Jalan Sunyi sang Pendekar

Jalan Sunyi sang Pendekar

last updateLast Updated : 2025-05-28
By:  Rizki Al-MubarokUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
9Chapters
24views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di antara 4 klan besar di Ibukota Ningzou, Klan Luo dikenal sebagai klan terkuat—setiap keturunannya selalu menjadi kultivator hebat yang dihormati dunia persilatan. Namun, kehormatan itu tercoreng ketika Luo Yi lahir dengan dantian yang cacat. Luo Yang, ayah Luo Yi, yang mengutamakan kejayaan klan, merasa malu besar dan berusaha menutupi kecacatan anaknya. Diabaikan, dihina, dan diperlakukan seperti sampah oleh ayahnya sendiri, membuat Luo Yi sangat tertekan. Namun, pada suatu malam, setelah ayahnya pergi meninggalkannya, ia bermimpi. Di dalam mimpinya itu, ia mendengar sebuah suara yang mengatakan, “Jika kau menginginkan kekuatan, pergilah ke Hutan Lianhua!” Dengan tekad membara, ia melangkah menuju Hutan Lianhua—sebuah tempat terlarang yang tak pernah mengembalikan siapa pun yang berani memasukinya. Bagaimanakah takdir Luo Yi setelah memasuki hutan terlarang itu? 0==(:::::::::::::::::::::::::::» Tingkatan Kulitivasi -Ranah Dasar -Ranah Lanjutan -Ranah Tinggi -Ranah Ksatria -Ranah Legenda

View More

Chapter 1

Bab 1 - Suara dari Alam Mimpi

“Dasar tidak tahu diuntung!” Luo Yang membentak Luo Yi dengan emosi yang meluap-luap. “Sudah kubilang berkali-kali untuk tidak usah keluar dari rumah. Bikin malu saja kau ini!”

“Tapi, Ayah—”

PLAK!

Tamparan keras dari tangan Luo Yang meluncur ke pipi Luo Yi. 

Kemudian sebuah kata yang menyakitkan keluar dari mulut Luo Yang. “Jangan panggil aku ayah! Aku tidak sudi memiliki anak cacat sepertimu!” 

Mendengar itu, Luo Yi merasa sakit sekali! Sakit bukan karena ia mendapatkan tamparan keras dari ayahnya, tetapi kata-kata ayahnya yang seperti pisau itu, menyayat hatinya.

Sementara di dapur, Luo Yin, ibunya Luo Yi yang sedang memasak, segera bergegas menuju ke ruang utama ketika ia mendengar suara keributan suami dan anaknya.

Setibanya di ruang itu, ia dikejutkan dengan anaknya yang tiba-tiba berlari ke arahnya dan memeluknya sambil menangis. Tentu saja sebagai seorang ibu ia bisa merasakan apa yang dirasakan anaknya saat ini. 

Sembari memeluk anaknya, Luo Yin menatap suaminya dengan tajam. “Apa yang kaulakuakn pada anak kita, Suamiku?”

“Anak kita?” Luo Yang bertanya dengan nada merendahkan. “Itu anakmu, bukan anakku. Aku sudah tidak ingin lagi menganggapnya sebagai anak!”

Luo Yin melebarkan matanya. “Apa ... apa yang membuatmu sampai tega berkata seperti itu?” Luo Yin bertanya dengan suara gemetar, dan air matanya telah membendung di kelopak matanya.

“Tentu saja karena anak sialanmu itu telah menghancurkan nama baik keluarga kita!” jawab Luo Yang. “Sudah jelas-jelas dantiannya cacat, tapi anakmu itu malah nekat ikut seleksi pendaftaran murid di Sekte Pedang Langit. Semua orang jadi tahu kalau kita memiliki anak cacat. Bikin malu saja!”

“Jika ... jika memang menurutmu kehormatanmu itu lebih penting daripada anakmu sendiri, maka kau harus pergi dari rumah ini!” Air mata Luo Yin kini telah membuncah membasahi pipinya. “Ini ... ini rumahku, dan kau tidak lagi pantas berada di sini!”

Mendengar itu, Luo Yang langsung menggebrak pintu rumah dan pergi begitu saja tanpa berkata apa pun.

“Ayah!” Luo Yi berteriak, ingin mengejar, tetapi tangannya ditahan oleh ibunya.

“Sudahlah, Yi'er. Ayahmu sudah tidak menyangimu lagi.” Luo Yin berusaha menenangkan diri dan mengusap kedua air matanya, karena tidak ingin anaknya melihat dirinya bersedih.

Luo Yi menundukkan kepalanya. Ia mengusap air matanya dengan punggung tangan kanannya sembari berkata, “Maafkan aku, Ibu! Kalau saja aku mematuhi perintah ayah, seharusnya kejadian seperti ini tidak akan terjadi.”

Luo Yin memeluk anaknya lagi, mencoba untuk menenangkan anaknya sembari mengusap rambutnya dengan lembut. “Kau tidak bersalah, Luo Yi. Ibu tahu kau melakukan itu karena kau memiliki tekad yang kuat. Apa pun keadaanmu, jika kau tetap memiliki tekad kuat dan pantang menyerah, percayalah! Suatu keajaiban kelak pasti akan datang padamu!”

***

Malam itu, di dalam kamar kediaman tempat tinggalnya, Luo Yi merebahkan dirinya di atas ranjang. Sorot matanya menyiratkan kepahitan yang telah ia alami.

Sembari menatap langit-langit kamar, ia mengingat kata-kata ibunya tadi sore, lalu bergumam, “Aku berjanji, akan menjadi kultivator terkuat di dunia persilatan ini, dan membuat semua orang mengakuiku, terutama ayahku!”

Setelah berkata seperti itu, tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya, sehingga ia tak bisa untuk tidak menutup matanya. 

Ia pun bermimpi berada di sebuah tempat aneh. Tidak ada tanah, tidak ada pepohonan, tidak ada rumah, dan juga tidak ada benda atau pun makhluk hidup. Sejauh mata memandang, yang dilihat di sekitarnya semuanya berwarna putih.

“Tempat apa ini?” Luo Yi mengernyitkan keningnya.

Di tengah kebingungan ini, tiba-tiba sebuah suara tanpa rupa mengejutkannya, membuat jantungnya berdebar-debar.

“Jika kau menginginkan kekuatan, pergilah ke Hutan Lianhua!”

“Siapa kau?” tanya Luo Yi, namun sebelum ia mendapatkan jawaban dari suara misterius itu, tiba-tiba cahaya yang sangat terang membuat dirinya terbangun dari tidurnya.

***

Mata Luo Yi terbuka, dan cahaya matahari pagi berhasil menerobos masuk melalui celah jendela kayu kamarnya.

“Sudah pagi, ya.” Ia merasa waktu berjalan begitu cepat, tetapi ia teringat mimpi yang semalam ia alami. Ia teringat akan kata-kata sosok misterius dalam mimpi itu. “Apakah aku akan mendapatkan kekuatan jika aku pergi ke hutan itu?”

Tepat setelah memikirkan hal itu, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, membuatnya menoleh ke arah pintu. Ia melihat ibunya memasuki kamar.

“Sepertinya kau sudah sedikit lebih baik, Yi'er.” Luo Yin berjalan mendekati Luo Yi.

“Iya, Ibu. Aku sudah merasa lebih baik sekarang.” Luo Yi menatap ibunya sembari tersenyum tipis, sementara dalam hati ia berkata, “Hari ini aku akan pergi ke hutan itu tanpa sepengetahuan ibu!”

Entah kenapa, meskipun telah mendengar anaknya mengatakan itu, Luo Yin masih merasa gelisah. Namun, ia berusaha menyembunyikan kegelisahannya, lalu merespon Luo Yi dengan berkata, “Ayo kita makan! Ibu sudah menyiapkan makanan kesukaanmu.”

***

Siang itu, setelah ibunya meninggalkan rumah untuk menggantikan ayahnya mencari uang, Luo Yi bergumam, “Baiklah, ini saatnya aku pergi ke hutan itu!”

Kemudian ia segera keluar dari rumah untuk pergi ke Hutan Lianhua yang terletak di sebelah timur laut dari Ibukota Ningzou, tempat tinggalnya. 

Ia tahu jika ia meminta izin ibunya untuk pergi ke hutan itu, ibunya pasti tidak akan mengizinkannya, karena konon Hutan Lianhua adalah hutan terlarang dan belum pernah ada orang yang kembali setelah memasuki hutan itu. Oleh karena itulah ia pergi secara diam-diam.

Meski ia tahu rumor kalau Hutan Lianhua adalah hutan terlarang, ia tetap bertekad untuk pergi ke sana, karena ia merasa mimpi yang semalam ia alami adalah sebuah petunjuk baginya.

Di sepanjang jalan, orang-orang Klan Luo membicarakan kecacatannya.

“Lihat itu! Itu bocah cacat dantian yang kemarin mencoba ikut seleksi pendaftaran murid di Sekte Pedang Langit!” kata seorang pria yang melihat Luo Yi.

“Aku juga tidak menyangka klan kita memiliki anak cacat seperti dia. Sepertinya ayahnya sangat malu sekali meliat kecacatannya terbongkar." Seseorang pria di sampingnya menimpali. 

“Aku juga mendengar kabar kalau ayahnya pergi dari rumah meninggalkan dia dan ibunya.”

Sementara Luo Yi yang mendengar itu berusaha memendam amarahnya, lalu berlari meninggalkan kota hingga tiba di perbatasan antara Ibukota Ningzou dan padang rumput.

***

Setelah lima batang dupa terbakar melakukan perjalanan di padang rumput, akhirnya Luo Yi sampai di hadapan Hutan Lianhua, meski nafasnya tersengal-sengal. 

Ini kali pertamanya ia melihat hutan ini. Bisa dikatakan ini adalah hutan raksasa, melihat pohon-pohon yang sangat besar dan menjualang setinggi menara.

Meskipun ia merinding melihat hutan lebat yang dalamnya tampak gelap itu, ia tetap memiliki tekad untuk memasuki hutan itu. Karena seperti yang dikatakan ibunya, jika ia punya tekad kuat, maka keajaiban pasti akan datang padanya, dan ia percaya akan hal itu.

“Semoga sesuatu yang buruk tidak terjadi!” katanya, lalu melangkahkan kaki memasuki hutan.

Saat memasuki hutan itu, suara dedaunan bergoyang terdengar dari pohon raksasa di sekitarnya. Heningnya hutan ini hanya dipecah oleh cicitan nyaring tonggeret.

Ketika mendengar suara gemerisik dari semak-semak belukar, Luo Yi segera menghentikan langkahnya dan berdiri terbujur kaku. 

“Apa itu?” Keringat dingin mengalir deras dari pelipisnya. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Serpihan Salju
Wuih karya baru nih. Semoga sukses dan sampai tamat
2025-05-28 00:52:46
2
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status