Mendengar itu kedua mata Gio melotot sempurna. “A-apa anak buah kalian mengikuti kita sampai ke hotel ini?”“Tentu saja! Ayah selalu mengawasiku. Mereka pasti melihat kita saat masuk kemari. Arggh, sial!”Gio pun memeluknya erat untuk memenangkan wanita itu.“Sudahlah, tidak apa-apa. Kita harus patuh pada ayahmu!”Dia juga takut pada Damar kalau sampai mengamuk, apalagi status mereka memang belum resmi. Ancaman pria itu tidak mungkin main-main karena Nora adalah putri satu-satunya.Mereka pun akhirnya hanya ngobrol santai dan tidur bersama tanpa melakukan apapun lagi.Flashback end,Kembali keadaan sekarang. Gio membelai rambut Nora dengan sayang. Nora mencebikkan bibirnya. “Dasar orang tua kolot! Memangnya dia tahu dari mana nanti aku sudah tidur denganmu atau belum? Ayah tidak mungkin memeriksa tubuhku ‘kan?”Gio pun tertawa geli. “Dia bisa tahu hal itu saat kamu pulang dan melihat caramu berjalan nanti,” jelasnya singkat dengan sabar.Nora berbalik menatap dengan wajah yang penasa
Gio membawa Nora ke hotel tempatnya menginap sementara. Saat di dalam kamar, keduanya saling menyatukan bibir dengan cepat. Kembali menuntaskan hasrat yang tidak terbendung lagi.Sambil memeluk tubuh Nora dengan erat, pria itu membawanya ke dalam kamar utama, mendorong wanita itu ke arah ranjang. Jasnya sudah tergeletak di lantai bahkan Nora entah sejak kapan sepatunya terlepas.Gio melepaskan pelukannya dan memperbaiki rambut Nora yang sedikit berantakan dan meletakkan di belakang telinganya.“Apa kamu yakin?” tanya pria itu dengan wajah bersalah.Nora mengangguk pelan. “Iya dong! Kamu tidak akan kabur dan membohongiku ‘kan?” Gio terkekeh geli.“Tentu saja tidak. Aku tidak akan berani, takutnya malah dibunuh oleh Tuan Damar,” ucapnya dengan suara berat yang tertahan.Nora juga ikut tertawa mendengar pria itu menyebut nama ayahnya.“Ya sudah, anggap saja ini malam pertama kita. Mau menunggu sampai menikah, itu lama sekal
Gio merasa sangat senang meskipun masih tidak percaya wanita galak sepertinya mau melakukan hal itu. Tanpa ragu lagi tangannya merangkul pinggang Nora dan tidak ada penolakan kali ini. Kalau orang lain melihat mereka sekilas pasti tidak akan menyangka kalau ternyata belum pasangan resmi. Keduanya sangat serasi!Saat karyawan yang membawa mereka tiba di ruangan VIP, hanya ada satu meja dan itu khusus untuk pasangan itu.“Mereka menyiapkan semua untukku. Jangan terlalu percaya diri, kamu kan tahu aku ini siapa!” ucapnya tiba-tiba sengaja menjelaskan supaya pria itu tidak besar kepala.Gio tidak banyak bicara lalu menarik kursi dan mempersilahkan Nora duduk lebih dulu.Nora langsung menatapnya lekat, tidak sabar untuk membuka obrolan di antara mereka.“Kenapa kamu tidak mengajakku bicara duluan saat berada di sini kemarin? Harus banget kamu menelponku dari sana!” ujarnya sedikit ketus.Gio kaget tidak menyangka Nora akan mengatakan ini di pertemuan mereka setelah semua yang terjadi. Dia
Nora pun kaget sampai menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Dia pun berdehem sebentar lalu kembali bersikap biasa saja.[“Ada apa? Apa Nona Kayla baik-baik saja?” tanya wanita itu basa-basi.]Gio jadi bingung sendiri dibuatnya karena dia menghubunginya dengan alasan perasaan pribadinya, tapi sepertinya Nora masih menjaga jarak dengannya.Pria itu menjawab, “Nona Kayla baik-baik saja. Aku … ada hal yang ingin aku bicarakan padamu,” ungkapnya jujur.[“Soal apa?” ucap Nora cepat.]Gio tersenyum tipis mendengar responnya itu.Aku ingin mengajakmu untuk dinner besok. Kalau boleh?” pintanya penuh harap.Lagi-lagi Nora pun tidak menyangka dengan ucapan pria itu. ‘Dia serius ‘kan?’ Karena yakin pria itu tidak mungkin berani main-main dengannya. [“Bukankah ini sudah malam? Lagipula kamu itu jauh dari sini,” sanggahnya langsung.]Gio tahu kalau Nora pasti akan mengatakan hal itu.“Aku tahu, Nona. Besok pagi aku pergi ke sana. Kamu mau ‘kan menemuiku?” pintanya sekali lagi.Mendengar penje
Gio bahkan tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Kayla barusan. Melihat pria itu sedang bengong, Kayla pun melempar pulpen dan tepat mengenai dada asisten suaminya itu. “Eh! Iya, Tuan. Ada apa?” ucapnya cepat. Kayla pun tertawa kencang karena melihat Gio yang gelagapan seperti itu.“Hei! Suamiku membayarmu untuk bekerja, bukannya melamun ya!” ketus wanita itu langsung. Gio pun melihat ke sekeliling ruangan lalu tersadar kalau saat ini hanya ada Kayla di sana.“Ma-maaf, Nyonya!” ujarnya dengan tersenyum kikuk.“Sepertinya dia memang merindukan kakakku,” ucap Kayla kembali tertawa lagi dengan sangat puas. Gio pun menggaruk tengkuknya tidak gatal. “Maaf, Nyonya. Aku tidak seperti itu,” jawabnya tidak mau mengaku, tapi wajahnya justru sebaliknya karena sudah memerah sekarang. Kayla pun tertawa lagi dan memberikan senyuman mengejek pada pria itu. “Kak Gio pergi saja ke sana sebentar la
Gio pun mendadak merasa gugup lalu menelan ludahnya kasar dengan wajah bersalah. “Ti-tidak sampai seperti itu, Nyonya. Aku hanya menciumnya saja, tidak lebih!” jelasnya dengan buru-buru. “Itu juga karena pengaruh minuman itu,” sambungnya lagi. Kayla sudah menatapnya dengan wajah masam dan juga sudut bibir atasnya naik dua senti mendengar penjelasan pria itu. “Tetap saja kamu menikmatinya ‘kan? Dasar pria kesepian!” ledeknya dengan sadar. Leon sampai melongo karena tidak percaya Kayla begitu saja mengeluarkan kata-kata tidak berperasaan. Meskipun tahu kalau sebenarnya tidak bermaksud seperti itu. Semua karena Kayla kesal Gio meladeni rencana gila gadis itu. “Honey!” tegur suaminya langsung.“Kenapa? Itu semua benar ‘kan? Semua pria itu semua sama, disentuh wanita sedikit saja kalian langsung hilang kendali!” ucapnya dengan ketus, kali ini bahkan melipat kedua tangan di depan dada dan sedikit memiringkan tubuhnya karena tidak mau mendengarkan ucapan pembelaan Leon nanti.Melihat ti