Dengan ketenangan, kutapaki jalan sunyi di tengah dunia yang bising oleh ambisi. Dengan ketenangan, kugenggam pedang bukan untuk membunuh, tetapi untuk melindungi. Dengan ketenangan, kuhadapi para penguasa kekuatan tanpa menyimpan dendam dan kebencian. Dengan ketenangan, kulewati cobaan, luka, dan kehilangan, tanpa kehilangan arah. Dengan ketenangan, kutulis kisahku di dunia persilatan—kisah tentang seorang anak pendekar yang menemukan kekuatan di jalan sunyi, “Jalan Sunyi sang Pendekar”. 0==(:::::::::::::::::::::::::::» Tingkatan Kulitivasi -Ranah Dasar -Ranah Lanjutan -Ranah Tinggi -Ranah Ksatria -Ranah Legenda
View MorePLAK!
Tamparan itu datang sebelum Luo Yi sempat menjelaskan apa pun. “Dasar tidak tahu diuntung!” Luo Yang membentaknya dengan wajah merah padam. “Sudah kubilang berkali-kali untuk tidak usah keluar rumah! Bikin malu saja kau ini!” “Tapi, Ayah—” PLAK! Tamparan keras itu mendarat di pipi Luo Yi sekali lagi, tetapi bukan itu yang paling menyakitkan. “Jangan panggil aku ayah! Aku tidak sudi memiliki anak cacat sepertimu!” kata-kata ayahnya itu lebih tajam dari bilah pedang. Bukan tamparannya yang paling menyakitkan, melainkan kata-kata ayahnya—tajam seperti pisau, menyayat hati. Sementara di dapur, Luo Yin, ibunya Luo Yi, yang sedang memasak di dapur, segera bergegas menuju ke ruang utama ketika ia mendengar suara keributan suami dan anaknya. Setibanya di ruang itu, ia dikejutkan dengan anaknya yang tiba-tiba berlari ke arahnya dan memeluknya sambil menangis. Tentu saja sebagai seorang ibu ia bisa merasakan apa yang dirasakan anaknya saat ini. Sembari memeluk anaknya, Luo Yin menatap suaminya dengan tajam. “Apa yang kaulakukan pada anak kita, Luo Yang?” “Anak kita?” Luo Yang bertanya dengan nada merendahkan. “Itu anakmu, bukan anakku. Aku sudah tidak ingin lagi menganggapnya sebagai anak!” Luo Yin melebarkan matanya. “Apa ... apa yang membuatmu sampai tega berkata seperti itu?” Luo Yin bertanya dengan suara gemetar, dan air matanya telah membendung di kelopak matanya. “Tentu saja karena anak sialanmu itu telah menghancurkan nama baik keluarga kita!” jawab Luo Yang. “Sudah jelas-jelas dantiannya cacat, tapi anakmu itu malah nekat ikut seleksi pendaftaran murid di Sekte Pedang Langit. Semua orang jadi tahu kalau kita memiliki anak cacat. Bikin malu saja!” “Jika ... jika memang menurutmu kehormatanmu itu lebih penting daripada anakmu sendiri, maka kau harus pergi dari rumah ini!” Air mata Luo Yin kini telah membuncah membasahi pipinya. “Ini ... ini rumahku, dan kau tidak lagi pantas berada di sini!” Mendengar itu, Luo Yang langsung menggebrak pintu rumah dan pergi begitu saja tanpa berkata apa pun. “Ayah!” Luo Yi berteriak, ingin mengejar, tetapi tangannya ditahan oleh ibunya. “Sudahlah, Yi'er. Ayahmu sudah tidak menyangimu lagi.” Luo Yin berusaha menenangkan diri dan mengusap air matanya, karena tidak ingin anaknya melihat dirinya bersedih. Luo Yi menundukkan kepalanya. Ia mengusap air matanya dengan punggung tangan kanannya sembari berkata, “Maafkan aku, Ibu! Kalau saja aku mematuhi perintah ayah, seharusnya kejadian seperti ini tidak akan terjadi.” Luo Yin memeluk anaknya lagi, mencoba untuk menenangkan anaknya sembari mengusap rambutnya dengan lembut. “Kau tidak bersalah, Luo Yi. Ibu tahu kau melakukan itu karena kau memiliki tekad yang kuat. Apa pun keadaanmu, jika kau tetap memiliki tekad kuat dan pantang menyerah, percayalah! Suatu keajaiban kelak pasti akan datang padamu!” *** Malam itu, di dalam kamar kediaman tempat tinggalnya, Luo Yi merebahkan dirinya di atas ranjang. Sorot matanya menyiratkan kepahitan yang telah ia alami. Sembari menatap langit-langit kamar, ia mengingat kata-kata ibunya tadi sore, lalu bergumam, “Aku berjanji, akan menjadi kultivator terkuat di dunia persilatan ini, dan membuat semua orang mengakuiku, terutama ayahku!” Setelah berkata seperti itu, tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya, sehingga ia tak bisa untuk tidak menutup matanya. Ia pun bermimpi berada di sebuah tempat aneh. Tidak ada tanah, tidak pepohonan, tidak ada rumah, dan juga tidak ada benda atau pun makhluk hidup. Sejauh mata memandang, yang dilihat di sekitarnya semuanya berwarna putih. “Tempat apa ini?” Luo Yi mengernyitkan keningnya. Di tengah kebingungan ini, tiba-tiba sebuah suara menggema di kehampaan, tanpa wajah, tanpa bayangan. “Jika kau menginginkan kekuatan, pergilah ke Hutan Lianhua!” kata suara itu. “Siapa kau?” tanya Luo Yi, namun sebelum ia mendapatkan jawaban dari suara misterius itu, tiba-tiba muncul cahaya yang sangat terang dan menyilaukan, membuat dirinya terbangun dari tidurnya. *** Mata Luo Yi terbuka, dan cahaya matahari pagi berhasil menerobos masuk melalui celah jendela kayu kamarnya. “Sudah pagi, ya.” Ia merasa waktu berjalan begitu cepat, tetapi ia teringat mimpi yang semalam ia alami. Ia teringat akan kata-kata sosok misterius dalam mimpi itu. “Apakah aku akan mendapatkan kekuatan jika aku pergi ke hutan itu?” Tepat setelah memikirkan hal itu, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, membuatnya menoleh ke arah pintu. Ia melihat ibunya memasuki kamar. “Sepertinya kau sudah sedikit lebih baik, Yi'er.” Luo Yin berjalan mendekati Luo Yi. “Iya, Ibu. Aku sudah merasa lebih baik sekarang. ” Luo Yi menatap ibunya sembari tersenyum tipis, sementara dalam hati ia berkata, “Hari ini aku akan pergi ke hutan itu tanpa sepengetahuan ibu!” Entah kenapa, meskipun telah mendengar anaknya mengatakan itu, Luo Yin masih merasa gelisah. Namun, ia berusaha menyembunyikan kegelisahannya, lalu merespon Luo Yi dengan berkata, “Ayo kita makan! Ibu sudah menyiapkan makanan kesukaanmu.” *** Siang itu, setelah ibunya meninggalkan rumah untuk menggantikan ayahnya mencari uang, Luo Yi bergumam, “Baiklah, ini saatnya aku pergi ke hutan itu!” Kemudian, ia segera keluar dari rumah untuk pergi ke Hutan Lianhua yang terletak di sebelah timur laut dari Ibukota Ningzou, tempat tinggalnya. Ia tahu jika ia meminta izin ibunya untuk pergi ke hutan itu, ibunya pasti tidak akan mengizinkannya, karena konon Hutan Lianhua adalah hutan terlarang dan belum pernah ada orang yang kembali setelah memasuki hutan itu. Oleh karena itulah ia pergi secara diam-diam. Meski ia tahu rumor kalau Hutan Lianhua adalah hutan terlarang, ia tetap bertekad untuk pergi ke sana, karena ia merasa mimpi yang semalam ia alami adalah sebuah petunjuk baginya. Di sepanjang jalan, orang-orang Klan Luo membicarakan kecacatannya. “Lihat itu! Itu bocah cacat dantian yang kemarin mencoba ikut seleksi pendaftaran murid di Sekte Pedang Langit!” kata seorang pria yang melihat Luo Yi. Seseorang pria di sampingnya menimpali, “Aku juga tidak menyangka klan kita akan memiliki anak cacat seperti dia. Sepertinya ayahnya sangat malu sekali meliat kecacatannya terbongkar." “Aku juga mendengar kabar kalau ayahnya pergi dari rumah meninggalkan dia dan ibunya.” Sementara Luo Yi yang mendengar itu berusaha memendam amarahnya, lalu berlari meninggalkan kota hingga tiba di perbatasan antara Ibukota Ningzou dan padang rumput. *** Setelah lima batang dupa terbakar melakukan perjalanan di padang rumput, akhirnya Luo Yi sampai di hadapan Hutan Lianhua, meski nafasnya tersengal-sengal. Ini kali pertamanya ia melihat hutan ini. Bisa dikatakan ini adalah hutan raksasa, melihat pohon-pohon yang sangat besar dan menjulang setinggi menara. Meskipun ia merinding melihat hutan lebat yang dalamnya tampak gelap itu, ia tetap memiliki tekad untuk memasuki hutan itu. Karena seperti yang dikatakan ibunya, jika ia punya tekad kuat, maka keajaiban pasti akan datang padanya, dan ia percaya akan hal itu. “Semoga sesuatu yang buruk tidak terjadi!” katanya, lalu melangkahkan kaki memasuki hutan. Saat memasuki hutan itu, suara dedaunan bergoyang terdengar dari pohon raksasa di sekitarnya. Heningnya hutan ini hanya dipecah oleh cicitan nyaring tonggeret. Ketika mendengar suara gemerisik dari semak-semak belukar, Luo Yi segera menghentikan langkahnya dan berdiri terbujur kaku. “Apa itu?” Keringat dingin mengalir deras dari pelipisnya. Semak-semak itu bergerak lagi, kali ini lebih liar—seperti ada sesuatu yang sangat besar mengendap-endap dari balik lebatnya semak-semak itu. Nafas Luo Yi tercekat. Ia mundur setapak. Lalu ... suara desis panjang dan berat menggema, mengguncang seluruh hutan. Sesuatu sedang mendekat.Sambil mendengarkan Zhu Xiehun berbicara, Luo Yi mengaktifkan Jurus Langkah Tenang Menghanyutkan. Setelah jurus itu aktif, dan waktu itu adalah saat di mana pria berjubah merah itu belum menyelesaikan ucapannya, Luo Yi dengan tenang melangkahkan kakinya.Dalam sekejap, ia telah berpindah di hadapan Zhu Xiehun dengan Pedang Qingling dalam genggaman tangan kanannya kini telah berada di dekat leher pria itu.Zhu Xiehun tersentak. Keringat dingin seketika mengalir deras dari pelipisnya, dan jantungnya berpacu dengan cepat.“Cepat sekali! Lebih cepat dari sang Legenda yang pernah kuhadapi sebelumnya. Aku bahkan tidak merasakan apa pun saat orang ini mengaktifkan Jurus Teleportasi. Aku harus berhati-hati dengan orang ini!” batinnya.“Si ... siapa kau sebenarnya?” Zhu Xiehun bertanya dengan suara bergetar dan sedikit terbata.Luo Yi menjawab dengan tenang. “Aku hanya seorang pendekar yang ingin menghentikan kegaduhan yang disebabkan oleh orang-orang sepertimu.”“Kegaduahan? Apa maksudmu?” ta
Luo Yi menoleh ke arah ayahnya. Ia tersenyum tipis sebelum menjawab, “Jalan yang kutapaki adalah jalan sunyi. Dengan kata lain, aku memilih jalan yang membawaku pada ketenangan dan kedamaian. Jika aku melihat seseorang membuat kegaduhan, maka aku akan menghentikan kegaduhan itu dan menuntun orang itu ke jalan kedamaian.”Luo Yang tersentuh. Baginya, jawaban yang dilontarkannya putranya itu adalah kata-kata yang penuh makna mendalam. Ia tak tahu harus berkata apa selain merespon dengan kata, “Kau benar-benar sudah berubah, Yi'er.”Luo Yi hanya tersenyum tipis sebagai respon. Setelah percakapan itu, ia dan ketiga anggota keluarganya kemudian kembali masuk ke dalam kediaman setelah menutup kembali pintu gerbang halaman.***Malam harinya, dirasa semua orang dalam kediaman telah tertidur lelap, di kamarnya Luo Yi mengeluarkan Pedang Qingling dari cincin penyimpanannya.Saat bertarung melawan Luo Mian di Gerbang Selatan, ia sempat menghisap energi Qi merah ketika Pedang Qingling-nya itu be
Setelah hening beberapa saat, Luo Yin membuka suara. “Kenapa kau tidak ingin menemui Dewan Agung, Yi'er?” tanyanya, ada garis kerutan di dahinya. “Ibu yakin beliau pasti akan memberikan penghargaan yang sangat besar padamu. Bukankah dulu tujuanmu menjadi kuat karena menginginkan itu agar semua orang mengakuimu?”Luo Yi menatap ibunya yang tampak penasaran terhadap alasan di balik keputusannya. “Apakah Ibu lupa? Kemarin aku sudah mengatakan pada Ibu dan Bibi Qin di Danau Wuyao, bahwa tujuanku menjadi kuat adalah untuk mengubah dunia persilatan yang penuh dengan kegaduhan ini menjadi tenang dan damai,” katanya tenang. “Tujuanku sudah berubah sejak aku bertemu dengan guruku.”Setelahnya, Luo Yi bangkit dari duduknya, berniat untuk keluar dan menemui Yu Xuan. Namun, baru saja selangkah ia menapakkan kaki, ia mendengar ibunya kembali berkata, “Tapi kau berhak untuk bahagia, Yi'er. Kau berhak mendapatkan penghargaan, dan untuk mendapatkan itu, kau harus menjelaskannya pada Dewan Agung.”
Luo Mian menatap gerbang besar yang kini telah roboh sebelum menjawab, “Dia adalah pemuda yang sangat tenang, bahkan saat di bawah tekanan aura Ranah Ksatria sekali pun.”Mendengar ayahnya mengatakan 'sangat tenang', Luo Lian dapat menebak, “Apakah itu Luo Yi?” Luo Mian mengangguk. “Semua kerusakan di Gerbang Selatan ini adalah ulah ayah, tapi pemuda itu menghentikan ayah dengan ketenangannya. Ayah tak merasakan aura ranah kultivasi sedikit pun dalam dirinya. Tapi bagi ayah, dia seperti Kultivator Ranah Legenda.”Luo Lian menundukkan kepalanya dengan wajah murung. Ia sadar, bahwa Luo Yi yang dikiranya tak memiliki dantian, ternyata menyimpan kekuatan sebesar itu. “Aku kemarin juga bertarung dengannya, Ayah,” ucapnya lirih, tetapi masih dapat didengar oleh ayahnya.Luo Mian terkekeh sebelum berkata, “Ayah yakin kau pasti kalah.”Luo Lian mengerucutkan bibirnya sebelum berkata, “Awalnya aku merasa telah membunuhnya, tapi—”“Mungkin kau terkena ilusi,” potong Luo Mian. Luo Lian menger
Dengan kedua pedangnya, Luo Lian langsung menahan tubuhnya yang nyaris jatuh. Pria berjubah hitam itu berhasil kabur, dan ayahnya tiba-tiba dihisap oleh portal merah. Kini ... rasa putus asa menguasai dirinya. Ia menjatuhkan kedua lututnya dengan pasrah. Pandangannya kosong. Beberapa saat setelahnya, air matanya menetes, berjatuhan membasahi tanah gosong. “Kenapa ... kenapa ini terjadi pada keluargaku?” Luo Lian menjerit, suaranya lantang. Ia menangis dengan histeris. Ia merasa dirinya telah hancur. Dari belakang, Luo Lin merangkulnya, mencoba menenangkan kakaknya. “Tenangkan dirimu, Kak. Kita tidak boleh rapuh. Kita harus jadi kuat agar bisa membalas dendam!” katanya seraya menyandarkan kepalanya pada bahu kakaknya. Luo Lian memejamkan matanya, berusaha menenangkan diri dari keterpurukan. Dalam pikirannya ia berusaha mencari cara untuk menjadi kuat. Setelah berpikir beberapa saat, ia pun teringat bahwasanya ibunya pernah bercerita padanya, kalau ibunya itu dulu pernah menj
“Tapi ibu ....” Luo Lin tak sanggup melanjutkan ucapannya begitu melihat tubuh ibunya yang tergeletak mengenaskan dan tak bernyawa lagi.Sementara itu, Luo Lian langsung mengalihkan pandangannya ke arah di mana tadi ayahnya bertarung. Matanya menajam ketika melihat sosok pria berjubah hitam itu melayang turun untuk mengambil Tongkat Bambu Emas-nya yang menancap di tanah gosong.Naga es ayahnya kini telah kembali ke wujud tombak biru tanpa adanya cahaya energi Qi yang tadi menyelimutinya. Di saat ia melihat ayahnya yang kini sedang berjuang keras untuk kembali berdiri dengan kedua tangan bergetar memegang tombak, ia meletakkan tubuh adiknya di sisi ibunya.“Tunggulah di sini, Lin'er. Aku harus menolong Ayah,” ujarnya, lalu segera menoleh ke arah pria berjubah hitam yang kini telah kembali menggenggam Tongkat Bambu Emas-nya.Luo Lin langsung menggenggam tangan kakaknya itu dengan tangannya yang lemas. “Aku sudah kehilangan ibu ... aku tidak ingin kehilangan Kakak dan Ayah!” ucapnya li
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments