Share

25. Jadilah Imamku

Pria itu menatapnya intens dengan kaki panjang yang menjulur ke lantai. Lalu menarik napas panjang sebelum menghampiri Raihanah.

“Kita ke laundry dulu.”

“Iya.” Raihanah membiarkan Fathul masuk ke kamar pria itu, memberikan dirinya waktu untuk bernapas dengan benar.

Lima menit kemudian Fathul keluar dengan menenteng satu kantongan hitam berisi pakaian. Berjalan lebih dulu, tapi langkahnya lebih lambat dari biasanya.

Fathul menaruh kantongan hitam itu di kursi belakang, yang bisa Raihanah lirik lewat kaca spion tengah. Saat mobil melaju pelan membelah Jakarta yang langitnya mulai menguning, Raihanah tak sengaja melirik cincin yang tersemat di jari Fathul.

Tak sekali pun benda itu meninggalkan jari Fathul. Mungkin karena tak punya waktu melepasnya atau Fathul memang tak memperhatikan keberadaan cincin itu atau justru ada alasan yang lain.

“Kenapa?” Sepertinya pria itu tahu arah pandangan Raihanah.

“Antum tidak melepas cincinnya.”

Fathul mengangkat tangan kanannya. “Buat apa?”

‘Kare
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status