Share

Pondok Semasa Eyang Berkiprah

Bantal menghangati tengkorak kepalaku, namun mataku belum berniat terpejam sedari tadi, sedari Paklik mengantarku ke kamar dan memastikan pintu kamarku terkunci rapat.

Bayang-bayang pocong itu mengusikku setiap aku berkedip, ia muncul seolah menjadi bunga tidur yang datang setiap saat, masuk tanpa aba-aba, masuk mengulik kaca netraku yang sudah sangat lelah. Kamarku begitu berantakan, kain yang dulu Eyang mainkan masih berserak di penjuru ruang seolah ingin berteriak bahwa mereka tak sabar dirapikan.

Aku capek, rasanya ingin langsung tidur pulas. Namun, lagi-lagi suara dengung halus membuatku tertahan. Telingaku panas seolah ingin tahu dimana pocong itu berada.

Doaku tak pernah terputus seperti api di tungku pelita yang setiap saat ingin terpancar dalam kegelapan malam. Beberapa saat setelah suara itu berbunyi, aku mencoba untuk beristirahat karena besok tenaga ini akan kugunakan untuk membereskan kamar. Entah apa yang sudah Eyang lakukan disini. Kamarku yang dulunya bersih berubah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status