Alexsandro Leonardo Romano seorang raja mafia yang kejam dan juga dingin. Suatu ketika ia di khianati oleh sang kekasih dan sepupunya sendiri, sehingga turun jabatan dan hampir mati. Pada saat itu ada wanita cantik dan bodoh yang menyelamatkan hidupnya. Aurora Violetta Zucca putri pertama keluarga Zucca yang bodoh, kehadirannya tidak pernah di anggap keluarganya sendiri. Sehingga suatu ketika Alex mengetahui siapa istrinya bodoh itu, dan pada saat itu juga seluruh keluarga istrinya mati terbunuh. Mereka berdua membalas dendam sehingga terjadi pertempuran yang sangat menegangkan, dan juga mengorbankan nyawa. Apa yang tidak di ketahui oleh Alex tentang istrinya? Siapa dalang di balik pembunuhan keluarga Aurora? Dan bagaimana balas dendam keduanya? *** Hello, Zainuna Readers! Find me on Ig : @zainuna_rich
Lihat lebih banyak“Kenapa aku disini?” tanya Alex setelah benar-benar terbangun.
“Ais, Sial!” Berusaha untuk mengingat apa yang sudah terjadi sebelumnya.
“Brengsek! Kenapa susah sekali!” berusaha untuk melepaskan ikatan tali di tangan dan kakinya.
Suara ketukan antara sepatu dan juga lantai terdengar mendekati, Alex yang masih fokus untuk membuka ikatan tersebut tiba-tiba terahlikan. Ia penasaran siapa melakukan semua ini padanya.
Sungguh Alex sangat kecewa. Ketika, melihat wanita yang ada di antara mereka adalah orang yang sangat ia cintai. Tidak, hanya itu. Di sana juga ada orang-orang yang sangat Alex percayai, melihat itu semua ia masih tidak percaya dan berusaha untuk tidak berpikir negatif.
“Kau sudah terbangun rupanya,” ucap Florenza, kekasih Alex berjalan mendekatinya.
“Apa yang telah kalian lakukan? Tolong lepaskan aku sayang?” ucap Alex, dengan menatap Florenza penuh harap.
“Untuk apa? Aku yang menculikmu dan sekarang kau ingin aku melepaskan mu?” tutur wanita tersebut.
“Apa maksudmu?” tanya Alex, menatap tajam wanita tersebut.
Alex, masih tidak mengerti dengan ucapan sang kekasih. Wanita itu tidak menjawab, ia hanya berdiri mendekati laki-laki yang sudah bersamanya, dan memeluknya di depan Alex yang masih terikat tersebut.
Melihat hal itu Alex sangat marah dan juga kecewa, ternyata selama ini ia hanya dimanfaatkan. Oleh orang-orang yang sangat ia percayai, lalu sekarang mereka semua berkhianat.
“Sekarang kau sudah tau apa maksudku? Tidak perlu aku jelaskan lagi,” ucap wanita tersebut dengan santai dan tersenyum memandang Alex.
“Maafkan kami Tuan muda, tapi hanya ini yang bisa kami lakukan untukmu!” ucap Genaro, dengan nada yang sedikit mengejek.
“Hahahahahahaha,” tertawa bersama.
Mereka menertawakan Alex, sementara ia masih terus berusaha untuk melepaskan ikatan tali di tangannya. Alex sangat marah, dan ingin sekali membunuh orang-orang yang ada di dalam ruangan tersebut.
“Maafkan kami Tuan muda, untuk mengambil semua harta milikmu kami harus menyingkirkanmu,” jelas Genaro, kepada Alex. Salah satu orang kepercayaannya.
Setelah berusaha melepaskan ikatan tersebut, Alex pun berusaha untuk menojok Genaro. Salah satu orang kepercayaannya dan juga selingkuhan sang kekasih.
Dor!
Sebelum berhasil menonjok Genaro, salah satu anak buah Genaro melayangkan satu tembakan. tepat mengenai tangan Alex. Tangan itu yang ia gunakan untuk menonjoknya sehingga Alex tidak bisa melakukannya.
Setelah itu, anak buah Genaro yang lain menahan tubuh Alex, dan darah dari luka tembak tersebut mulai mengalir di tangannya. Sehingga, baju putih yang ia gunakan berubah menjadi merah, Alex menutup luka tembak tersebut dengan tangannya yang lain.
“Lihatlah,Tuan muda ingin menonjokku dengan tangannya yang sangat berharga ini. Tapi sayang sekarang terluka!” ucap Genaro, dengan nada mengejek.
“Brengsek! Lepaskan aku!” teriak Alex kepada sepupunya tersebut.
Genaro tidak peduli dengan apa yang di ucapkan oleh Alex, ia juga mengambil pisau dan sebuah kertas yang sudah ada di pojok ruangan tersebut yang sebelumnya sudah mereka siapkan. Setelah itu Genaro berjalan mendekatinya dengan membawa pisau yang terlihat sangat tajam tersebut.
Melihat itu, membuat Alex takut meskipun ia sering membunuh orang lain tetapi tetap saja ia takut hal itu akan terjadi padanya.
“Lihat apa yang aku bawakan untukmu? Bukan hanya pisau tetapi ada juga sebuah kertas yang berisi tentang wasiat mengenai warisan seluruh Grup Romano,” ucap Genaro.
“Dan ini sah karena sudah kau tanda tangani, aku sangat pintar bukan? Lalu sekarang kami hanya tinggal mewujudkan apa yang ada di dalam surat tersebut!” ungkap Genaro tanpa tahu malu.
Genaro mendekati Alex, dan menatap dengan tajam. Ia melihat wajah Alex dari ujung ke ujung dan membisikan sesuatu di telinganya, lalu ia melakukan rencana mereka selanjutnya.
Jleb!
Satu tusukan mengenai perut Alex, darah segar dari tusukan tersebut mengalir. Alex menahan pisau yang masih tertancap di perutnya. Yang belum dilepaskan Genaro, karena ia ingin menusuk lebih dalam lagi.
Melihat perlawanan dari Alex cukup kuat, Genaro menarik pisau tersebut dari perut Alex. Sehingga, membuat ia terjatuh ke lantai dan tangannya yang terluka akibat memegang pisau tersebut.
“Awww! Argh!” rintih Alex menahan sakit.
“Gimana rasanya Tuan muda? sungguh sangat nikmat bukan?” tanya Genaro.
Jleb!
Genaro kembali menusuk bagian dada Alex, sehingga membuat dia benar-benar sangat tidak berdaya. Alex terbaring di lantai membuat darahnya yang masih segar itu mengalir dari luka tusuk di tubuhnya, sehingga membuat mereka sangat puas.
“Aku akan membunuh kalian semua!“ ucapnya sebelum tak sadarkan diri.
“Apa yang akan kita lakukan dengan tubuh yang tidak berguna ini,” tanya Florenza kepada Genaro setelah melihat Alex tidak sadarkan diri.
Genaro masih berpikir apa yang akan mereka lakukan untuk tubuh Alex tersebut, setelah beberapa menit berpikir akhirnya Genaro memiliki ide.
“Kita buang! Ayo angkat masukan ke dalam mobil,” perintah Genaro kepada anak buahnya.
Mereka pergi membawa tubuh Alex, Genaro dan Florenza sangat senang karena mereka berdua berhasil mengambil ahli dan posisi Alex sekarang.
Setelah beberapa menit berjalan, mereka membuang tubuh Alex di gang gelap dan memberitakan kematian Alex sebagai tuan muda Grup Romano dan juga mengambil posisi organisasi raja mafia dan pemimpin Grup Romano.
Mereka berdua pulang ke rumah Alex, lalu menikmati seluruh harta kekayaan dan juga mengambil ahli apa yang sudah menjadi milik Alex selama memimpin.
“Sekarang kita benar-benar memilikinya,” ucap Florenza yang merasa lega karena semua sudah berhasil.
“Kita hanya perlu meyakinkan investor untuk menyetujui bahwa pemimpin Grup Romano sudah berubah,” ungkap Genaro yang masih khawatir.
Hujan turun sangat deras sehingga membuat Alex tersadar dari pingsannya, dan ternyata ia sudah berada di dalam gang gelap. Dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki Alex berusaha untuk berdiri, dan menahan sakit dari luka tusuk tersebut yang terus mengeluarkan darah.
“Aku harus keluar dari neraka ini!” ucapnya yang masih terus berusaha.
“Kalian semua memang tidak tau terima kasih! Aku tidak pernah menyakiti kalian tapi kenapa orang-orang yang aku percaya terus menyakitiku!” keluh Alex pada dirinya sendiri.
Alex terus mencari jalan untuk keluar dari gang gelap tersebut, setelah keliling akhirnya ia menemukan jalan untuk keluar. Bekal sisa tenaga yang ia punya dan juga hujan turun yang sangat deras. Alex terus mencari tempat untuk berlindung agar tidak tertangkap oleh anak buahnya Genaro.
Ia berjalan tanpa tujuan sampai ia berada di sebuah gang yang sama sekali sangat familiar baginya, ia sudah kehabisan tenaganya dan terjatuh ke tanah. Hujan deras terus membasahi tubuhnya yang sangat tampan, dan juga kekar tersebut.
“Kenapa aku harus mengalami ini,” ucapnya dengan menatap langit.
“Apa aku pantas mendapatkan ini semua,” memikirkan apa yang sudah ia lakukan selama ini.
"Dasar anak tidak tau diri! Beraninya kau membentak ku, setelah apa yang sudah kau lakukan kepada kita semua?” ucap Allano dengan lantang dan keras.“Maksud Papa?” tanya Aurora yang masih tidak mengerti.Terlihat wajah kesal Allano kepada putrinya itu, ia sungguh sudah muak melihat wanita tersebut. Aurora pura-pura atau hanya memang tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan Allano.Tanpa basa basi lagi, Allano menarik tangan wanita tersebut. Ia membawa wanita itu kelantai atas, lalu ia melempar wanita itu masuk kedalam ruangan yang rahasia. Dimana ruangan itu tidak pernah dibuka selama sepuluh tahun.“Papa… ruangan apa ini? Kenapa Papa membawa Aurora kedalam ini?” Aurora terus bertanya-tanya sang Papa, tetapi laki-laki itu menjawab apapun.“Kau akan menerima hukuman sesuai dengan peraturan keluarga Zucca!” ucapnya dengan tegas, tanpa melihat kearah wanita itu.“Papa….!”“Diam!”Allano melepar sebuah buku kearah putrinya tersebut, disana banyak aturan-aturan yang tertulis untuk keluarg
"Kenapa... k-kau peduli padaku!" tanya Aurora, ketika Genaro memeluk tubuhnya itu.“Kau… mengingatkan aku kepada seseorang di masa lalu! Sudahlah, tidak perlu bertanya lagi. Sekarang aku tidak akan mendengarkanmu!” ungkapnya.Setelah mendengar ucapan dari laki-laki tersebut, Aurora menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan hangat itu. Ia merasa lebih baik, karena ada orang lain yang peduli padanya.Di sisi lain, Gabriel mengambil beberapa foto pelukan dan bersamaan yang terlihat romantis itu. Ia akan menggunakan itu sebagai alat untuk membuat Aurora dan juga Alex berpisah, dan tidak akan bersama untuk selamanya.“Foto ini akan berguna untukku, sebentar lagi kau akan benar-benar sendirian Aurora! Tunggu saja!” ungkapnya, penuh dengan senyuman licik.“Apa kau sudah selesai melakukannya, jika ia ayo kita pulang sekarang?” ucap Victoria kepada putrinya itu.Mereka berdua pergi dari makam tersebut, sehingga hanya tersisa mereka berdua. Aurora sungguh sangat sedih, ia tidak tau apa yang akan
“Kehilangan seseorang yang sangat disayangi, sungguh sangat sakit Dok! Hiks… hiks…!” ucap Aurora kepada Dokter tersebut, dengan menangis sesegukan.“Nona… jangan bersedih, setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada Tuhan-Nya!” mencoba untuk menenagkan Aurora.Dalam runagan tersebut sungguh sepi. Sehingga suara tangisan Aurora terdengar dengan jelas. Ia mencoba untuk menenangkan dirinya. Tetapi, tetap saja tidak berhasil.Dokter tersebut masih menemani wanita malang itu, ia menghapus air mata wanita itu yang terus mengalir. Ia sungguh prihatin melihat Aurora. “Nona, apakah saya perlu memanggil keluarga anda?” tanya dokter tersebut. “Mungkin mereka bisa menjaga dan menghibur anda,” ucapnya.“Tidak perlu dok, saya tidak apa-apa. terima kasih Dok, sudah menenangkan hati saya,” ucap Aurora berterima kasih.Dokter tersebut pergi meninggalkan Aurora yang masih berdiam di dalam ruangan tersebut. Aurora menatap dirinya sendiri, yang seperti orang gila.Begitu banyak hal sudah terjadi, har
“Cukup Gabriel! Jaga ucapan mu itu, jangan sampai tangan ku ini menampar mu lagi,” teriak Aurora, ia sangat marah dengan perkataan Gabriell.“Apa! kau mau mengancamku! Aku tidak pernah takut padamu Aurora! Bagiku kau hanyalah seekor semut yang tidak berguna!” jawab Gabriell.“Sudah cukup!”Allano benar-benar sakit kepala melihat kedua putrinya itu terus bertengkar, tidak ada satupun dari mereka yang ingin mengalah. Bahkan pada situasi seperti sekarang juga mereka maasih terus berdebat.Alex hanya diam saja, ia tidak ingin ikut campur urusan keduanya. Meskipun ia masih suaminya Aurora, tetapi setiap orang memiliki privasi dan juga kehidupan yang tidak semua orang tau.“Apa kalian berdua tidak malu hah! Lihatlah siapa wanita yang terbaring itu… dia ibuku… dan juga nenek kalian…,” ucap Allano.“Sekarang terserah kalian berdua saja! Aku akan kerumah sakit,” pergi meninggalkan semua orang yang ada di sana.Alex mengikutii sang Papa mertua untuk pergi kerumah s
"Nenek… apa yang harus Aurora lakukan? Bagaimana… Aurora menjelaskan semuanya! Hiks!""Aurora akan membawa nenek pulang! Kita pulang ya Nek!" Ucap Aurora, berusaha menggendong wanita yang sudah tidak bernyawa itu.Wanita muda itu frustasi, ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia sudah kehilamgan orang yang sangat ia sayang. Begitu cepat waktu berlalu.Aurora mengambil telponya lalu menelpon nomor seseorang. Ia, orang itu adalah suaminya sendiri, Alex."Pa… Aurora memberitahu ku… k-kalau nenek meninggal!" Ucap Alex dengan hati-hati, ia takut Allano kaget."Apa yang kau katakan Alex, becanda mu tidak lucu, menantu!" Jawab Allano, dengan raut wajah tersenyum tidak mempercayai perkataan sang menantu.Alex terdiam tidak bicara apa-apa lagi. Ia masih membeku di samping Allano yang sibuk dengan pekerjaannya. Sesaat kemudian, Alano sadar mungkin apa yang di katakan menantunya itu bener. Ia berdiri sejajar dengan Alex, lalu menatap laki-laki itu."Apa yang kau katakan itu bener Alex? Kau tidak.
"Kita tidak bisa melawan mereka semua? Wanita itu meminta bantuan dari luar! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanua salah satu pelayan tersebut, mereka sangat panik dan juga gelisah."Tidak ada pilihan lagi! Ayo kita lawan mereka semuanya!""Iya... kita hanya bisa melawan sekarang! Jika kita gugur itu lebih baik... daripada kita pergi!" Ucap sang nenek, kepada para pelayan-nya tersebut.Mereka pergi keluar dari kamar itu, Nenek mengambil pistol yang selalu tersedia di setiap kamar. Ia mengisi peluruh, lalu menembakan kearah musuh-musuhnya itu.Dor! Dor! Dor!Suara genjatan tersebut mengelilingi Villa itu, seoalah-olah sebuah pertunjukan. Semua para bodyguard di rumah hanya tersisa sedikit begitu juga para pelayan."Hallo... wanita tua bangka!" Sapa Flo, ketika mereka slaing berhadapan dengan menodongkan senjata."Dasar wanita Iblis... kau akan di hukum dengan apa yang sudah kau perbuat!" Ucap sang nenek.Dor! Dor!Mendengar ucapan hukum, Flo sangat marah. Ia melayangkan 2 tembak
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen