Share

Terbawa Perasaan

Sekarang kehidupan Namira sudah membaik, menempati rumah yang nyaman, makan-makanan bergizi dan tidak perlu memikirkan biaya berobat ayah.

Namira hanya harus berusaha dan fokus menyembuhkan diri sendiri.

Tapi justru itu yang sulit karena Doni, Rivan dan Surya sering menyelinap dalam mimpinya memutar memori tentang kengerian malam naas tersebut membuat Namira menjerit panik lalu terbangun dengan tubuh banjir keringat serta napas tersengal.

Tok …

Tok …

“Bu … saya masuk ya!” Suara Indra di luar sana terdengar panik.

“Bu Mira … ini Bi Sum, Ibu enggak apa-apa?”

Ternyata bukan hanya perawat ayah Altezza saja,Bi Sum yang kamarnya di bagian belakang rumah juga bisa mendengar jeritannya.

Namira turun dari atas ranjang untuk membuka pintu.

Ceklek.

“Saya hanya mimpi, Bi … saya enggak apa-apa,” kata Namira dengan ekspresi menyesal karena telah mengganggu tidur mereka.

“Apa perlu saya telepon Bapak, Bu?” Indra memberi ide, dia heran kenapa tuan rumahnya jarang sekali pulang.

Indra jadi berpikir k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status