Share

Part 51

Ren tampak menyeringai. Aku langsung merengut. Tahu kalau Ren mulai berani berbuat lebih, seperti malam tadi.

"Sarapan, Bos!" Terdengar suara seseorang mengetuk pintu dari luar. Ren tampak berdecih.

"Makananmu datang!" Aku langsung mendorong perutnya.

"Mengganggu saja!" Dia mengumpat. Aku tertawa kecil, melihatnya berjalan menuju pintu dengan kesal.

"Kau selamat, pagi ini!" ucapnya, menyodorkan bungkusan makanan dan segelas panjang susu coklat padaku. Aku kembali tersenyum.

"Aku akan berterima kasih padanya. Ternyata si tato tidak semengerikan yang aku kira."

"Beni!" ketusnya.

"Hem?" Aku mengernyit.

"Namanya Beni. Jangan sembarangan memberi gelar pada orang."

Mataku berkedip menatapnya. Apa selama ini dia juga merasa keberatan aku menyebutkan kata depan rentenir untuk memanggilnya?

"Cukup aku saja," lanjutnya kemudian.

Aku mengulum senyum. Sepertinya dia sudah terbiasa dan menyukai nama itu.

"Tetaplah di sini. Jangan coba-coba turun dan mencari perhatian para pelangganku." Dia ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status