Share

Saat Kita Bersama

Jika waktu itu laki-laki paruh baya itu datang dengan masih memperlihatkan taringnya yang tajam, sekarang yang ada di depan mereka adalah laki-laki menyedihkan yang sedang putus asa.

Bahkan harga diri yang beberapa waktu lalu dia agung-agungkan seolah hilang tak berbekas lagi, rasa cintanya sudah menggerus kesombongan yang selama ini telah menemani hidupnya.

“Berdirilah apa yang kamu lakukan.”

“Aku tidak akan berdiri sebelum kalian memenuhi permintaanku.”

Dua orang itu langsung tersenyum sinis bahkan dalam kondisi yang tak berdaya sekalipun laki-laki itu tetap pemaksa dan tidak mengenal kata tidak. Luar biasa bukan seolah dia masih punya nilai tawar saja.

“Aku tidak tahu apa permintaanmu, lagi pula bukankah kamu sudah berjanji tidak akan menganggu keluargaku lagi.”

“Aku minta maaf, tapi kali ini keadaannya sangat mendesak.”

“Aku mendengarkan, meski akan lebih beradab jika kamu duduk dengan tenang di kursi itu, ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status