“Apa tidak ada pertanyaan yang ingin kau tanyakan, selain hal itu,” jawab wanita yang lainnya.“Maaf, aku tidak bermaksud berkata seperti itu,” ucap Aurora, menyesel karena sudah bertanya seperti itu.“Lebih baik kau harus keluar dari sini,” ucap wanita tersebut.Aurora memandang mereka semua, ia juga memandang wanita tersebut dengan tajam. Wanita itu bicara seolah-olah memberikan peringatan kepada Aurora untuk segera pergi.Ia masih tidak mengerti dengan apa yang diucapkan wanita tersebut, semua orang hanya diam saja dengan saling memandang. Mereka tidak ingin banyak bicara, atau memberikan informasi yang lainnya.“Kenapa? Apa ada hal yang lain yang tidak aku ketahui,” tanya Aurora penasaran.“Banyak hal yang tidak kau ketahui, jadi lebih baik kau pikirkan untuk pergi dari sini saja!” jawab wanita itu dengan ketus.Aurora hanya diam saat wanita itu bicara, ia tidak ingin mengambil risiko apapun lagi sekarang. Ia bahkan tidak tau di mana dia sekarang. Ruangan yang cukup besar, namun t
“Aurora!” teriak Alex, ketika laki-laki lempar pisau dan tepat mengenai tubuh Aurora.Dor! Dor!Dua tembakan mengenai tubuh laki-laki itu, Alex langsung mengambil tubuh istrinya yang hampir terjatuh ke tanah. Ia melihat banyak darah yang mengalir di pinggang Aurora.Para wnaita itu juga berteriak ketika Aurora terkena pisau tersebut, mereka terlihat khawatir kepada Aurora. Anak buah Alex mengurus semuanya sementara Alex membawa tubuh Aurora masuk ke dalam mobil. “Ayo cepat, kita kerumah sakit sekarang,” perintah Alex kepada supir tersebut.“Aurora kau harus bertahan, kau akan baik-baik saja,” ucap Alex, yang panik dan juga khawatir.Aurora tersenyum lebar, untuk pertama kalinya seseorang mengkhawatirkannya. Biasanya tidak ada bahkan tidak ada yang peduli tentang dia dan apa yang dia rasakan.Hari ini meskipun ia mati, Aurora tidak menyesal sama sekali. Papa yang seharusnya melindunginya bahkan tidak peduli padanya.‘Alex, aku sangat beruntung mendapatkanmu, kau orang yang selalu ada
“Aurora, terima kasih sudah bertahan, dan sudah mempercayaiku!” ucap Alex, di samping Aurora yang masih belum sadarkan diri.“Cepat pulih, agar kita bisa segera pulang ke rumah,” ungkap Alex.Alex masih tetap menunggu Aurora di rumah sakit tersebut, ia berharap Aurora akan segera pulih dan mereka akan segera pulang ke rumah.Sementara para bodyguard mereka menunggu di rumah sakit, mereka juga masih membantu para wanita yang ikut di culik tersebut.“Terima kasih sudah menjaga kami,” ucap wanita itu kepada para bodyguard tersebut.“Tolong sampaikan kepada Nona muda, bahwa kami menggucapkan terima kasih padanya,” ucap wanita itu, kepada mereka.Mereka semua pergi dari rumah sakit bersama dengan keluarga mereka, semua para bodyguard pergi ke ruangan yang mana Aurora dirawat. Alex masih setia menunggu istrinya tersebut, ia tidak ingin sesuatu terjadi lagi kepada istrinya. Meskipun mereka semua berhasil memenjarakan semua laki-laki brengsek itu.Namun, tetap saja masih ada bos besar mereka
‘Kenapa kau masih berdiri di sini, lihatlah Papa yang sama sekali tidak peduli padaku,’ batin aurora, lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.“Kasian sekali wanita bodoh itu, dia tidak akan pernah bisa mendapatkan kedudukan lagi di hati Papa,” ucap Gabriell.Aurora melangkahkan kakinya dengan perlahan-lahan masuk kedalam rumah yang sudah beberapa hari ia tinggalkan. Dan di sana rumah tersebut masih sama dengan suasana beberapa hari yang lalu.Rumah yang penuh dengan kebecian, rumah yang selalu memandangnya lemah, tidak berguna. Butiran mutiara bening mengalir di pipi cantiknya Aurora, butiran tersebut tidak bisa dihentikan lagi.‘Kenapa semua orang sang membenciku, aku juga bagian dari keluarga ini. Aku putri kandung Papa, kenapa aku seperti orang asing di rumah ini,’ batin Aurora, yang menagis tiak bisa ia pendam lagi.‘M-mama aku sangat merindukanmu, aku ingin bertemu dengan M-mama. Hiks… hiks…’ Aurora menangis di kamarnya, tanpa ada yang peduli padanya.Alano memberikan mobi
‘Dasar sialan!’“Dasar berengsek semuanya!” Ucap Aurora yang pergi darii ruang makan, ia pergi menuju ke dalam kamrnya kembali. Ia tidak ingin berdebat ataupun merusak suasana hati semua orang yang ada di sana.Karena tidak ingin berdebat dengan siapapun, dan juga untuk memulihkan lukanya Aurora hanya duduk santai di dalam kamar. Lalu Ia pergi keruang rahasianya yang sudah lama tidak ia kunjungi.Klek!“Sudah lama sekali aku tidak masuk keruangan ini?”“Disini semuanya tidak ada kemunafikan,” ucap Aurora, berbaring di tempat tidur di ruangan tersebut.Ruang rahasia Aurora penuh dengan berkas-berkas, dan juga informasi yang sudah ia simpan selama ini. Semua itu ia kumpulkan dan juga ia jaga, karena suatu saat nanti akan berguna untuknya.“Aku tidak akan membiarkan siapapun menghalagiku?! Aku tidak peduli siapa dia! Yang aku mau adalah mereka harus merasakan apa yang sudah aku rasakan,” ucap Aurora.“Jika aku harus melawan Papa, maka akan aku lakukan! Mereka juga tidak pernah menyukai
“Mampus loh Aurora! Aku tidak akan membiarkan Nenek memujimu! Apalagi menyayangimu!” ucap Gabriel dengan suara yang pelan.‘Inilah saatnya aku mencuci otak wanita tua ini! Dan untuk papa biarkan mama yang melakukannya!’Gabriel berusaha mengambil hati sang Nenek, ia mendekatkan kursinya kepada wanita tua itu. Lalu memijat tangan agar terlihat perhatiannya.Melihat perhatian dari Gabriel sang nenek lagi-lagi sangat bahagia, karena sudah lama sekali tidak ada orang yang melakukannya.“Biasanya mama Aurora yang melakukannya, bukan begitu Nek,” ucap Aurora, memotong cerita wanita tua itu.Nenek hanya tersenyum menandakan bahwa ucapan Gabriel tersebut benar, ia tidak bisa berkata-kata lagi untuk mengungkapkan kebahagiaannya hari ini.Setelah selesai memijat sang nenek, Gabriel berpamitan untuk kembali kekamarnya agar bisa istirahat dengan baik. Namun, ia tidak beristirahat dan pergi kekamarnya melainkan membuat sesuatu hal yang mengejutkan semua orang.“Hari ini aku ingin membuat Aurora di
“Tidak! Bukan aku! Aku tidak mencuriya!” ucap Aurora, masih tidak percaya kenapa kalung itu ada didalam lemari kerjanya.“Paa… Alex… Nenek… Aurora tidak mencurinya!” ucap Aurora sekali lagi.Semua orang hanya diam, apalagi Alex ia masih tidak percaya jika Aurora yang mencurinya. Padahal Aurora tidak terlihat seperti wanita yang akan haus kekuasaan.Alano juga masih tidak percaya, ia hanya menghela nafas panjang, ia akan memberikan hukuman kepada Aurora sesuai dengan peraturan Hukum di keluarga Zucca.“Kau akan di hukum Aurora! Kau putri sulung keluarga Zucca tetapi kau masih berani mencuri, apalagi milik adikmu sendiri,” ungkap Alano.“Paa… percayalah Aurora tidak mencurinya! Alex… percayalah bukan aku….!” Ucap Aurora, dengan sendu.Alano hanya diam, ia tidak peduli apa yang di ucapkan oleh putri sulungnya. Ia pergi dari sana, lalu masuk ke dalam kamarnya dengan diikuti oleh langkah istrinya Victoroia di belakang.Alex juga bergitu, ia tidak tau harus berbuat apa sekarang. Ia hanya di
“Maafkan Papa Aurora! Papa sungguh minta maaf!” ungkap, dengan penyesalan.“Aku sungguh bukan Papa yang baik!” ucap dengan datar.Ada rasa khawatir dan juga penyesalan tentang apa yang sudah ia lakukan, meskipun dia berusaha untuk membenci Aurora. Namun, tetap saja hati kecilnya tidak menerima hal itu.Ia terus memikirkan putrinya tersebut, ia ingin sekali melihat keadaan wanita itu. Tetapi gengsinya melupakan semuanya.“Biarkan saja dia sekarang ini! Bukanlah ini semua salahnya bukan salah orang lain, jadi untuk apa aku menemuinya!” ucap Alano, lalu kembali lagi bekerja.“Masih ada Alex di sana, ia tidak mungkin jika hanya membiarkan Aurora sendirian! Anak itu juga pasti memiliki perasaan!” ucap Alano, yang masih terus memikirkan putri sulungnya.Alano melanjutkan pekerjaannya, ia tidak ingin semuanya terganggu karena Aurora. Victoria hanya diam melihat kelakuan suaminya, menurutnya hukuman untuk Aurora tersebut sudah lebih dari cukup.Ia hanya pura-pura tidak tau dengan apa yang di