakan masuk. Apa kamu sudah mendapatkan apa yang saya minta?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan."Baiklah, nanti akan saya transfer biayanya ya, boleh saya minta dokumen yang kamu bawa itu?" tanyaku sambil menunjuk tumpukan kertas-kertas yang dia bawa."Silakan," jawabnya sembari menyodorkan dokumen yang dia bawa."Apakah ada hal lain yang ingin kamu sampaikan?" tanyaku."Tidak Pak," jawabnya singkat."Baiklah, terima kasih, silakan kirimkan saja nanti tagihannya untuk saya," ucapku."Baik." Setelah itu dia langsung pamit untuk pulang. Aku pun segera membuka dokumen yang dibawakan oleh detektif tadi."Siapa dek?" tanya bang Mahendra membuatku langsung cepat-cepat membereskan dokumen yang

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kembali

    "Andrew, aku akan pulang ke negaraku besok," ucapku pada Andrew, sekretarisku.Andrew yang sedang memegang dokumen pun menjatuhkan dokumen-dokumen itu."Bercanda kan?" tanya Andrew padaku."Tentu saja tidak. Aku tidak bercanda, aku bahkan sudah memesan tiket untuk pulang besok. Tolong antarkan aku ke bandara besok pukul delapan pagi," ucapku."Lalu bagaimana pekerjaanmu di sini?!" teriak Andrew frustasi."Aku menyerahkannya padamu. Aku hanya sementara saja pulang, aku akan kembali lagi nanti, setelah aku menjemput calon istriku," ucapku tenang."Memangnya kau sudah punya calon istri?!" tanyanya kaget."Ya, sejujurnya sebelum datang ke sini, aku sedang dekat dengan seseorang. Namun karena keadaan, aku harus meninggalkannya daripada keluarganya diacak-acak oleh nenekku," jawabku."Sulit menjadi orang kaya ya," ucap Andrew."Kau juga kaya kan Drew?!" ucapku."Iya sih, tapi keluargaku membebaskan kami untuk melakukan apa saja," jawabnya."Ya ya, sudahlah, aku benar-benar akan pulang ya, pa

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kumpul Keluarga

    Hari ini adalah hari di mana semua anggota keluarga mas Gilang berkumpul. Semacam melakukan arisan keluarga begitu. Ada banyak orang yang datang biasanya, kata mas Gilang."Udah siap Deev?!" seru mas Gilang dari bawah."Sebentar!" Aku yang masih belum menyelesaikan riasanku pun segera mempercepatnya."Ayo Deev! Telat nanti kita!"Setelah selesai, aku pun bergegas untuk turun."Ayo mas," ucapku pada mas Gilang yang sekarang sedang bertolak pinggang sambil menatapku marah. Entah sejak kapan mas Gilang jadi mudah marah padaku. Aku sendiri tidak tahu apa alasannya."Buruan! Lelet banget sih dandan doang," ucapnya ketus."Yah, dandan kan emang lama mas, kebanyakan perempuan sih gitu," jawabku."Nggak usah banyak omong lah, besok-besok kalau mau ada arisan keluarga gini, kamu siap-siapnya dari sebelum aku mandi, jangan setelah aku mandi baru siap-siap!""Iyaa," jawabku singkat.Kami pun segera masuk ke dalam mobil dan bergegas untuk pergi ke rumah salah satu bibi mas Gilang.Sesampainya di

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Siapa Wanita Ini?

    Tiga bulan berlalu semenjak aku dan mas Gilang menikah, sekarang jualan online-ku sudah mulai berjalan dan sudah memasuki bulan pertama semenjak pertama kali aku memutuskan untuk berjualan secara online. Masih aku sendiri yang bekerja karena aku belum berani merekrut pegawai. Saat ini aku baru saja selesai menyapu rumah dan akan melanjutkan untuk mengepel rumah."Akhirnya selesai juga," ucapku sambil mengusap keringat yang mengalir."Setrikanya kapan-kapan aja deh, sekarang mulai jualan aja kali ya, semangat diriku, ayo mulai promosi!" ucapku sambil mengepalkan tangan.Baru saja kuambil handphoneku, suara bel tiba-tiba berbunyi membuatku bertanya-tanya siapa yang datang di jam segini, karena memang waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi.Aku segera berjalan ke depan pintu dan melihat siapa tamu yang datang."Perempuan? Siapa ya? Aku belum pernah ketemu deh," ucapku bertanya-tanya saat melihat dari jendela ternyata ada seorang wanita yang memakai dress berwarna merah selutut.Lan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status