Share

JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN
JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN
Author: HADAZTA

Kedatangan di Desa Tumbal

Author: HADAZTA
last update Last Updated: 2024-06-03 12:08:40

Danu menggenggam tali kulit usang tas selempangnya saat jip tua yang dikendarainya bergemuruh melewati jalan tanah berliku, dengan dedaunan lebat menyelimuti di kedua sisinya. Semakin jauh dia masuk ke dalam Desa Tumbal, udara terasa semakin berat dengan suasana menyeramkan dan penuh ancaman.

Dia sudah mendengar cerita-ceritanya, tentu saja – bisikan-bisikan rumor yang pertama kali menarik minatnya di kota besar tempat tinggalnya. Penduduk desa yang menghilang tanpa jejak saat bulan purnama, nasib mereka terselubung misteri. Kutukan kuno, kata sebagian orang, sebuah perjanjian gelap dengan kekuatan di luar pemahaman manusia. Inilah jenis cerita yang membangkitkan insting jurnalis Danu, mendorongnya untuk melakukan perjalanan ini demi mengungkap kebenaran.

Ketika jip berhenti di alun-alun desa, Danu merasakan tatapan banyak mata yang mengawasinya. Penduduk setempat dengan wajah yang terbakar sinar matahari, penuh curiga, berhenti dari kegiatan sehari-hari mereka untuk mengamati pendatang baru itu. Ketenangan menyelimuti alun-alun yang biasanya ramai, dan Danu hampir bisa merasakan ketegangan di udara.

Dengan bahu tegap, Danu turun dari kendaraan, pandangannya menyapu bangunan-bangunan beratap jerami sederhana dan pohon-pohon tinggi yang mengelilingi desa seperti penjaga diam. Udara dipenuhi aroma asap dan tanah basah, dan ada dingin yang merayap di tulang belakangnya, seolah-olah tanah itu sendiri memperingatkannya untuk berbalik.

"Kamu pasti jurnalis yang dibicarakan semua orang," sebuah suara dalam menggema dari belakangnya.

Danu berbalik dan melihat seorang pria tua berdiri di pintu salah satu bangunan yang lebih besar, wajahnya yang berkeriput dihiasi dengan janggut yang rapi. Mata pria itu, gelap dan tajam, seolah-olah menembus jiwa Danu.

"Benar," jawab Danu, menegakkan badannya. "Nama saya Danu, dan saya datang untuk menyelidiki hilangnya beberapa penduduk di desa Anda."

Kening pria tua itu berkerut, dan dia menghela napas berat. "Saya Pak Tarman, kepala desa. Saya harus menyarankan kamu untuk mempertimbangkan kembali tujuanmu di sini. Ada... hal-hal di tempat ini yang sebaiknya tidak diganggu."

Danu merasakan dorongan perlawanan di dalam dirinya. "Dengan segala hormat, Pak Tarman, saya sudah datang terlalu jauh untuk hanya berbalik sekarang. Hilangnya penduduk ini telah menarik perhatian seluruh daerah, dan saya berniat untuk mengungkap kebenaran, apapun itu."

Pak Tarman menatapnya lama, ekspresinya tak terbaca. "Baiklah," katanya, mengangguk singkat. "Tapi saya peringatkan kamu, jawaban yang kamu cari mungkin lebih dari yang kamu perkirakan."

Tanpa kata lain, Pak Tarman berbalik dan kembali masuk ke dalam bangunan, meninggalkan Danu untuk merenungkan peringatannya yang suram.

Sambil menyesuaikan tali tas selempangnya, Danu mulai menjelajahi desa, dengan indra yang semakin tajam dan pikiran yang dipenuhi pertanyaan. Penduduk desa, setelah menyadari bahwa dia tidak mudah dihalau, mulai keluar dari rumah mereka, mengamatinya dengan campuran rasa ingin tahu dan ketakutan.

Saat dia berjalan di jalan setapak yang sempit dan berliku, Danu tidak bisa tidak merasakan beratnya tatapan mereka padanya. Udara seolah-olah bergetar dengan energi tak terlihat, seolah-olah esensi tempat itu hidup dan sadar akan kehadirannya. Suara tawa dan percakapan yang biasanya ada di komunitas pedesaan terasa hilang, digantikan oleh kesunyian yang dalam dan menggelisahkan.

Danu tertarik ke pinggiran desa, di mana bangunan beratap jerami digantikan oleh hutan lebat yang tidak bisa ditembus. Pohon-pohon tampak menjulang di atasnya, dengan cabang-cabang yang berkelok-kelok dan berbelit, menebarkan bayangan panjang yang menari di tanah. Danu merasakan gemetar di tulang belakangnya saat menatap kegelapan hutan, imajinasinya membayangkan berbagai kemungkinan yang menyeramkan.

"Hati-hati, orang asing," suara tiba-tiba memanggil, mengejutkan Danu. "Hutan itu menyimpan banyak rahasia, dan tidak semua rahasia itu untuk mata yang ingin tahu."

Danu berputar dan melihat seorang wanita muda berdiri di belakangnya, matanya yang gelap menyipit penuh curiga. Penampilannya cukup sederhana, dengan rambut pendek dan tubuh kekar, tapi ada ketegasan di rahangnya yang menunjukkan kekuatan karakter.

"Kamu pasti jurnalis yang dibicarakan semua orang," katanya, menyilangkan tangan di dadanya. "Saya Sari, dan saya tahu kenapa kamu di sini."

Danu merasakan lonjakan rasa ingin tahu dan optimisme hati-hati. "Mungkin kamu bisa membantu saya," katanya, melangkah ke arahnya. "Saya sudah mendengar rumor, tapi saya perlu memahami kebenaran di balik hilangnya orang-orang ini. Bisakah kamu memberitahu saya apa yang sebenarnya terjadi di desa ini?"

Ekspresi Sari menjadi gelap, dan sejenak, Danu mengira dia akan menolak untuk berbicara. Tapi kemudian, dengan desahan yang pasrah, dia mengangguk. "Ikut saya," katanya, berbalik dan berjalan kembali menuju desa. "Saya akan membawamu ke ibu saya. Dia tahu sejarah tempat ini lebih baik dari siapa pun."

Saat Danu mengikuti Sari melalui jalan setapak yang berliku-liku, dia tidak bisa tidak merasa cemas. Tatapan penduduk desa tampak menekan dari segala sisi, dan kesunyian yang menekan hanya semakin meningkatkan rasa takutnya. Apapun rahasia gelap yang disimpan Desa Tumbal, dia bertekad untuk mengungkapnya, apapun harganya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Perang Teknologi

    Setelah berhasil mendapatkan akses ke data sindikat Black Phoenix, Danu dan timnya dihadapkan pada tantangan terbesar mereka: menghancurkan markas utama sindikat tersebut. Black Phoenix tidak hanya memiliki pasukan yang terlatih, tetapi juga dilengkapi dengan teknologi canggih yang bisa mengubah jalannya pertempuran kapan saja.Danu mengumpulkan timnya di markas sementara. "Kita sudah sejauh ini. Tidak ada jalan untuk mundur," katanya dengan tegas. "Kita harus menghancurkan mereka sekali dan untuk selamanya."Emily mengangguk setuju. "Aku akan menyiapkan semua peralatan yang kita butuhkan. Kita akan memanipulasi teknologi mereka dan menggunakannya untuk melawan mereka."Lara merapikan senjatanya. "Kita harus sangat berhati-hati. Mereka pasti sudah menyiapkan perangkap untuk kita."Tom, yang sedang memeriksa peta lokasi, menatap Danu. "Do you think we can do this, Danu? They have some of the best technology out there."Danu menjawab dengan tegas, "Yes, we can. We have Emily on our side

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Teknologi yang Mengancam

    Setelah berhasil menyelamatkan Lila, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Eropa Timur. Meskipun lega bisa menyelamatkan teman lama mereka, mereka tahu bahwa misi mereka belum selesai. Mereka harus menghancurkan sindikat Black Phoenix yang telah menyiksa dan mencuci otak Lila selama lima tahun.Lila duduk di ruang briefing, mencoba mengingat setiap detail yang mungkin berguna bagi tim. "Mereka memiliki teknologi canggih yang sangat sulit dikalahkan," kata Lila. "Drone, AI, sistem keamanan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Mereka selalu selangkah di depan kita."Danu mendengarkan dengan seksama. "Kita butuh bantuan ahli teknologi. Aku tahu seseorang yang bisa membantu."Tom mengangkat alisnya. "Who do you have in mind?""Dr. Emily Carter," jawab Danu. "Dia ahli dalam AI dan sistem keamanan. Aku akan menghubunginya."Danu mengambil ponselnya dan mulai mengetik pesan. "Aku harap dia bisa segera datang. Kita tidak punya banyak waktu."Beberapa jam kemudian, Dr. Emily C

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyelamatan Lila

    Danu dan timnya bekerja tanpa lelah sepanjang malam, menganalisis peta dan informasi yang mereka peroleh dari Irina. Mereka tahu bahwa waktu mereka terbatas. Lila, seorang agen yang dianggap tewas lima tahun lalu, ternyata masih hidup dan ditahan oleh sindikat Black Phoenix.“Ini adalah lokasi penahanan yang paling mungkin,” kata Tom sambil menunjukkan titik di peta. “Tempat ini adalah gudang tua di pinggiran kota, jauh dari keramaian.”Danu mengangguk. “Kita harus bergerak cepat. Semakin lama kita menunggu, semakin besar risiko bagi Lila.”Mereka menyusun rencana dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap langkah diperhitungkan dengan baik. Mereka tahu bahwa penyelamatan ini akan berbahaya, tetapi tidak ada pilihan lain.Saat matahari mulai terbit, Danu dan timnya sudah siap. Mereka berangkat menuju lokasi penahanan dengan menggunakan van yang tidak mencolok. Dalam perjalanan, suasana di dalam van terasa tegang. Setiap orang mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.“Kita harus t

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pengkhianatan dalam Tim

    Setelah berhasil menggagalkan pengiriman senjata Black Phoenix, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Praha. Malam itu, suasana di apartemen terasa tegang. Mereka tahu bahwa keberhasilan mereka hanya sementara. Masih ada pengkhianat di antara mereka yang harus ditemukan.“Kita harus segera menemukan siapa pengkhianat ini,” kata Danu dengan nada tegas sambil melihat ke arah peta di dinding. “Jika tidak, segala usaha kita bisa sia-sia.”Tom mengangguk setuju. “I’ve already started planting false information, hoping to catch the mole. We should know soon enough.”Lara, yang baru saja kembali dari tugasnya, masuk ke ruangan dengan wajah serius. “Aku mendapat beberapa informasi tambahan tentang Black Phoenix. Tapi aku merasa ada yang aneh. Mereka sepertinya tahu gerak-gerik kita.”Danu berpikir sejenak. “Mereka pasti mendapat informasi dari dalam. Kita harus lebih berhati-hati.”Keesokan harinya, Danu dan timnya berkumpul di ruang pertemuan. Tom telah menyiapkan beberapa do

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertemuan Rahasia

    Pagi itu, di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota Praha, Danu dan timnya sedang merencanakan langkah berikutnya. Lila sedang beristirahat setelah malam yang panjang, dan Danu merasa sedikit lega melihatnya aman. Namun, masalah mereka masih jauh dari selesai.“Tom, kita perlu lebih banyak informasi tentang sindikat ini. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki rencana yang solid sebelum menyerang lagi,” kata Danu sambil memeriksa peta yang tergantung di dinding.Tom mengangguk. “I agree. We need to know their weak points. That’s why I’ve set up a meeting with Irina again. She might have more intel for us.”Mereka memutuskan untuk bertemu dengan Irina di sebuah lokasi yang lebih aman. Tom telah memilih sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota, tempat yang ideal untuk bertemu tanpa menarik perhatian.Beberapa jam kemudian, Danu dan Tom tiba di kafe yang dimaksud. Tempat itu hampir kosong, hanya ada beberapa pelanggan yang duduk sambil menikmati kopi mereka. Irina sudah menun

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kerjasama dengan Musuh Lama

    Danu melangkah masuk ke sebuah kafe tua di pusat kota Praha. Kafe itu dipenuhi dengan aroma kopi yang kuat dan suara percakapan dalam bahasa Ceko. Dia melihat ke sekeliling, mencari wajah yang dikenalnya. Di sudut ruangan, seorang pria berpenampilan rapi dengan rambut abu-abu dan wajah tegas duduk sambil membaca koran. Itu adalah Tom, mantan kolega yang dulu sering bekerja dengannya dalam berbagai misi rahasia.Tom mengangkat pandangannya dan melihat Danu, memberikan isyarat untuk duduk. Danu berjalan ke arah meja Tom dan duduk di depannya.“Long time no see, Tom,” kata Danu dengan senyum tipis.Tom melipat korannya dan tersenyum kembali. “Danu, it's been a while. How are you holding up?”Danu menghela napas. “Not great, to be honest. Things have been complicated.”Tom mengangguk, memahami situasinya. “I heard about Lila. I can’t believe she’s alive. We need to get her back.”Danu mengangguk setuju. “That’s why I need your help. This syndicate is much more dangerous than we thought. T

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status