Startseite / Pendekar / Jalan Sunyi sang Pendekar / Bab 52 - Misteri Hilangnya Indera Pendengaran

Teilen

Bab 52 - Misteri Hilangnya Indera Pendengaran

last update Zuletzt aktualisiert: 19.12.2025 17:20:00

Terlihat pada sebuah Gazebo yang terletak di tengah-tengah taman umum Kota Xianglu, seorang anak kecil memandang ke arah air mancur seraya berkata, “Paman, kenapa aku tidak bisa mendengar suara air mancur itu? Padahal biasanya ketika aku datang ke sini, aku selalu mendengar suara percikan air mancur itu.”

Di sebelahnya, seorang pria yang tampak berusia sekitar tiga puluh tahunan menatap keponakan laki-lakinya itu dengan wajah prihatin. “Sungguh malang sekali nasibmu, Nak. Masih kecil tapi sudah kehilangan indra pendengaran.”

Merasa diabaikan, anak kecil itu kembali berkata, “Paman, kenapa kau diam saja? Tolong jawab aku! Kenapa semua orang diam saja sih?”

Pria itu mengambil kertas dan pena dari tas kulitnya, lalu menulis sesuatu dengan tangan gemetaran. Setelahnya, ia menyerahkan kertas itu pada keponakannya.

Setelah menerima kertas itu, anak kecil itu membaca isi kertas tersebut dalam hati. ‘Kau sedang mengalami gangguan pendengaran, Nak. Jadi, untuk sementara waktu ini, kau tidak da
Lies dieses Buch weiterhin kostenlos
Code scannen, um die App herunterzuladen
Gesperrtes Kapitel
Kommentare (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin lama makin seru
ALLE KOMMENTARE ANZEIGEN

Aktuellstes Kapitel

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 52 - Misteri Hilangnya Indera Pendengaran

    Terlihat pada sebuah Gazebo yang terletak di tengah-tengah taman umum Kota Xianglu, seorang anak kecil memandang ke arah air mancur seraya berkata, “Paman, kenapa aku tidak bisa mendengar suara air mancur itu? Padahal biasanya ketika aku datang ke sini, aku selalu mendengar suara percikan air mancur itu.”Di sebelahnya, seorang pria yang tampak berusia sekitar tiga puluh tahunan menatap keponakan laki-lakinya itu dengan wajah prihatin. “Sungguh malang sekali nasibmu, Nak. Masih kecil tapi sudah kehilangan indra pendengaran.”Merasa diabaikan, anak kecil itu kembali berkata, “Paman, kenapa kau diam saja? Tolong jawab aku! Kenapa semua orang diam saja sih?”Pria itu mengambil kertas dan pena dari tas kulitnya, lalu menulis sesuatu dengan tangan gemetaran. Setelahnya, ia menyerahkan kertas itu pada keponakannya.Setelah menerima kertas itu, anak kecil itu membaca isi kertas tersebut dalam hati. ‘Kau sedang mengalami gangguan pendengaran, Nak. Jadi, untuk sementara waktu ini, kau tidak da

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 51 - Sang Lengenda Cahaya

    Mendengar itu, Qing Xuejia tersenyum sebelum menjawab, “Baiklah, saya akan menjaganya dengan baik.”“Kalau begitu ...,” ucap Luo Yi seraya mengeluarkan sesuatu dari cincin penyimpanan. Seketika, pakaian linen yang ia kenakan berganti menjadi jubah biru kehijauan. “Aku akan berpamitan kepada Dewan Agung.”Qing Xuejia meletakkan gembor yang dipegangnya. “Biarkan saya mengantar Anda.”“Baiklah, mari kita berangkat ke Balai Kota bersama,” kata Luo Yi.“Tunggu sebentar,” kata Qing Xuejia yang direspon dengan anggukan oleh Luo Yi, lalu ia memasukkan kedua gembor yang baru saja digunakan untuk menyiram Bunga Luminaflora. Luo Yi menunggunya di luar. Tak lama kemudian, pria itu keluar dengan mengenakan jubah putih. “Mari, kita berangkat sekarang.”“Mari.”Mereka pun langsung berangkat ke Balai Kota dengan Ilmu Meringankan Tubuh.***Sekitar satu dupa terbakar kemudian, keduanya kini telah sampai di Balai Kota. Namun, belum juga memasuki Gedung Balai Kota, Qing Yuan telah keluar dari bangunan

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 50 - Pergantian Formasi

    Qing Ling menatap ke arah Qing Xuejia sebelum berkata, ‘Kenapa pengembara itu lama sekali?’ Qing Ying menoleh ke belakang, memperhatikan anggota regunya yang sudah mulai kelelahan, karena energi mereka terus-menerus terkuras untuk mempertahankan Formasi Empat Arah Mata Angin ini. ‘Jika terlalu lama, aku khawatir pasukan kita akan kehabisan energi sebelum pengembara itu datang.’ ‘Ayolah, Qing Zi, kita habisi saja dia sekarang juga!’ kata Qing Shou. ‘Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi.’ ‘Sabarlah sedikit lagi!’ kata Qing Zi. ‘Sebentar lagi pengembara itu pasti akan datang.’ Beberapa saat setelah Qing Zi mengatakan itu, tiba-tiba mereka merasakan aura ketenangan sebelum mendengar suara seseorang yang mengatakan, “Kalian tidak perlu menggunakan formasi sekuat itu untuk mengurung Qing Xuejia, karena tanpa dikurung pun dia tidak akan melakukan tindakan yang membahayakan kalian atau pun klan kalian.” Semua kultivator langsung menoleh ke arah asal suara itu. Dari kejauhan, tamp

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 49 - Kembalinya Qing Xuejia

    Mendengar perkataan Qing Xuejia, sebagian orang ada yang heran, sebagian ada yang tertawa, sebagian ada yang bertanya-tanya dalam hati, apakah apa yang dikatakan Luo Yi benar kalau Qing Xuejia tidak akan membahayakan Klan Qing lagi? Sebagian orang yang bertanya-tanya dalam hati seperti itu adalah orang-orang yang tadi hadir dan mendengarkan percakapan antara Luo Yi dan Dewan Agung di kediamannya. “Meminta maaf? Apa aku tidak salah dengar?” Qing Zi bertanya dengan nada mengejek. “Bukankah selama ini tujuanmu ingin menghancurkan Klan Qing?” Qing Ying menimpali, “Aku tidak menyangka, ternyata kau yang selama ini menjadi dalang di balik munculnya Siluman Kijang Serigala.” “Kau pikir kami akan percaya bergitu saja dengan ilmuan licik sepertimu?” Mata elang Qing Ling memperhatikan raut wajah dan mata Qing Xuejia dari kejauhan, mencoba mencari jejak kebohongan di sana, tetapi ia tidak menemukannya. Biasanya, ia bisa menebak kebohongan orang lain hanya dengan mengamati raut wajahnya.

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 48 - Formasi Empat Arah Mata Angin

    Mata Qing Lao mengikuti Luo Yi yang sedang berjalan dengan tenang ke arah penginapan itu. Sebenarnya, ia ingin bertanya, kenapa pemuda itu memilih tempat yang berdekatan dengan hutan.Namun, mengingat sikap Luo Yi yang begitu baik saat berbicara dengannya itu membuatnya tidak enak, jika ia melontarkan pertanyaan yang mengandung kecurigaan seperti itu. Dalam lubuk hati terdalam, Qing Lao merasa kalau Luo Yi adalah orang yang tulus dan jujur. Menurutnya, tidak mungkin jika pemuda itu berhianat atau kabur.Kalau ini bukan karena perintah dari Dewan Agung, Qing Lao akan berkata pada rekan-rekan kerjanya, kalau Luo Yi tidak perlu diawasi dengan ketat, karena ia adalah orang yang sangat dapat dipercaya.***Di pedalaman Hutan Huoluo, tepatnya di ruang utama dalam Laboratorium Xuejia, tampak formasi pelindung berupa energi berwarna hijau yang mengelilingi pria itu memudar, sementara segel cahaya yang mengikat jiwanya dalam dunia ilusi telah lepas.Tak lama setelah itu, pria itu membuka mata

  • Jalan Sunyi sang Pendekar   Bab 47 - Perkampungan Embun Putih

    Qing Yuan menatap Luo Yi dengan sorot mata yang menyiratkan penuh keingintahuan. “Saya ingin Anda memaafkan Qing Xuejia dan meringankan hukumannya,” jawab Luo Yi akhirnya. “Sudah kuduga permintaanmu itu terlalu sulit untuk dikabulkan,” kata Qing Yuan. “Tapi maaf, aku tidak bisa melakukannya. Selama ini dia telah membahayakan Klan Qing. Dia harus mendapatkan hukuman yang berat.”“Dia tidak akan membahayakan Klan Qing lagi,” kata Luo Yi dengan tenang. “Saya bisa menjamin itu.”Setelah memperhatikan Luo Yi yang sedari tadi selalu tenang dalam berkata-kata, akhirnya Qing Yuan memutuskan untuk berkata, “Baiklah, aku akan meringankan hukumannya, tetapi dengan satu syarat.”“Apa syaratnya, Yang Mulia?” tanya Luo Yi.“Jika dia membahayakan Klan Qing lagi, maka kau harus bertanggung jawab dan mau menerima hukuman mati.” Qing Yuan tersenyum tipis saat mengatakan itu, sorot matanya memperhatikan wajah Luo Yi, mencoba mencari jejak ketakutan di mata pemuda itu, tetapi ia tidak menemukannya sedi

Weitere Kapitel
Entdecke und lies gute Romane kostenlos
Kostenloser Zugriff auf zahlreiche Romane in der GoodNovel-App. Lade deine Lieblingsbücher herunter und lies jederzeit und überall.
Bücher in der App kostenlos lesen
CODE SCANNEN, UM IN DER APP ZU LESEN
DMCA.com Protection Status