Share

Jangan Lari Ke Dapur!

“Ana kidung rumeksa ing wengi. Teguh hayu luputa ing lara. Luputa bilahi kabeh. Jim setan datang purun … “

Rasanya masih beberapa menit yang lalu aku menyentuh bantal. Apa sekarang aku sudah di alam mimpi? Di depanku sangat terlihat jelas. Wajah hancur penuh belatung itu berada dalam jarak satu meter di tepian kasur. Dia duduk, menatap pintu, menyamping dari posisiku.

“Rere.”

“Rere, lihat ke bawah, Re.” Aku berbisik sangat pelan, nafasku bahkan takut mengeluarkan suara.

“Rere, tolong bangun.” Pekikku membatin.

Suaraku seperti sudah sangat tegas. Tapi, kenapa Rere tak bangun-bangun juga? Aku frustasi, rongga mulutku terus merapal doa tapi sosok itu tak ingin enyah. Aku ingat beberapa teman di kota pernah bilang, jin Muslim lebih pandai dari pada manusia. Saking cerdiknya jin itu, dia bahkan seribu lebih tahu dan fasih membaca dan mendalami Al-Quran.

“Peneluhan tan ana wani. Miwah penggawe ala. Gunaning wong luput.”

Lagi-lagi ia melantuntan tembang kuno. Lagu yang nyaris membuatku terc
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yeni Rosdiani
sieun ikh... ieu carita asup akal. tpi tong pas bulan puasa atuh.... pan aing jdi kasieunan ...
goodnovel comment avatar
Warfita Sari
mantul cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status