Share

Setelah Semalam

Lydia terbangun dengan kepala pusing dan mata pedih. Kepalanya sakit, karena terjatuh kemarin. Ada bukit kecil di bagian belakang kepalanya. 

"Aish! semua ini karena kecoa terbang semalam, tapi bagaimana dia ada di tempat tidur?" Suara hatinya menyadarkannya. Dengan horor dia mendengar suara dengkuran laki-laki lalu menjerit sekeras-kerasnya.

"Bangun!!! Pergi kamu!" teriaknya sambil mengambil bantal lalu memukulnya sehingga pria itu terbangun. Tapi yang lebih parahnya ternyata Lydia tidak mengenakan apa-apa, dia menjerit semakin menjadi-jadi. 

Pria itu terbangun dengan kaget dan mengernyitkan dahinya. Lalu menatapnya dengan menyipit. Tapi setelah menyadari situasi dimana dia berada Jacob langsung bangkit dengan cepat. "Astaga! Kenapa dia jadi tidur disini?" pikir Jacob mencoba mengingat-ingat. 

Sepertinya dia tertidur saat beristirahat sebentar kemarin malam. "Kenapa dia jadi bisa ketiduran di sini?" batinya. Jacob melirik ke arah wanita itu, dia langsung menyelubungi tubuhnya dengan selimut karena malu. Itu tindakan percuma, karena Jacob sudah melihat semuanya kemarin. 

"Hmm, aku sepertinya ketiduran, maaf." Jacob duduk di tepi tempat tidur sambil mengusap tengkuknya. Lydia masih panik menyadari tubuhnya yang polos. Lidya seolah tak punya muka lagi. Malu bukan kepalang. Pria mesum sialan ini tentu sudah bisa melihat seluruh tubuh polosnya. 

Jacob tersenyum tipis menatap wajah Lydia yang lumayan cantik. Wanita itu menarik selimut lebih tinggi lagi sebagai perisai antara mereka. Tapi Jacob mencoba peruntungannya. Dia terus mendekati Lydia yang semakin panik.

"Kamu,... ternyata cantik juga." Dia berbisik, jantung Lydia tiba-tiba berdebar kencang. Bahaya, pria ini ada maksud lain.

"Kamu ngapain dekat-dekat, sana, jauh-jauh!" pekiknya panik mundur sampai menempel di kepala tempat tidur. Jacob senang Lydia terlihat tak berdaya.

"Kenapa? aku hanya ingin mengagumi kecantikan calon istriku." Rona merah di wajah Lydia semakin kentara, dia merona mendengar ucapan Jacob. Aduh kenapa dia jadi berdebar seperti ini? Lydia terperangkap dan tidak bisa kemana-mana.

"Kamu mau apa? ucapnya menatap panik wajah Jacob yang kian mendekat, kini ujung hidung mereka hampir beradu. Pria itu tersenyum sambil menatap bibir Lydia.

Dia menyentuh dagu Lydia, dan dia tiba-tiba seperti terhanyut dengan pesona Jacob, astaga dia memang tampan sekali.

"Lyd… bolehkah aku? Dia mendesah, seketika jantung Lydia berhenti berdetak ketika bibirnya mengenai bibir Lidya yang terkejut. Sempat terhanyut karena kelihaian pria itu mencium, Lydia tersadar dan mencoba melepaskan ciuman Jacob. Namun memang rasanya luar biasa. Dia mencoba mendorong dada bidang Jacob, tapi percuma, pria itu malah menekan tengkuk Lydia dengan lembut.

"Bibirmu sexy sekali sayang," pria itu kembali tersenyum tipis setelah melepaskan ciumannya.

Lydia membeku seperti patung, hanya desahan yang keluar dari bibirnya. Apa yang barusan terjadi. Kenapa dia bisa diam saja dicium seperti ini?

Jacob segera berjalan meninggalkan Lydia yang terpaku, dia cukup senang bisa mencicipi bibir wanita itu, lumayan untuk pertemuan pertama, dia harus secepatnya memikat Lydia. "CEO grup gabungan, here I come!" pikirnya senang.

Tapi saat Jacob sudah kembali ke rumahnya sendiri tiba-tiba sekelebat bayangan polos wanita itu di atas tempat tidur muncul di ingatannya. Sebenarnya wanita itu cukup cantik, dengan rambut coklat tebal, mata yang besar berbulu mata lentik dan hidung yang mancung

"Not bad lah, buat jadi istri CEO gabungan," pikir Jacob senang.

Setelah puas marah-marah di kasur, Lydia akhirnya mandi membersihkan dirinya. Dengan takut-takut, dia melirik lubang air dimana kecoa terbang kemarin muncul. Sepertinya dia harus minta pembersih serangga datang. Rumah ini sudah terlalu lama kosong, sehingga sudah banyak teman baru yang tak diundang.

Saat melewati cermin dia menatap wajahnya, terlebih pada bibirnya. la menyentuhnya tanpa sadar. Ciuman Jacob masih terasa sensasinya, begitu menggairahkan. "Astaga Lydia, stop!" ujarnya memarahi diri sendiri.

Lydia segera mengangkat telepon untuk mengalihkan pikirannya, papanya mengangkat di dering ketiga.

"Papa…, rumahku banyak kecoa, panggil pembersih serangga, papa tahu kan aku takut dengan kecoa, sema,-"

"Kamu dimana Lyd?" potong papanya tidak mau mendengarkan keluhannya.

"Ya, di rumahku dong, dimana lagi?" jawabnya kesal, lalu perutnya berbunyi. Semalam karena terlalu kesal, Lydia tidak menyentuh makanannya, sekarang dia menjadi lapar sekali.

"Sekarang sudah hampir jam 10 Lydia, kamu harus kerja." Suara Papa terdengar marah.

"Aku nggak mau kerja sama pria itu, dia menyebalkan." Tiba-tiba dia teringat ucapan Jacob semalam, dia tidak mau menikah dengannya karena Lydia bukan tipenya. "Cih, lalu mengapa tadi pagi dia malah menciumnya?" batinnya kesal. Yang pasti Lydia tidak mau bertemu pria itu lagi.

"Kalau begitu gajimu akan dipotong, dan papa tidak akan membayar pengeluaranmu lagi, kamu hidup dari gajimu saja," ujar papanya tanpa ada belas kasihan.

"Papa…, yang bener aja, mana cukup gaji asisten? Kalau aku, CEO baru cukup. Kenapa juga aku jadi bawahan Jacob papa? Harusnya Jacob bawahanku!" Dia kembali menendang-nendang gulingnya sehingga semua jatuh ke lantai.

"Akan hancur perusahaan kalah kamu yang pimpin, kamu pikir jadi CEO mudah? Kamu terlalu manja, apa saja kamu minta dulu papa kasih. Sekarang kamu harus belajar menghargai apa yang ada. Rumah dan mobil, papa masih sediakan buatmu, selain daripada itu, kamu harus cari sendiri. Hanya dalam beberapa bulan, setelah itu kamu akan menikah dengan Jacob." Papa tidak memberikan kesempatan untuknya berbicara. Lydia tak akan mau menikah dengan Jacob dalam sebulan atau 10 tahun pun.

"Sekarang kalau kamu tidak ke kantor papa akan cabut internet di rumahmu." ancam papanya seakan Lydia anak SMP, tapi sayangnya, ancaman itu jitu, Lydia tidak dapat hidup tanpa internet. Bagaimana dia bisa mem-posting kegiatannya sehari-hari di sosial media nanti?

"Iya...iya aku ke kantor sekarang." ujarnya panik. "Bagaimana dia mempertahankan gelar Ratu Ulzzang, kalau tidak ada WiFi?" batinnya sedih. Menurutnya papanya menyebalkan sekali.

Memakai baju keren dan memasang make-up di wajahnya, Lydia akan tunjukan siapa dia. Lydia tetap tidak akan mau menikah dengan pria brengs*k itu, tapi Jacob akan merengek di kaki Lydia, meminta agar menikah dengannya, lihat saja Jacob! 

Jacob baru selesai rapat di luar dan melangkah ke lobi kantor, saat ada wanita dengan celana hitam dari kulit ketat dan jas merah menyala memaksa masuk ke dalam. Pihak keamanan mulai kewalahan, karena wanita itu tetap tidak mau mengerti kalau dia tidak boleh masuk.

Jacob berjalan mendekat sambil memanggil pihak keamanan yang lain dari depan, untuk membawa wanita pengganggu itu. Karena akibat gangguannya, antrian karyawan yang baru selesai istirahat tidak dapat masuk, karena terblokir oleh wanita tidak tahu diri itu.

Namun saat dia sudah dekat, dan bertemu mata dengan wanita itu, Jacob berharap tadi tidak usah ikut campur. Lydia dengan angkuhnya menunjuk para sekuriti itu seakan mereka lalat buah.

"Eh kalian tidak tahu siapa aku? Aku ini Lydia Kurnia, aku pemilik gedung ini, kamu dan segala isinya milikku tau!" ucapnya dengan bengis. Lalu saat melihat Jacob, senyum langsung tersungging di bibir tipisnya. 

"Itu ada bapak CEO, coba kamu tanya siapa saya!" Dia menunjuk ke arah Jacob, sehingga seluruh mata kini menatap ke arah Jacob. Dengan berusaha mempertahankan wibawanya, Jacob segera melangkah dan mendekat ke pintu masuk kantor.

"Dia bukan siapa-siapa, jangan biarkan dia masuk." Wajahnya yang angkuh itu melongo tidak percaya memandang Jacob yang langsung dipersilahkan masuk oleh pihak keamanan. Jacob kesal sekali jadi pusat perhatian.

"Dasar kutu bus*k! Berani-beraninya dia mengatakan aku bukan siapa-siapa, aku ini Lydia Kurnia!" geramnya dalam hati. 

Dia langsung menghentakkan kakinya dengan emosi."Jacob! Awas kamu ya, aku akan ceritakan apa yang terjadi tadi pa,-" 

Jacob segera memutar tubuhnya dan menarik wanita itu pergi dari situ, Lydia terkejut karena tangannya yang ditarik kasar. Dia terpaksa mengikuti Jacob. Saat mereka di luar baru Jacob melepaskan pegangan tangannya. Lydia segera mengelus pergelangan tangannya yang sakit.

"Dengar ya, kamu jangan pikir macam-macam, jangan kamu pikir hanya karena aku ketiduran, kamu jadi bisa seenaknya, apalagi menyuruhku menikahimu!" Tatapan dingin dari Jacob membuat Lydia bingung, tadi pagi baru saja dia menciumnya, namun kenapa siang ini pria ini malah marah-marah? 

Orang-orang mulai melihat mereka, dan Jacob baru menyadarinya kalau mereka kembali menjadi pusat perhatian. Dia menarik Lydia ke mobilnya. Kaget, Lydia menurut lalu masuk ke mobil. Begitu Lydia memasang sabuk pengaman, Jacob segera menekan gas dan menyetir keluar dari kantornya lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status