LOGINBeberapa minggu kemudian, setelah pernikahan mereka, Dimas mulai mendapatkan respon dari lamaran pekerjaannya. Tak hanya satu, tapi dua perusahaan memberikan jadwal untuk interview seleksi masuk kerja. Nina merasa lega dan bersyukur melihat usaha Dimas mulai membuahkan hasil.
Pada hari-hari menjelang interview, Nina memberikan semangat dan doa terbaiknya untuk Dimas. "Aku yakin kamu akan lulus, sayang. Ini adalah awal dari babak baru dalam hidup kita."
Dimas tersenyum dan mencium kening Nina. "Terima kasih, sayang. Aku bersyukur memilikimu di sampingku."
Interview pertama berlangsung dengan baik, dan Dimas mendapat kabar bahwa ia lolos ke tahap selanjutnya. Keesokan harinya, interview kedua berlangsung dan hasilnya juga positif. Dimas akhirnya mendapatkan dua tawaran pekerjaan dari perusahaan yang berbeda.
"Sekarang, aku punya pilihan," ucap Dimas dengan senyuman.
Nina menggengga
Arya berdiri tegak di panggung, sorot mata penuh semangat dan senyumnya memancarkan keyakinan yang menggerakkan massa yang hadir. Sebagai seorang calon legislatif di kota besar ini, dia telah menghabiskan berbulan-bulan untuk mempersiapkan kampanyenya. Di usianya yang ke-45, Arya adalah contoh sempurna dari seorang politisi yang karismatik; tajir, ganteng, dan mampu memukau siapapun yang bertemu dengannya."Pemilihan kali ini bukan hanya tentang kita sebagai individu, tetapi tentang masa depan kota kita yang kita cintai bersama!" serunya, disambut sorak-sorai riuh dari para pendukungnya yang memenuhi lapangan terbuka.Sinta, seorang wanita cantik dan seksi berusia 35 tahun, tersenyum bangga dari barisan depan. Dia telah menjadi sahabat dekat Arya sejak awal kampanye, setia mendampinginya dalam setiap langkahnya. Ketika Arya berbicara, matanya terpaku pada sosok pria di atas panggung, memandanginya dengan kekaguman yang sulit disembunyikan.Di barisan belakang, Bebi, seorang janda kaya
Brigitta terbangun dari tidurnya dengan mata yang masih terpejam, mencari-cari sosok Mirna yang biasanya sudah menunggunya di dapur dengan segelas air susu hangat. Namun, kali ini dia merasa lapar dan ingin minum air susu lebih awal.Dengan langkah kecil yang menggerutu, Brigitta berjalan menuju kamar Mirna. Dia bisa merasakan aroma makanan yang lezat dari dapur, tetapi sebelum dia mencapai tujuannya, dia mendengar suara aneh dari dalam kamar Mirna.Tanpa pikir panjang, Brigitta membuka pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu, dan apa yang dia lihat membuatnya terkesiap.Di dalam kamar, Benson dan Mirna terlihat sedang berdekatan, dengan Benson duduk di atas tempat tidur sementara Mirna berbaring di bawahnya. Mereka berdua terlihat terkejut oleh kedatangan tiba-tiba Brigitta, dan ekspresi wajah mereka berusaha menyembunyikan ketidaknyamanan."Brigitta, sayang, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Benson dengan suara serak, mencoba menjelaskan situasi yang tidak biasa ini.Brigitta
Di dalam kamar yang sunyi, suasana berubah menjadi terik. Benson melihat Mirna dengan mata yang dipenuhi keinginan liar. Tanpa ragu, ia melangkah maju dan meraih tubuh montok Mirna dengan penuh nafsu. Handuk yang membelit tubuh Mirna dilepaskannya dengan kasar, membuat Mirna berdiri di hadapannya tanpa sehelai pakaian pun.Mirna menjerit kaget dan berusaha menutupi tubuhnya yang terbuka. "Pak Benson, tolong berhenti!" desaknya dengan suara gemetar, namun keberanian itu terkikis oleh pandangan ganas Benson.Benson hanya tersenyum dengan tangan yang masih meraih pinggang Mirna. "Jangan berpura-pura, Mirna. Aku tahu kau juga menginginkannya."Dengan cemas, Mirna mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Benson, namun usahanya sia-sia. Kekuatan Benson begitu besar, dan Mirna merasa seperti terjebak dalam belaian yang semakin menyiksa."Sudahlah, Mirna. Kita berdua sama-sama menginginkan ini," bisik Benson
Suatu hari, Mirna menatap tangga yang mengarah ke lantai atas dengan ragu. Setumpuk sapu dan ember di tangannya menjadi beban yang semakin berat. Namun, pekerjaan harus tetap dilakukan. Dengan langkah berat, ia mulai mendaki tangga tersebut, menyusuri setiap anak tangga dengan hati-hati.Saat hampir sampai di lantai atas, Mirna terdiam mendengar suara yang tidak biasa. Desahan lembut dan erangan halus terdengar samar-samar, membuat hatinya berdegup lebih cepat. Ia berhenti sejenak, mencoba memastikan apa yang ia dengar benar-benar terjadi.Dengan hati-hati, Mirna mendekati pintu kamar yang terbuka sedikit. Ia tidak berniat untuk mengintip, tapi suara itu membuatnya tidak bisa mengabaikannya. Ia merasa seperti ditarik oleh magnet yang kuat untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu itu.Namun, sesaat sebelum ia melangkah lebih jauh, rasa malu dan privasi menghentikannya. Ini bukan urusannya. Ia harus menghor
Kisah ini bercerita tentang Seorang asisten rumah tangga atau disingkat ART bernama Mirna usia 33 tahun. Ia seorang janda kembang di kampungnya, dengan tubuh padat berisi kulit putih berwajah manis membuat setiap para lelaki di kampungnya begitu tergila-gila padanya.Namun, hanya satu laki-laki yang bisa mendapatkannya yaitu Idris seorang juragan kambing di kampung Minra. Itu pun karena Mirna dijodohkan oleh kedua ortunya, sayangnya Idris mata keranjang sehingga setelah menikah dengan mirna ia kerap kali berselingkuh dengan beberapa perempuan di kampung itu.Mirna pun akhirnya ta tahan dan meninta cerai setelah baru menikah 2 tahun dengan Idris. Setelah itu Mirna hijrah ke jakarta dan menjadi ART di sebuah rumah mewah milik pasangan pengusaha yaitu Benson dan Jenna.Tuan Benson seorang pria usia 35 tahun gagah berwajah putih bersih dengan jenggot lebat namun tetap memancarkan ketampanan, sehingga banyak perempuan yang te
Sementara itu, di sebuah resort mewah di pinggir pantai yang indah, Arga dan Dira menikmati momen bahagia mereka sebagai pasangan yang baru saja menikah. Mereka merasa seperti terjebak dalam dunia yang hanya mereka berdua yang ada, dan setiap momen bersama terasa seperti surga di bumi.Saat matahari terbenam di ufuk barat, Arga dan Dira berjalan berpegangan tangan di tepi pantai yang sepi. Pasir putih di bawah kaki mereka terasa hangat dan lembut, sementara ombak yang menggulung dengan tenang di depan mereka menambah suasana romantis."Dira, kau tahu, aku sangat mencintaimu," kata Arga dengan lembut, matanya penuh dengan kehangatan.Dira tersenyum manis, matanya bersinar dengan kebahagiaan yang tak terbendung. "Aku juga mencintaimu, Arga. Lebih dari apapun di dunia ini."Arga menarik Dira ke dalam pelukannya, mencium lembut bibirnya yang manis. Mereka terdiam sejenak, menikmati keintiman dan kehangat







