LOGINBlurb Rhea, setelah digunakan sebagai alat untuk menyiksa Enrio dan dibuang begitu saja oleh Dario. Wanita itu mencoba menjalani hidupnya hingga di titik terendah. Bekerja sebagai karyawan di perusahaan untuk membiaya perawatan Enrio yang sedang koma dan keempat buah hatinya. Dan kehidupan seolah tak memberinya jeda untuk bernapas, di tengah lautan keputus asaan yang memaksanya untuk menyerah, kehadiran sang ibu tiri yang mencoba menjualnya pada pria tua, membawa Rhea kembali ke pelukan Dario. Kali ini bukan untuk menyiksa Enrio, tetapi menggunakan tubuhnya untuk dijadikan pelampiasan nafsu saja. Dario Carlos, setelah mencampakkan Rhea untuk menyiksa anak selingkuhan ayahnya yang berengsek itu. Pria itu pikir tak akan pernah melihat wanita itu lagi. Tetapi kebenciannya pada wanita itu rupanya tumbuh besar sebesar hasratnya menginginkan tubuh wanita itu di bawahnya. Dan siapa yang menyangka, takdir bermain-main dengan membawa Rhea kembali ke ranjangnya. Bersama rahasia-rahasia yang dibawa wanita itu. Anak-anak yang tak pernah diketahuinya, juga saudaranya yang ternyata masih hidup. Dua fakta yang membuat kebenciannya semakin menggunung.
View MoreRhea berlari menyusuri lorong rumah sakit yang sunyi tersebut dengan tak sabaran. Jantungnya berdegup kencang dan napasnya terengah begitu langkahnya berhenti di pintu ruangan Orchid 4. Mendorong pintunya dan menemukan May yang langsung mengambus ke arahnya.“Dokter Miller menunggumu di atas.”Rhea mengangguk, menyeberangi ruangan tersebut dan berdiri di samping ranjang pasien Enrio. Menggenggam tangan pria itu dengan air mata yang mulai meleleh. “Keputusanku benar, kan?”May mengangguk. Tatapannya dipenuhi keharuan. “Dokter Miller bilang ini adalah keajaiban. Dan dia mau minta maaf karena tak mencoba berjuang sekali lagi.”Tangan Rhea menyeka air mata yang kembali menggenangi pandangannya. Meremas lembut tangan Enrio yang berada dalam genggamannya. Masih terasa dingin, tetapi tidak sedingin sebelum-sebelumnya.Dan wanita itu bisa merasa lebih lega lagi menemui dokter Miller, yang menjelaskan perkembangan-perkembangan Enrio. Jemari pria itu sudah bergerak-gerak meski masih belum membu
“Maafkan saya atas kecerobohan anak buah saya, Tuan.” Henri menatap Rhea yang baru saja mendapatkan keseimbangan tubuh. “Maafkan saya, Tuan.” Rhea mengangguk dan berjalan ke samping. Dario mengangguk singkat, tentu saja ia menyadari keberadaan wanita itu dari jauh. Ujung bibirnya tertarik sedikit sebelum melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Rhea yang berdiri di depan Henri. Langkahnya sempat terhenti melihat tatapan Henri pada Rhea yang mengganggunya. Bukan jenis tatapan teguran yang diberikan atasan pada bawahannya. “Sebelah sini, Tuan.” Asistennya berhenti di depan pintu ganda kaca. Mengalihkan perhatiannya dan membukakan pintu untuknya. Mengabaikan gangguan tersebut, Dario masuk ke dalam ruang pertemuan yang lebih sempit tersebut. Seorang wanita paruh baya beranjak dari tempatnya di balik meja. Terkejut dengan kedatangan sang presdir yang tiba-tiba. “Tuan Carlos,” sapa wanita itu dengan wajah pucat. Mengikuti sang pemilik perusahaan duduk di sofa. “Anda datang tanpa pemberita
Rhea sengaja menyewa dua apartemen yang saling berdekatan. Berjaga-jaga jika Dario mendatanginya dan agar lebih mudah baginya untuk menemani si kembar. Hanya Calvin, Carl, Caleb, dan Caileylah satu-satunya hal yang membuatnya bisa tetap waras di tengah semua masalah hidup yang datang padanya. Yang membuatnya tak bisa menyerah pada Enrio.“Ini tempat yang bagus. Wanita itu tidak akan bisa datang lagi, kan?”Rhea mengangguk. “Aku sudah memastikan keamanan tidak mengijinkan siapa pun datang berkunjung tanpa sepengetahuanku.”“Kecuali ayah mereka?” goda Anin menyenggol pundak Rhea.Ekspresi wajah Rhea seketika membeku. Kemiripan si kembar dengan Dario tentu saja tak terelakkan. Pria itu menidurinya hanya satu kali, tapi lihatnya berapa banyak yang dihasilkan oleh Dario. Tak ada yang bisa Rhea ingat pada malam itu selain hatinya yang terasa diiris. Cara Dario begitu kasar dan menyakitinya. Memang sengaja.Akan tetapi, semua kesakitan itu sudah tak terasa lagi melihat wajah putra dan putrin
Sendirian dan telanjang di balik selimut, pagi itu Rhea bangun dengan pegal di seluruh tubuh. Terutama di bagian pangkal pahanya. Ia belum pernah bangun dengan tubuh separah ini seumur hidupnya. Dario benar-benar tak memberinya jeda untuk beristirahat, memaksanya untuk melayani hasrat pria itu yang tak ada habisnya.Cahaya terang dari dinding kaca di samping mengejutkannya. Tubuhnya terlonjak bangun dan menyambar ponsel di nakas. Jam tujuh, ia harus segera ke rumah sakit dan langkahnya membeku menemukan sebuah kartu di meja. Berwarna hitam dengan inisial DC.Rhea mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan tak menemukan tanda-tanda keberadaan pria itu. Wanita itu pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, mengenakan pakaian di dalam kantong putih yang ada di atas meja, lengkap dengan pakaian dalam dan flat shoes yang pas di kakinya. Tanpa memikirkan bagaimana semua itu pas di tubuhnya, Rhea bergegas turun dan mendapatkan taksi yang membawanya ke rumah sakit.“Maafkan aku, R






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.