Share

Ke Salon

POV Marni

Di rumah mertua, tentu sangat berbeda dengan di rumah kita sendiri. Apalagi ibu, dia adalah orang yang sangat disiplin soal kebersihan, satu jam dengannya yang disertai omelan, berasa setahun bagiku.

Sudah tiga hari aku di sini, dan selama tiga hari berturut-turut pula tukang pijat datang. Katanya pagi ini adalah pagi terkahir aku dipijat.

"Mar, jangan kebanyakan di tempat tidur, kamu perlu berlatih berjalan agar otot kaki kamu tidak kaku."

Tiba-tiba ibu muncul. Dia menyibak gorden sehingga cahaya masuk ke dalam kamar.

"Setelah bangun tidur, jendela harus dibuka, agar udara baru masuk ke dalam kamar," tambah ibu lagi.

"Baik, Bu," sahutku.

"Jalannya nggak usah jauh-jauh, mumpung matahari belum tinggi, berjalan saja di sekitar rumah, sekalian berjumpa dengan tetangga lain," kata ibu lagi, setelah itu berlalu ke arah dapur.

Aku bangkit, memijakkan kaki kiri yang masih ngilu. Sejak di rumah ibu, tak sekali pun kubuka jilbab karena malu dengan rambutku yang baru tumbuh.

Ayah seda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status