Share

Mata dan Telinga Ketiga

“Perusahaan tambang?” ulang Laila seraya menautkan alis. “Kenapa harus ke sana?” tanya wanita dengan midi dress lengan pendek tersebut. 

“Karena aku tertarik. Itu saja,” jawab Pramoedya simpel. “Aku sudah beberapa kali mengajukan proposal kerja sama. Namun, entah mengapa Pak Widura selalu menolak dengan berbagai alasan. Kurasa, dia memang tidak menyukaiku. Karena itulah, orang kepercayaan ayahmu tersebut tak menghendaki jika aku bergabung di sana,” terang pria tampan, yang hari itu mengenakan T-Shirt lengan panjang berwarna merah hati. 

“Kenapa kamu berpikir bahwa Pak Widura tidak menyukaimu?” Laila memasang raut penasaran yang terlihat sangat polos. Dia seperti telah lupa, dengan rasa kesalnya terhadap Pramoedya. 

Pramoedya mengembuskan napa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status