JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YA
THE BEST CHOICE
HILLARY mengambil pencilnya yang terjatuh di lantai. Sebelum salah satu tangannya mencapai benda tersebut, seseorang telah mengambilnya terlebih dahulu. Martin.
Saat ini, Hillary tengah berada di sebuah café yang terletak tak jauh dari sekolahnya. Ia tengah menunggu Angkasa, mereka berjanji akan bertemu sore ini di café tersebut. “Jangan jatuhkan pensilmu lagi.” ucap Martin lalu duduk di seberang Hillary.
“Terima kasih.” Ucap Hillary tulus. “Apa yang kaulakukan di sini?” tanya Hillary dengan suara yang dibuat setenang mungkin. Hillary menoleh ke sana kemari untuk mencari keberadaan Jullio. Ia berharap Martin tidak datang bersama Jullio karena bagaimana pun juga, Angksa tidak boleh bertemu dengan Jullio dan mengira ia dan Jullio masih terikat hubungan sebagai sepasang kekas
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YAJI.JULLIO melihat Martin berbicara empat mata dengan Hillary selama beberapa saat. Seharunya, ia bisa menggunakan kesempatan emas itu untuk berbicara dengan laki-laki yang menemui Hillary. Dan menciumnya. Mencium. Satu kata itu sangat menganggu Jullio. Ia selalu membayangkan memiliki Hillary seutuhnya. Bukannya membagi gadis itu dengan pria lain. Siapa pun orangnya. Namun, dengan kondisi mereka sekarang, mustahil bagi Jullio muncul di hadapan Hillary tanpa mengundang emosi gadis itu. Jullio hanya bisa melihat Hillary dari jauh, memastikan gadis itu aman bersama pria yang saat ini mengencaninya.Setelah beberapa saat yang menegangkan. Hillary berbalik dan meninggalkan Martin. Jullio bisa menebak apa yang terjadi di antara mereka berdua. Hillary menolak mendengar penjelasannya. Lagipula, siapa yang mau mendengar kekasihnya
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHE MEETINGHILLARY berdiri di depan cermin untuk melihat penampilannya kali ini. Seperti biasa, ia selalu senang mendapati dirinya yang bisa dibilang menarik. Memiliki ayah dari Negara yang jauh dari negaranya serta ibu yang sangat cantik membuatnya mewarisi wajah yang bisa dibilang cantik. Dan ia bersyukur untuk hal yang satu ini. Hillary tersenyum, yang paling penting dalam hidupnya bukan itu. Bukan kecantikan secara fisik. Orang-orang menyukainya karena cara berpikir Hillary yang praktis dan tidak menyalahkan semua orang yang bersikap buruk padanya. Sebaliknya, ia memilih memaafkan daripada menghakimi. Termasuk apa yang telah dilakukan Jullio padanya. Ia tidak ingin membenci Jullio. Hillary sudah merelakan pria itu, jadi ia tidak akan mengingatnya lagiHari ini, tepat dua bulan berlalu sejak Hillary dan Jullio memutuskan untuk
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YAMAY I KISS YOU?JULLIO melihat Gabrielle melintas. Wanita itu sepertinya sengaja melewatinya dan seolah tidak melihat dirinya dan Hillary di sana. Setelah mengecup pipi Hillary, Jullio melepas tangan gadis itu. Jullio menatap mata Hillary yang masih dipenuhi air mata. Ia mengusap air mata yang terjun dari pelupuk mata Hillary. “Aku pergi. Sekali lagi, maafkan aku.” Pria itu lalu berbalik dan meninggalkan Hillary di sana sendirian. Jullio sudah memilih Gabrielle. Dan ia tidak akan menyesali keputusannya.Begitu punggung Gabrielle terlihat, Jullio bergegas menghampiri wanita itu dan menyentuh tangannya. “Terima kasih.” Ucapnya tulus.“Maafkan aku, Jull.” Gabrielle menghapus jejak air mata di pipi Jullio. Jika saat ini mereka sedang tidak berada di rumah sakit, mungkin Gabrielle akan dengan senang h
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.HILLARY merasakan jantungnya berdegup kencang. Tidak. Hillary tidak mungkin berpikir dirinya sedang jatuh cinta. Ia mungkin pernah jatuh cinta dengan Angkasa. Tapi itu dulu, dulu sekali. Sebelum ia bertemu dengan Jullio. Dan saat ia bertemu Jullio, perasaan itu musnah. Tergantikan perasaan untuk Jullio. Hingga kini, bahkan ia belum berani mengatakan kalau ia membenci Jullio. Dan pertemuannya dengan pria itu, membuatnya semakin mencintai Jullio. Bukannya membencinya. Meskipun menyakitkan melihat Gabrielle dan Jullio bersama, setidaknya Hillary bahagia melihat pria itu tidak lari dari tanggung jawabnya dan berusaha membuat Gabrielle dan anaknya bahagia.Anggukan lemah dari Hillary menjadi jawaban atas pertanyaan Angkasa. Gadis itu memberanikan diri menatap ke dalam manik mata Angkasa. Setelah Angkasa mencapai wajahnya, ia
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.STUPID HEART.HILLARY mengembuskan napasnya perlahan. Senyumnya mengembang saat bel sekolah berdentang nyaring. Ada kebahagiaan yang tidak bisa ia sembunyikan dari siapa pun. Dan tampaknya, kebahagiaan itu juga dirasakan oleh sebagian besar murid di sekolahnya.Yap, hari ini, adalah hari terakhir ujian di sekolahnya. Setelah melewati serangkaian ujian yang membuatnya disibukkan dengan berbagai kelas dan mata pelajran, akhirnya Hillary bisa bernapas lega. Semuanya sudah dilewatinya dengan sangat baik. Hillary sudah berusaha semaksimal mungkin. Dan menurut perkiraannya, nilainya tidak akan mengecewakan. Sejauh ini, ia berhasil berada di posisi lima besar parallel. Freddy selalu menjadi nomor satu, lalu Axel dan disusul Elsa. Hillary nomor empat, tapi siapa peduli? Ia cukup puas dengan prestasi yang
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.MY BABY.GABRIELLE meletakkan anaknya yang masih berumur satu bulan ke dalam box bayi setelah anak itu kenyang menyusu dan tertidur pulas. Wanita itu lalu berdiri seraya memandangi putranya dengan perasaan haru. Gabrielle tidak menyangka, ia sudah menjadi seorang ibu sekarang. Seroang ibu dari anak yang tidak diakui oleh ayahnya sendiri. Jika mengingat bagaimana dulu ia nyaris menggugurkan kandungannya, sering kali Gabrielle merasa bersalah. Anaknya tidak berdosa, semua yang terjadi adalah murni kesalahannya dan Gabrielle seharusnya malu jika ia menyesali kehadiran anak itu dalam hidupnya.Tanpa ia sadari, senyuman manis tercetak di wajah cantiknya. Gabrielle sekali lagi mengusap pipi bayinya sebelum melangkah keluar, meniggalkan putranya sendiri di dalam kamarnya.Dengan enggan, Gabrielle
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.AUNTY HILL.HILLARY tertegun saat mendengar ucapan Gabrielle. Ia ingin meminta Gabrielle mengulangi kata-katanya, tetapi hal itu hanya akan menambah kecanggungan di antara mereka berdua. Anak ini bukan anak Jullio. Hillary tidak akan melupakan kata-kata itu. Sekali Gabrielle mengucapkannya. Cukup sekali dan berhasil membuatnya merasa jauh lebih baik. Ya, setidaknya itulah yang diharapkan selama beberapa bulan terakhir. Kerap kali Hillary berharap Jullio bukan ayah biologis dari anak yang dikandung oleh Gabrielle sehingga kelak mereka bisa kembali bersama. Karena sampai sejauh ini, Hillary masih sangat mengharapkan Jullio. Namun, fakta baru itu belum tentu mengubah keadaan menjadi jauh lebih baik. Hillary tidak boleh menyimpulkannya terlalu cepat.“Maaf?” Hillary berusaha meng
JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.THE PAIN.JULLIO mengembuskan napasnya perlahan. Pria itu menunggu sekian menit setelah mobil yang ditumpanginya berhenti di depan rumah. Seorang supir membuka pintu dan ia bergegas turun. Jullio berjalan perlahan melewati taman dan kolam kecil di depan rumahnya. Satu minggu berlalu sejak terakhir kali ia meninggalkan rumahnya dan situasinya masih sama seperti hari-hari sebelum ia pergi.Sesampainya di dpintu, Jullio melihat Gabrielle datang bersama putranya. Wanita itu menyunggingkan senyum terbaiknya. Meskipun awalnya Jullio mungkin membenci wanita itu, kini perasaannya tidak sama lagi. Jullio sudah memutuskan untuk menyukai Gabrielle dan menganggap wanita itu sebagai saudaranya. Dan bayi kecil dalam gendongan Gabrielle, Jullio bahkan sanggup menganggap anak itu putranya.&