Share

55 | Pawang

Sungguh, Bian tidak menyangka akan bertemu Bram di tempat ini. Lagipula, ada sekitar dua minggu mereka tidak bertemu.

Mereka saling memandang dengan terkejut selama beberapa saat, sebelum kemudian Bram berdehem singkat lalu membuang pandangannya ke arah lain. 

Sedangkan Bian menaikan alis lalu tersenyum smirk pada pria itu. Bram tampak malu, pikirnya. Entah kenapa rekan bisnisnya itu tiba-tiba saja mengalihkan pandangan darinya.

Oh ya, Bian berpikir ini juga saat yang paling tepat untuk memberitahu pria itu, bahwa dia dan Anjani akan segera melangsungkan pernikahan. Atau apa sebenarnya Bram sudah tau duluan? Sehingga menatapnya pun Bram merasa sungkan. Jika benar, Bian pikir ini mungkin adalah titik kemenangannya. Dimana ia akhirnya berhasil membuat Bram sadar bahwa Anjani tidak mungkin jatuh dalam pelukan pria duda itu. Hahaha.

Oke, karena sekarang dia sedang bahagia, Bian tidak ingin mencari masalah, maka dari itu usai mengulas senyum tipis sekali

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status