Alexa, perempuan berusia 39 tahun yang mulai memberontak dengan segala kearogansian suami dan ibu mertuanya karena merasa puterinya akan dijadikan perempuan sepertinya melalui perjodohan yang dulu ia alami. Tak ingin sang puteri mengalami hidup sepertinya, Alexa berubah menjadi perempuan pembangkang, terutama bagi Alexander sang suami. Mampukah Alexa menyelamatkan puterinya dari perjodohan politik itu? Mampukah wanita itu membuat sang suami tak lagi membencinya karena pengakuannya tentang status sang puteri?
View More"Lex, sepertinya kau bisa memperkenalkan Laura pada keluarga Tompson di pesta kebun besok malam. Mereka mempunyai putera yang seumuran dengan Laura, mungkin hanya berbeda beberapa tahun. Keluarga itu cukup berpengaruh di kota ini."
Seorang perempuan tua dengan garis rahang tegas tengah berbincang dengan puteranya di meja makan. Jemima Clark tampak antusias mencari dukungan untuk sang putera menuju kursi kepemimpinan tertinggi di kota ini. Keturunan keluarga Morgans memang sudah tak asing dengan dunia politik. Philips Morgans, mertua Jemima Clark adalah mantan Gubernur di kota itu."Kau ingin aku menjodohkan Laura dengan putera keluarga Tompson, Mom?" tanya Alex mempertegas ucapan ibunya."Ya. Keluarga Morgans dan keluarga Tompson, bukankah kita akan menjadi penguasa di kota ini jika bersatu? Itu akan membuatmu menjadi calon Gubernur yang paling kuat, Lex. Mereka pasti akan mendukung pencalonanmu."Prang..."Apa-apaan kau, Alexa? Memegang sendok saja kau tak becus!" sindir Jemima pada menantunya.Biasanya jika Jemima sudah memarahinya, Alexa akan langsung meminta maaf. Meskipun bukan kesalahannya namun Alexa lebih memilih untuk meminta maaf agar tak memperpanjang masalah. Namun kali ini mulutnya masih membisu, meski tatapan dingin dari manik biru suaminya sudah mulai mengarah pada wanita bermata coklat itu."Dasar perempuan bodoh! Latar belakang seseorang memang tak bisa begitu saja terhapus meski kau sudah 20 tahun berada di keluarga Morgans, Alexa."Jemima kembali memberi sindiran pedas pada menantunya. Wanita itu memang sejak awal tak pernah setuju dengan pernikahan puteranya dan Alexa. Ia hanya tak memiliki kekuatan untuk membantah perintah Philips Morgans yang menginginkan pernikahan itu."Jangan sentuh puteriku!" ucap dingin Alexa."Apa?"Jemima tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Selama menjadi menantu di keluarga Morgans, tak sekalipun Alexa berani menyela pembicaraannya dengan sang putera. Sejatinya Alexa hanya seorang menantu di atas kertas, kehadiran dan pendapatnya tak pernah diharapkan di mansion mewah keluarga Morgans."Kubilang jangan sentuh puteriku! Kalian tak memiliki hak atas hidup puteriku!""A-- Alex, lihatlah isteri sialanmu itu! Dia mulai berani berbicara di rumah ini. Oh.. kepalaku sakit sekali. Alexa kau membuat kepalaku sakit."Jemima cukup terkejut dengan pemberontakan menantunya. Seketika wanita tua itu menghentikan sarapannya dan meminta seorang pelayan membantunya ke kamar.Alexa tak peduli dengan tatapan tajam yang sejak tadi dilayangkan suaminya. Entah kekuatan darimana, kali ini wanita itu mampu menatap balik tatapan dingin yang biasa dilayangkan Alex saat pria itu marah padanya.Perempuan itu berdiri dari kursi dan meninggalkan meja makan menuju kamarnya. Dari belakang, Alex mengikuti isterinya yang berjalan setengah berlari."Apa maksudmu?"Pria itu menarik tangan sang isteri saat telah berada di dalam kamar. Ia bisa saja menarik tangan Alexa saat masih di luar kamar, namun pria itu tak ingin ada pelayan yang melihatnya berbuat kasar pada sang isteri, meski semua pelayan di mansion sudah tahu bagaimana hambarnya hubungan pasangan suami isteri itu saat di rumah."Kau tak mendengar kata-kataku tadi? Oke, aku ulangi. Jangan pernah menyentuh puteriku! Kau ataupun ibumu, jangan pernah menyentuh puteriku untuk kepentingan kalian!"Setelah 20 tahun bersama, akhirnya Alexa bisa menatap manik biru laut suaminya. Selama ini ia selalu memalingkan wajahnya saat mata mereka bertemu. Alexa tak ingin menatap pria yang selama ini hanya memberi luka di hidupnya."Hh.. hantu apa yang merasukimu hari ini. Bisa-bisanya kau menyebut mom dengan kata ibumu. Kau sudah berani melawanku rupanya."Alex mencengkram dagu isterinya dengan kasar. Pria itu memang tak pernah bersikap lembut pada Alexa, bahkan sejak mereka menikah."Jangan coba bermain-main denganku, Alexa. Kau tak punya hak berpendapat di rumah ini," sambungnya.Alexa menepis kasar tangan Alex dari wajahnya. Keberanian itu seketika muncul saat hidup puterinya mulai diusik. Selama ini ia tak pernah membantah ataupun melawan suami dan mertuanya, namun saat sang puteri terancam memiliki sejarah hidup sepertinya, Alexa mulai memberontak."Jika kau dan ibumu tak mengusik puteriku, aku akan tetap diam selamanya. Tapi aku tak akan tinggal diam saat kau dan ibumu berniat mendorong Laura ke dalam neraka yang selama ini kutinggali. Kau yang jangan pernah bermain-main denganku, Alex."Ucapan Alexa cukup membuat Alex tertohok. Hidup bagai di neraka mungkin tak bisa dikatakan berlebihan, karena selama 20 tahun pernikahan mereka, Alexa tak sekalipun mendapatkan kebahagiaan. Tak dicintai suaminya, tak dianggap mertuanya, serta perlakuan kasar dan kalimat-kalimat tajam dari mulut Jemima sudah cukup membuatnya seperti hidup di neraka. Alexa hanya seorang isteri di atas kertas. Mereka akan tampak mesra saat di depan publik, namun kembali seperti orang asing setelah kembali ke rumah."Apa kau lupa? Kau tak memiliki hak atas hidup Laura. Ingat.. dia bukan puterimu!"Rahang Alex seketika mengeras menahan amarah. Meski kenyataan itu telah ia ketahui sejak awal kehamilan isterinya, namun mendengar Alexa mengungkitnya kembali membuat harga diri pria itu terasa tercabik. Sejak Alexa mengaku bahwa Laura bukanlah puterinya, sejak itu pula Alex membenci wanita itu."Tapi kau juga jangan lupa selama 19 tahun aku rela memberikan nama belakang keluargaku pada anak haram itu, Jalang!" balas Alex.Kini berbalik, Alexa yang merasa tertohok dengan kata jalang dan anak haram yang dilayangkan suaminya untuk sang puteri. Baginya kata itu sangat tak pantas dikatakan oleh seorang calon pemimpin."Itu semua sudah kubayar, Tuan. 20 tahun hidup yang kudedikasikan untuk keluarga Morgans sudah lebih dari cukup untuk membayar satu label nama di belakang nama puteriku, meskipun sebenarnya akupun tak sudi Laura mendapat nama belakang keluargamu."Kalimat yang Alexa ucapkan penuh dengan penekanan dan emosional. Matanya memerah menatap tajam manik biru laut suaminya. Kali ini Alex kalah, benar-benar kalah. Nyalinya tiba-tiba menciut dan tak ada lagi kata-kata yang bisa pria itu ucapkan.Alex meninggalkan kamar isterinya dan menutup pintu dengan kasar. Setelah malam pertama yang tak disengaja mereka berdua memang sepakat untuk tidur di kamar yang terpisah, dan sejak itu pula tak pernah ada lagi hubungan suami isteri diantara mereka berdua. Alex lebih memilih menyalurkan hasratnya pada sang kekasih, seorang aktris terkenal di kota itu yang bisa dikatakan sebagai wanita simpanan Alexander Morgans.Alexa terduduk lemah di atas ranjang, mengingat tragedi malam pengantin yang tak pernah ia inginkan. Alex dengan tiba-tiba sudah berada di atas tubuhnya yang berbalut lingerie hitam. Bukan dengan sengaja ia memakai pakaian menggoda itu. Setelah pesta pernikahan selesai, Alexa tak menemukan satu pun pakaian yang bisa ia pakai, hanya lingerie hitam itu saja yang dengan sengaja diletakkan di kamar pengantinnya."Apa malam itu bisa dikatakan sebagai sebuah pemerkosaan?"***"Cincin ini.. adalah cincin turun temurun keluarga Morgans. Cincin batu safir ini biasa diturunkan pada menantu wanita setelah pemilik terakhir meninggal dunia. Tapi ibu mertuaku dengan tulus memberikannya beberapa bulan yang lalu, tepatnya di ulang tahun pernikahan kami yang ke 20. Beliau memintaku untuk memakai dan menjaganya meskipun beliau masih ada." Alexa sekilas menatap teduh wajah suaminya seraya tersenyum, dan Alex pun membalasnya dengan kembali mencium kening wanita itu. Brakk! Suara gaduh terdengar dari bangku penonton. Suara yang tiba-tiba membuat seisi studio terkejut dan menoleh ke arahnya. "Apa terjadi sesuatu?" tanya miss Taylor pada seorang kru. "Dok-- dokter, Anda.. tidak papa?" Carlos tampak cemas dengan emosi majikannya yang mulai tak bisa dikendalikan. Melihat keintiman antara Alex dan Alexa membuat Gillbert naik pitam. Dua kali matanya menangkap Alex yang mencuri cium Alexa, pemandangan itu cukup membuat Gillbert berang dan menggebrak kursi kosong di
"Aku masih tak percaya bisa melihat kemesraan nyonya dan tuan Morgans disini. Kalian tahu? Para gen Z menobatkan kalian sebagai pasangan termanis."Miss Taylor membuka acaranya dengan terus memuji pasangan yang menjadi bintang tamu. Mengundang Alex dan Alexa bukanlah perkara mudah, mereka kerap kali menolak acara-acara yang dirasa tak penting, terutama Alex. Jika acara itu dirasa tak bisa memberikan manfaat untuk pencalonannya sebagai Gubernur, pria itu akan menolaknya."Anda terlalu berlebihan, Miss Taylor. Masih banyak pasangan muda yang lebih manis dari kami, benarkan, Darl?"Alexa menoleh pada suaminya dengan mengulum senyuman, dan seperti gayung bersambut Alex pun langsung mengembangkan kepiawaian aktingnya dengan mencium kening sang isteri."He em.." sahutnya dengan suara lembut."Waaaw.. kalian benar-benar membuatku cemburu. Oh, tidak! Di usia yang sudah tak muda lagi kalian masih terlihat saling mencintai. Ngomong-ngomong, kalian sudah berapa tahun bersama, Nyonya Morgans?""E
"Lolly, hari ini acara miss Taylor menayangkan orang tuamu, kan? Ayo kita lihat! Kelas baru dimulai dua jam lagi."Jaqueen kini bisa dengan leluasa memanggil Laura dengan sebutan Lolly. Keduanya berada di lorong kampus setelah selesai dengan mata kuliah pertamanya."Kau salah satu fans orang tuaku, Jaq? Kuberi tahu, mereka itu pemain sandiwara yang handal, jadi jangan mau tertipu.""Aku tak peduli, anggap saja aku sedang menonton sebuah drama. Bukankah sebuah drama juga hanya bersandiwara? Aku hanya senang melihat wajah ibumu yang selalu terlihat cantik. Wajahnya sangat keibuan tapi tetap mempesona sebagai perempuan. Kau sangat beruntung punya ibu seperti mommy-mu.."Suara Jaqueen terdengar getir pada kalimat terakhir. Ya, Laura sudah sering mendengar nada kegetiran jika sahabatnya itu membicarakan tentang seorang ibu. Meski Laura tak tahu apa yang dialami Jaqueen, tapi gadis itu sangat yakin, ada trauma yang mendalam dirasakan gadis bertubuh tinggi kurus itu."Ibuku memang satu-satuny
"Brengsek!"Gillbert melempar ponselnya begitu saja di atas meja. Pria yang berprofesi sebagai dokter ortopedi itu nampak murka melihat foto-foto dan video Alexa bersama suaminya. Meski kecemburuan selalu mengintai setelah melihat keintiman pasangan suami isteri itu, Gill tetap saja selalu ingin melihat keseharian kekasih hatinya."Maaf, Dokter.. apa.. nona Alexa dan suaminya sudah mulai--"Tidak mungkin, Carlos! Mereka hanya bersandiwara demi simpati publik. Pria brengsek itu memanfaatkan kekasihku untuk kepentingan dirinya dan keluarganya. Aku tahu dari mimik wajah Alley.. dia sangat tersiksa karena harus selalu berpura-pura."Gill mengepalkan kedua tangannya di atas meja. Sorot tajam dari manik coklatnya membuat Carlos tak berani menatap pria itu. Gill selalu saja diselimuti rasa cemburu saat melihat kebersamaan Alex dan Alexa, meski dia sendiri tahu kalau itu hanya sebuah sandiwara.**Foto-foto dan video kebersamaan Alex dan Alexa saat makan siang sudah tersebar di beberapa akun
"Kau sudah siap?" Entah mengapa Alex merangsek masuk ke dalam kamar Alexa yang tengah bersiap-siap untuk datang ke acara talk show with miss Taylor, padahal dulu pria itu sangat anti masuk kesana. "Sebentar lagi," sahut pendek Alexa. Wanita itu masih memoles wajahnya di depan cermin dengan bantuan Arabella, namun sang asisten langsung keluar saat melihat Alex datang. "Kau bisa menungguku di bawah. Aku hanya butuh beberapa menit lagi, setelahnya aku akan langsung turun ke bawah." Alexa merasa risih dengan keberadaan suaminya disana. Biasanya Alex tak pernah peduli berapa lama sang istri berdandan. Ia hanya akan menunggunya di bawah atau malah menunggu di dalam mobil. Namun kali ini lelaki itu bertingkah aneh. Ia bahkan tak langsung keluar setelah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Alex justeru mengelilingi kamar yang sangat jarang ia masuki sebelumnya. "Kenapa kau tak datang saja ke salon dari pada repot-repot berdandan sendiri." Pria itu tak mengindahkan permintaan Alexa u
"Baik, aku akan menyerahkan villa itu untukmu, Alexa. Tapi dengan satu syarat..""Syarat?" Kening Alexa mengerut. "He em," sahut Alex."Syaratmu pasti sesuatu yang aneh. Aku tak mau. Kau pikirkan saja permintaanku, dan sebelum acara talk show dimulai kau harus sudah memberi jawabannya padaku, Alex."Alex mulai geram dengan tingkah sang istri yang mencoba menekannya. Pria itu berlari menuju pintu ruang kerjanya dan menarik tangan Alexa serta membenturkan tubuh perempuan itu ke tembok."Aku tak suka didikte, Alexa. Aku yang harus mengendalikanmu, bukan kau yang mengendalikanku, hm? Jadi jangan coba mengancamku," ucap Alex dengan seringai tajam dari bibirnya.Alexa tak bisa melepas tubuhnya yang dihimpit pria itu ke tembok, sekuat apapun ia memberontak tubuhnya tetap saja bergeming karena tenaga Alex sangat kuat. Semakin ia coba melawan tubuhnya justeru hanya merasakan perih karena Alex pun semakin kuat menghimpitnya."Terserah. Disini aku yang menawarkan negosiasi padamu, jadi kau tak
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments