Share

Bertemu Pegawai Baru

Penulis: Ameera Saghira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-27 16:15:37

Setelah hari yang melelahkan kemarin, aku pun mengawali hari dengan bahagia.

Saat aku sudah sampai di lobby. Kulihat ada seorang lelaki yang menengok ke kanan kiri seperti bingung mencari ruangan.

"Cari apa mas?" tanyaku padanya.

"Eh, maaf saya pegawai baru, saya belum hafal ruangan-ruangan di kantor ini."

"Masnya mau ke mana?"

"Saya mau ke ruang fotocopy. Karena mesin fotocopy di lantai kami sedang rusak."

"Ooh, ruangan itu ada di lantai tiga. Ayo naik sama saya."

"Terima kasih ya. Oh iya, nama saya Gilang."

"Adeeva," jawabku sekenanya.

"Salam kenal ya."

Aku memencet tombol lantai tiga dan segera mengantarnya ke ruang fotocopy.

"Terima kasih ya mbak Adeeva."

"Iya sama-sama. Saya pamit dulu kalau gitu. Tau kan di mana ruangan mas?"

"Iya iya saya tahu."

"Ya sudah, saya naik dulu."

Aku naik ke lantai paling atas di gedung ini, lantai dua puluh.

"Hai By."

"Hello. Sehat kamu?"

"Sehat dong. Kamu sehat?"

"Sehat."

"Kapan mau ngajuin cuti?"

"Nanti bulan kedelapan."

"Ooh, kenapa? Padahal kan udah bisa ngajuin cuti dari bulan ketujuh?"

"Tambahan duit buat lahiran. Haha."

"Ooh, iya juga sih. Semoga lancar ya sampai lahiran. Adek yang sehat, nanti aunty dateng ke rumah buat main sama kamu."

"Iya Aunty."

"Selamat pagi."

"Selamat pagi Pak." Aku dan Ruby berdiri menyambut pak bos.

"Adeeva tolong masuk ke ruangan saya ya. Bawakan kopi juga."

"Baik Pak."

"Semangat Deev!"

Aku berjalan menuju pantry dan segera membuatkan kopi untuk pak bos.

Tok tok tok.

"Permisi."

"Masuk."

"Ini kopinya Pak. Saya izin keluar dulu."

"Adeeva, wanita kemarin bukan siapa-siapa saya."

"Saya tidak pernah bertanya dan tidak pernah ingin tahu Pak."

"Saya cuma ingin mengklarifikasi."

"Saya permisi."

Cklek.

"Gimana Deev? Bilang apa lagi pak bos?"

"Nggak penting By. Udah ayo kerja aja."

Tak terasa waktu makan siang pun tiba.

"Silakan beristirahat."

"Baik Pak," sahut Ruby.

"Ayo ke kantin."

"Yuk. Hari ini apa ya lauknya?"

"Aku nggak hafal kecuali lauk kesukaanku di hari Rabu. Udang."

"Eits. Emang kok ya. Ya udah ayo."

"Iya ayo."

Aku menuntun Ruby ke lift dan memencet tombol lantai dua, tempat kantin berada.

"Ramai ternyata."

"Iyalah, mending makan di kantin kan, nggak bayar, ya dipotong gaji sih, tapi kan nggak sebanyak kalau makan di luar?"

"Iya sih. Ya udah ayo ambil makan."

"Yuk."

Setelah aku dan Ruby mengambil makanan, kami pun mencari tempat duduk.

"Adeeva! Sini!"

Itu Gilang. Pegawai baru yang tadi pagi kuantar ke ruangan fotocopy.

"Siapa Deev?"

"Kayanya itu pegawai baru yang kemarin kamu bilang itu?"

"Eh iyakah? Kok kamu udah kenal aja sih?"

"Tadi pagi aku anter dia ke ruang fotocopy."

"Boleh kami duduk di sini juga?"

"Silakan Deev."

Untungnya masih ada dua kursi kosong di tempat Gilang duduk.

"Kalian berdua aja ke sini?" tanya Gilang.

"Iya."

Kami mengobrol sepanjang waktu makan. Lebih tepatnya Ruby dan Gilang yang banyak mengobrol, aku hanya bicara jika ditanya saja.

"Duluan ya Lang."

"Iya mbak."

"Panggil aja Ruby. No mbak mbak, kak kak atau apa pun itu."

"Siap."

"Beneran ganteng ya ternyata pegawai barunya?" ucap Ruby saat kami berjalan kembali ke ruangan kami.

"Gilang maksudnya?"

"Iya, ganteng kan? Menurut kamu gimana?"

"Ya selayaknya laki-laki, ganteng."

"Tuh kan. Kalau aku belum nikah, mau ah aku sama Gilang."

"Dih, jangan gitu, suami kamu loh By baiknya minta ampun."

"Haha, bercanda aja lah Deev."

"Udah ah ayo balik."

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Langit di luar menunjukkan bahwa sebentar lagi akan turun hujan dan aku tidak membawa payung. Maka dari itu aku harus cepat-cepat memesan ojek online dan kembali ke kost.

"Kalian boleh pulang," ucap Pak Kenzie.

"Baik Pak. Selamat jalan."

Hari ini dia tidak memanggilku ke ruangannya setelah aku membawakan kopi tadi pagi. Mungkin sekarang dia sudah sadar bahwa aku dan dia tidak bisa bersama. Akhirnya aku terbebas darinya.

"Deev, tunggu dong, tolong bantu aku jalan."

Aku yang sudah berjalan beberapa langkah kembali menuju tempat duduk dan menggandeng Ruby.

Sesampainya di lobby, dia pamit duluan karena suaminya sudah datang menjemput.

Sementara aku masih diam di dalam lobby karena hujan deras sudah mengguyur.

"Belum pulang Deev?" Suara Gilang membuatku tersadar dari lamunanku.

"Eh, belum nih Lang, nunggu hujan agak reda dulu."

Kami mengobrol sebentar, ya, aku merasa sebentar tapi ternyata waktu sudah menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit dan belum ada tanda-tanda hujan reda.

"Mau pulang bareng aja Deev?"

"Nggak deh Lang, kamu duluan aja. Lagipula tujuan kita juga beda arah kan?"

Tadi kami sudah saling bertanya alamat.

"Iya sih, ya udah aku pulang dulu ya."

"Iyaa."

Ketika suasana kantor sudah mulai sepi dan tinggal segelintir orang di sana. Suara yang familiar masuk ke dalam telingaku.

"Belum pulang?"

"Kalau sudah pulang nggak mungkin saya ada di sini."

"Ya ampun, bener juga ya. Ayo saya antar pulang."

"Nggak perlu Pak. Saya pesen ojek online aja."

"Tapi masih deras gini loh hujannya. Lagian, tempat tinggal kita juga searah kan? Kantor juga udah mulai sepi."

Aku berpikir beberapa menit dan akhirnya mau tak mau mengiyakan tawaran tersebut karena memang aku tidak bisa menjamin kapan hujan akan reda.

"Nah gitu dong. Saya nggak akan macam-macam kok."

"Berani macam-macam saya pukul Pak."

"Galaknya. Ayo sekalian ikut aja ke parkiran."

Aku berjalan di belakang pak Kenzie, menatap punggung tegapnya.

"Kok bisa sih suka sama aku?"

Tiba-tiba pak Kenzie berhenti, aku pun tersadar bahwa perkataan yang ada di dalam pikiranku itu terucap.

"Eh? Emm, ayo Pak kita pulang. Mobil bapak di mana ya? Biar saya yang bawa mobilnya."

Kami kembali berjalan dalam diam sampai ke tempat mobil pak Kenzie berada.

"Saya aja yang nyetir, kamu duduk aja."

Aku bingung harus duduk di mana. Akhirnya aku membuka pintu belakang.

"Kamu kira saya supir kamu? Duduk depan!"

"Iya Pak."

Aku pun menutup pintu belakang dan membuka pintu penumpang depan.

Saat sudah duduk, tiba-tiba pak Kenzie mendekat ke arahku. Aku yang kaget pun refleks menutup mata.

"Sabuk pengaman kamu belum dipakai."

"Oh iya. Saya bisa pakai sendiri kok Pak."

Pak Kenzie melajukan mobilnya. Aku merasa suasananya sangat canggung dan tidak enak.

Tiba-tiba bosku itu berkata,

"Saya suka sama kamu karena kamu orang pertama yang membuat saya merasa jadi manusia biasa. Bukan barang yang bisa ditransaksikan, ataupun mesin uang berjalan."

Kata-kata itu terus terngiang bahkan hingga aku sampai kost dan akan tidur.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Gelisah

    Semakin hari aku menjadi semakin gelisah. Tidak ada hari yang berlalu tanpa rasa was-was. Padahal niatku pulang ke sini untuk menjernihkan pikiranku.Aku menjalani aktivitasku seperti biasa di desaku ini. Hanya saja pikiranku yang selalu berkelana tak tahu arah. Telepon dan sms dari nomor asing masih selalu masuk ke handphoneku. Tapi sekarang aku sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Aku hanya selalu memblokir nomor-nomor itu. Meskipun nomor asing akan selalu masuk entah berapa banyak pun aku menghapus dan memblokirnya.Aku belum membuka kembali tokoku karena aku sendiri yang mengepak barangnya, dan karena aku tidak membawa satu barang pun dari barang daganganku, jadi aku belum bisa membuka kembali tokoku."Nak, jadi kamu mau tinggal di sini saja?" tanya ibuku tiba-tiba pada suatu siang."Emm, enggak sih Buk, nanti rencananya aku mau pindah rumah kok, aku udah beli juga rumahnya.""Oh ya? Di mana itu?" tanya ibuku kembali."Ya, nggak jauh dari rumah Ruby, temenku itu lho Buk," uc

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kedatangan

    Lama aku memikirkan apakah harus sekarang menghubunginya ataukah nanti. Aku sangat gelisah, kudengar dari informanku bahwa Adeeva sudah pergi meninggalkan suaminya dan sekarang sedang ada di rumah orang tuanya.Setelah menguatkan hati, aku pun berniat untuk menghubungi Adeeva. Ternyata dia tidak pernah mengganti nomor handphonenya. Seperti menunggu kalau-kalau suatu saat aku akan menghubungi lagi. Ya, meskipun ini hanya rasa percaya diriku, tapi aku akan menyemangati diri sendiri bahwa Adeeva tidak mengganti nomornya karena masih mengharapkan kabarku.Tentu saja nomorku sudah tidak sama sejak terakhir kali kami berhubungan. Karena seperti yang kalian tahu, bahwa selama ini aku membatasi komunikasi dengan semua orang. Bahkan tidak ada satu pun orang dari perusahaanku yang tahu nomor pribadiku. Aku selalu memberi mereka nomor khusus yang kupakai di kantor.Selama perpisahan dengan Adeeva, kupikir hidupku akan mudah. Aku berpikir bahwa tidak butuh waktu lama dan aku akan segera melupakan

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Nomor Asing

    Beberapa bulan telah berlalu sejak aku menyelidiki perselingkuhan suamiku. Dengan bukti-bukti yang sudah kudapatkan, sepertinya kami bisa berpisah secepatnya.Setelah pernikahan penuh kesedihan, mungkin ini adalah yang terbaik untuk kami. Aku bisa terlepas dari keluarga besar mas Gilang yang selalu menanyakan kapan kami akan memiliki anak. Jujur saja aku selalu tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Apakah mereka pikir ketika pasangan yang sudah menikah belum memiliki keturunan, semua adalah salah wanita? Apakah mereka pikir masalahnya selalu ada pada wanita? Mengapa jarang sekali yang berpikir bahwa laki-laki mungkin saja bisa bermasalah?Aku tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Hari ini aku memutuskan untuk mengemas barang-barangku untuk keluar dari rumah ini. Di saat aku sedang mengemasi barangku, terdengar suara keras mas Gilang.(kembali ke prolog)Setelah mengatakan semua hal, aku pun bersiap untuk keluar dari rumah."Oh ya, tunggu saja, sebentar lagi surat cerai akan datan

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Cepet Sembuh ya Ma!

    Entah mengapa, beberapa bulan terakhir ini aku merasa suamiku berubah. Tidak, dia tidak berubah total, dia masih baik, dia juga masih menyayangi Angel, namun sekarang dia jarang ada di rumah, dia juga jarang meluangkan waktunya untukku dan Angel.Pernah suatu waktu, ketika Adeeva datang ke rumahku, dia seperti ingin mengatakan satu hal."Kenapa sih Deev, cemas gitu, ada apa?" tanyaku padanya kala itu."Eh? Nggak papa kok By, emm, suami kamu di mana By?" tanyanya tiba-tiba."Entah, tadi sih pamitnya mau ketemu temen di daerah Y. Emang kenapa?""Eh? Oh, enggak, kayanya tadi aku ngeliat suami kamu sih, tapi ya nggak tau bener apa enggaknya, soalnya ya cuma liat sekilas banget," ucapnya dengan suara yang terdengar ragu."Oooh, liat di mana Deev?" tanyaku karena jujur saja aku penasaran."Aku liat suami kamu di jalan ke arah daerah X," jawab Adeeva."Oh gitu ya."Ini aneh, jelas-jelas tadi suamiku berkata akan menemui temannya di daerah Y, daerah X itu ada di jalan yang berkebalikan dengan

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Apakah Benar Dia?

    Hari ini aku memutuskan untuk libur dari pekerjaanku dan bermain ke rumah Ruby. Selain aku merindukan Angel, aku juga ingin memberitahu Ruby tentang suaminya.Aku memesan taksi dan segera mengatakan alamat rumah Ruby. Karena ini memang hari libur kantor, jadi Ruby ada di rumah."Hai Angel!""Aunty!" Angel berlari ke arahku dengan terburu-buru sampai akhirnya dia malah terjatuh."Hati-hati sayang, jangan lari-larian," ucapku sambil memapah Angel untuk berdiri."Udah dibilangin jangan suka lari-lari, masih aja lari-larian terus," ucap Ruby yang tiba-tiba muncul dari arah dapur."Hai By, gimana kabar?" tanyaku yang langsung memeluknya."Kabar baik Deev. Kamu sendiri baik kan?" tanyanya membalas pelukanku."Baik juga, alhamdulilah.""Ayo masuk. Maaf ya berantakan," ucap Ruby."Enggak kok, wajar berantakan, kan ada anak kecil," ucapku lalu berjalan masuk setelah Ruby mempersilakan."Mau minum apa?" tanya Ruby."Sirup ada nggak?" tanyaku."Ada dong, mau sirup rasa apa? Jeruk? Melon? Leci?"

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Pertemuan

    "Ken! Ada tamu nyari kamu tuh," ucap bang Mahendra masuk ke kamarku."Siapa Kak?" tanyaku."Ya nggak tau juga, turun sana, liat sendiri," ucap bang Mahendra.Aku pun turun dari kamar dan berjalan ke bawah."Oh ternyata kamu," ucapku karena ternyata yang datang adalah detektif pribadi kenalanku."Silakan masuk. Apa kamu sudah mendapatkan apa yang saya minta?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan."Baiklah, nanti akan saya transfer biayanya ya, boleh saya minta dokumen yang kamu bawa itu?" tanyaku sambil menunjuk tumpukan kertas-kertas yang dia bawa."Silakan," jawabnya sembari menyodorkan dokumen yang dia bawa."Apakah ada hal lain yang ingin kamu sampaikan?" tanyaku."Tidak Pak," jawabnya singkat."Baiklah, terima kasih, silakan kirimkan saja nanti tagihannya untuk saya," ucapku."Baik." Setelah itu dia langsung pamit untuk pulang. Aku pun segera membuka dokumen yang dibawakan oleh detektif tadi."Siapa dek?" tanya bang Mahendra membuatku langsung cepat-cepat membereskan dokumen yang

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kembali

    "Andrew, aku akan pulang ke negaraku besok," ucapku pada Andrew, sekretarisku.Andrew yang sedang memegang dokumen pun menjatuhkan dokumen-dokumen itu."Bercanda kan?" tanya Andrew padaku."Tentu saja tidak. Aku tidak bercanda, aku bahkan sudah memesan tiket untuk pulang besok. Tolong antarkan aku ke bandara besok pukul delapan pagi," ucapku."Lalu bagaimana pekerjaanmu di sini?!" teriak Andrew frustasi."Aku menyerahkannya padamu. Aku hanya sementara saja pulang, aku akan kembali lagi nanti, setelah aku menjemput calon istriku," ucapku tenang."Memangnya kau sudah punya calon istri?!" tanyanya kaget."Ya, sejujurnya sebelum datang ke sini, aku sedang dekat dengan seseorang. Namun karena keadaan, aku harus meninggalkannya daripada keluarganya diacak-acak oleh nenekku," jawabku."Sulit menjadi orang kaya ya," ucap Andrew."Kau juga kaya kan Drew?!" ucapku."Iya sih, tapi keluargaku membebaskan kami untuk melakukan apa saja," jawabnya."Ya ya, sudahlah, aku benar-benar akan pulang ya, pa

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Kumpul Keluarga

    Hari ini adalah hari di mana semua anggota keluarga mas Gilang berkumpul. Semacam melakukan arisan keluarga begitu. Ada banyak orang yang datang biasanya, kata mas Gilang."Udah siap Deev?!" seru mas Gilang dari bawah."Sebentar!" Aku yang masih belum menyelesaikan riasanku pun segera mempercepatnya."Ayo Deev! Telat nanti kita!"Setelah selesai, aku pun bergegas untuk turun."Ayo mas," ucapku pada mas Gilang yang sekarang sedang bertolak pinggang sambil menatapku marah. Entah sejak kapan mas Gilang jadi mudah marah padaku. Aku sendiri tidak tahu apa alasannya."Buruan! Lelet banget sih dandan doang," ucapnya ketus."Yah, dandan kan emang lama mas, kebanyakan perempuan sih gitu," jawabku."Nggak usah banyak omong lah, besok-besok kalau mau ada arisan keluarga gini, kamu siap-siapnya dari sebelum aku mandi, jangan setelah aku mandi baru siap-siap!""Iyaa," jawabku singkat.Kami pun segera masuk ke dalam mobil dan bergegas untuk pergi ke rumah salah satu bibi mas Gilang.Sesampainya di

  • Istri Rahasia (Akhirnya aku kembali padamu)   Siapa Wanita Ini?

    Tiga bulan berlalu semenjak aku dan mas Gilang menikah, sekarang jualan online-ku sudah mulai berjalan dan sudah memasuki bulan pertama semenjak pertama kali aku memutuskan untuk berjualan secara online. Masih aku sendiri yang bekerja karena aku belum berani merekrut pegawai. Saat ini aku baru saja selesai menyapu rumah dan akan melanjutkan untuk mengepel rumah."Akhirnya selesai juga," ucapku sambil mengusap keringat yang mengalir."Setrikanya kapan-kapan aja deh, sekarang mulai jualan aja kali ya, semangat diriku, ayo mulai promosi!" ucapku sambil mengepalkan tangan.Baru saja kuambil handphoneku, suara bel tiba-tiba berbunyi membuatku bertanya-tanya siapa yang datang di jam segini, karena memang waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi.Aku segera berjalan ke depan pintu dan melihat siapa tamu yang datang."Perempuan? Siapa ya? Aku belum pernah ketemu deh," ucapku bertanya-tanya saat melihat dari jendela ternyata ada seorang wanita yang memakai dress berwarna merah selutut.Lan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status