Home / Romansa / Janji Manis Putra Mahkota / Bab 3 Bertengkar dengan ibu mertua

Share

Bab 3 Bertengkar dengan ibu mertua

Author: Elytra12
last update Last Updated: 2024-06-15 10:43:00

Tidak terasa dua bulan sudah Karina tinggal di Mansion Royal Rumbling. Dalam waktu dekat mereka akan pindah ke rumah baru yang terletak jauh di luar kota. Lokasi itu dipilih oleh Daniel karena suasananya cocok untuk merawat ibu hamil.

Setelah dua bulan menikah, Karina akhirnya mengandung anak pertama pangeran Daniel. Kabar ini disambut baik oleh pengikut pangeran Daniel tapi tidak disambut dengan baik di kalangan keluarga besar Roches.

Mereka menduga kehamilan Karina yang terlalu cepat sebagai pertanda kalau Karina sudah 'berisi' sejak sebelum menikahi pangeran Daniel. Tentu saja semua itu tidak benar.

Namun yang paling mengejutkan Karina adalah perubahan sikap pangeran Daniel yang perlahan-lahan. Awalnya pangeran Daniel selalu bahagia saat Karina memasak untuknya tapi sekarang sikapnya tidak sebahagia dulu lagi. Tidak hanya itu, selama tinggal berdua di rumah baru. Karina beberapa kali diteror oleh sepucuk surat berisi ancaman pembunuhan.

Seolah belum cukup dengan semua itu, ibu mertua Karina berkunjung setiap minggu hanya untuk menghina dan berlaku kasar kepadanya. Pangeran Daniel sudah meminta ke ibunya untuk berhenti mengganggu kehidupan mereka tetapi sang ibu tidak mau berhenti. Terkadang juga dia datang bersama menantu keluarga Roches yang lain dan kalian tahulah apa yang terjadi. Kekerasan verbal yang mengerikan dialami oleh Karina setiap kali keluarga Roches datang.

"Kamu itu hanya beruntung bisa mencuri hati Daniel saat dia terpuruk! Lihatlah sekarang! Daniel mulai menjauh darimu karena dia menyadari kekeliruannya!" Kata permaisuri Lydia.

"Ibu salah. Pangeran Daniel mencintaiku dengan tulus dan dia masih mencintaiku sampai sekarang!" Sahut Karina yang sudah muak dengan mulut beracun mertuanya.

Mendengar pembelaan diri Karina, pecahlah tawa para bangsawan sombong itu. Kembali permaisuri Lydia menghina Karina dengan lebih kejam lagi, "Gelandangan memang tidak punya indera yang baik. Jelas-jelas Daniel menjauhinya tapi dia masih berhalusinasi dirinya adalah bidadari surga putraku. Sudahlah lonte, bawa tubuh kotormu dan bayi harammu keluar dari rumah ini."

Glek!

Terbakarlah amarah Karina. Dihina lonte dan anak haram sekaligus. Kenapa mereka tega menghina anakku yang belum lahir? Kenapa mereka begitu tega memfitnah aku berzina?

"Jangan sembarangan ibu! Anak yang kukandung ini adalah anak suamiku, pangeran mahkota Daniel. Dialah yang meniduriku sampai bunting. Kalau ibu menghina anak ini lagi, aku bersumpah akan melaporkan ibu ke suamiku!" Ancam Karina dengan nada tinggi.

Karina melarikan diri dan bersembunyi di kamar. Tangannya gemetar memegang ponsel yang jadi satu-satunya penyelamat.

Malam itu, hujan deras mengguyur kota, seakan menggambarkan suasana hati Karina yang tengah berkecamuk. Di dalam rumah mewah mereka, Karina duduk di tepi ranjang, menggenggam erat selembar kertas dengan tangan gemetar. Air mata mengalir deras di pipinya, membasahi surat itu. Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka dan Daniel masuk, wajahnya lelah setelah seharian bekerja.

"karina, ada apa?" tanyanya lembut, namun nada suaranya penuh kekhawatiran saat melihat keadaan istrinya.

Karina berusaha menahan isak tangisnya, namun gagal. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Daniel ... aku tidak tahu harus memulai dari mana..."

Daniel mendekat, duduk di samping Karina, lalu merangkul bahunya. "Ceritakan padaku, sayang. Apa yang terjadi?"

Karina menatap mata suaminya, mencari kekuatan. "Ini tentang Ibu," ucapnya pelan, hampir tak terdengar. "Ibu ... ibu sudah bertindak... Sangat keterlaluan,"

Mata Daniel menyipit, ketegangan tampak di wajahnya. "Apa maksudmu?"

Karina menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Ibu... Dia membawa para adik ipar kesini. Dan... dan dia menghina menyebut aku pelacur dan ... Dan ... Menyebut anak kita anak haram,"

Isak tangisnya semakin menjadi-jadi, membuat kata-katanya terputus-putus. "Aku tidak tahan lagi sayang, kalau seperti ini terus aku bisa sakit," Karina mengusap wajahnya dengan kuat.

Sebenarnya Daniel sudah tahu bagaiman perlakuan ibunya kepada Karina. Daniel selalu sibuk dengan kompetisinya sehingga tidak bisa melindungi Karina.

Rambut Karina yang lembut menyentuh dada Daniel yang bidang. Ada rasa perih sekaligus marah setiap mendengarkan pengaduan istrinya itu.

"Aku harus melakukan sesuatu. Kalau seperti ini terus Karina bisa kena mental. Apa kara orang nanti jika istri pangeran mahkota ditindas di rumahnya sendiri?" Pangeran Daniel menggertakkan gigi. "Selagi ada waktu akan kuselesaikan masalah Karina dengan anggota keluarga yang lain."

Daniel menarik tangan istrinya yang lemah lalu menatap mata Karina dengan sayang. "Aku sudah menemukan solusinya sayang,"

"Benarkah?" Karina sedikit berharap.

"Iya. Lusa nanti kita pergi ke rumah istana untuk membicarakan masalah ini dengan ayahanda."

"Tapi solusi itu sudah pernah gagal dua kali sebelumnya. Aku takut mengganggu ayah mertua lagi," kata Karina ketakutan.

"Aku janji. Kalau ibu tidak mau mendengarkan kali ini, aku akan melakukan bertindak tegas."

"Bertindak tegas seperti apa Daan?"

Daan adalah nama panggilan Karina untuk Daniel. Hanya digunakan saat berduaan. Daniel juga punya nama panggilan untuk Karina yaitu Kari.

Daniel melemaskan badannya lalu berbaring di ranjang. Karina pun mengikuti sikap suaminya.

"Pokoknya aku akan melakukan sesuatu. Tenang saja, selama ada aku mereka takkan berani menyakitimu," kata Daniel menenangkan Karina.

"Baiklah sayang, aku percaya padamu," balas Karina dengan senyum tipis. Segala rasa jengkel, amarah, dan dendam terlupakan untuk sementara waktu.

Daniel mengajak Karina menikmati kekayaannya selama semalam. Karina adalah istri dari pangeran mahkota, sudah seharusnya dia menikmati hidup bak ratu atau minimal setara putri.

Pangeran Daniel menggenggam tangan Karina dengan lembut, mencoba menenangkan istrinya yang masih terguncang, "Karina, kita butuh waktu untuk menenangkan pikiran. Aku punya ide. Mari kita manfaatkan kartu Black Diamond dan keluar sejenak dari semua tekanan ini."

Karina menatap Daniel dengan mata yang masih basah oleh air mata, tapi dia bisa melihat ketulusan dan kepedulian dalam mata suaminya. Meskipun hatinya masih berat, dia mengangguk pelan. "Baik, Daan. Mungkin itu bisa membantu."

Daniel tersenyum, lalu menggenggam erat tangan Karina dan membawanya keluar dari istana. Mereka menaiki mobil mewah mereka, dengan Daniel yang menyetir sendiri. Tujuan mereka adalah pusat perbelanjaan paling eksklusif di kota, tempat di mana kartu Black Diamond mereka bisa digunakan untuk membeli apa saja dengan kontan.

Sesampainya di sana, Daniel memimpin Karina memasuki butik-butik kelas atas. "Pilih apa saja yang kamu suka," katanya dengan suara lembut namun penuh keyakinan. "Hari ini, tidak ada batasan."

Karina berjalan di antara rak-rak penuh gaun mewah, perhiasan berkilauan, dan barang-barang mewah lainnya. Satu per satu, dia mencoba beberapa pakaian dan aksesoris, sementara Daniel selalu ada di sisinya, memberikan pendapat dan dorongan dengan senyuman.

Setelah beberapa saat, Karina mulai merasa sedikit lebih baik. Dia mencoba sebuah gaun biru yang indah, yang membuatnya tampak seperti ratu malam. Daniel bertepuk tangan pelan dan matanya bersinar dengan kekaguman. "Kamu tampak luar biasa, Karina."

Karina tersenyum, mungkin untuk pertama kalinya sejak kejadian itu. "Terima kasih, Daniel. Kamu selalu tahu bagaimana membuatku merasa lebih baik."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 110 Dunia Baru di Tempat Yang Baru

    Setelah menemukan lokasi domisili ibu susunya, Daniel mengajak Karina keluar dengan wajah cerah. "Karina tidak boleh sampai tahu kalau aku mengajaknya keluar untuk mencari ibu kandungku. Jika tidak kejutannya akan gagal," Daniel membatin. Karina merasa Daniel hanya ingin mengajaknya melihat proyek pembangunan gedung baru. Karina tidak tahu kalau dia akan bertemu ibu mertuanya yang telah lama terlupakan. "Kalau benar dia mengajakku melihat proyek pembangunan ... akan kujitak kepalanya! Tapi sepertinya tidak. Soalnya Daniel tidak akan pernah mengizinkanku membawa Maya ke lokasi konstruksi." Karina membatin. Bau AC mobil itu tidak pernah membuatnya bosan. Maya ada di gendongan Karina saat tangan nakal Daniel menyusup di sela-sela kancing baju yang cukup berjarak antara satu sama lainnya. "Jangan disini Daniel. Malu kalau dilihat supi

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 109 Lydia dan Hobi Bejat Alphonse Roches

    "Ahh ... Aku lupa sudah lama tidak memberimu nafkah biologi. Lepaskan aku! Sebaiknya ganti baju dulu.""Tidak usah," sela Daniel dengan nada menggoda. "Justru pakaian ini yang membuatku bernafsu.""Uhh ... Terserah kamu deh."Setelah enak-enak ..."Bagaimana dengan sistem pembagian kekuasaan di Istana Hofburg ini? Kamu berapa bagian?""Di depan publik, aku menguasai seluruhnya. 100%. Tapi sebenarnya hanya 50%. Ada beberapa area yang hanya boleh dimasuki oleh Agensi Detektif Bayroad."Setelah itu Karina menceritakan semua pengalamannya selama 2 bulan ini.Daniel mendengarkan dengan santai. Sesekali mereka tertawa dan saling puji. Menyebut satu sama lain sebagai berkah terbesar dalam hidup masing-masing.Begitulah, cerita ini akhirnya sampai di penghujung.Karina menjumpai keluarganya yang sekarang sudah jadi lebih baik. Mereka masih tinggal di pantai, di rumah pemberian Daniel.Karina menyerahka

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 108 Happy Ending

    “Saya siap mengemban misi mulia, menjaga Austria hingga raja yang sesungguhnya mencabut mahkota dari kepala saya.”Alicia puas dengan jawaban tegas Karina. Karina adalah sebaik-baiknya Permaisuri diantara ipar-iparnya yang lain. Setidaknya itulah yang dipikirkan Alicia.Karina mendapatkan mahkota. Sosoknya dipenuhi wibawa serta keanggunan yang luar biasa. Sosoknya yang baru ini menjadi teladan sekaligus inspirasi bagi rakyat kecil bahwa kecantikan dan kebaikan bisa membawamu ke puncak dunia.Sesaat sebelum siaran live CNN World berakhir, Karina menunjukkan senyum terbaik dan termanisnya.****Suara tangisan Maya membangunkan Daniel dari tidur panjangnya. Entah berapa lama dia tidak sadarkan diri, rasanya seperti satu tahun di alam mimpi.Daniel menggerakkan jarinya kemudian tangan kanannya. Rasanya nyaman. Daniel menggerakkan kepalanya, menoleh ke arah datangnya suara Maya.Bayi kecil itu tampak lebih gemuk dari sebelumnya, tampaknya Daniel tidur c

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 107 Sang Ratu Pengganti

    Di hadapan belasan perwakilan Agensi Detektif Bayroad dan ratusan member Special Force, Karina dipaksa memikul tanggung jawab sebagai pemimpin selama Daniel belum sadarkan diri. “Tenang nyonya. Kami akan membantu anda seperti biasanya,” kata Belfast dikala Karina pusing memikirkan nasibnya. Dukungan Belfast justru membuat Karina makin khawatir. Beberapa saat yang lalu dia menerima email dari menteri pengawas istana. Isi email itu sangat mencengangkan sampai Karina meragukan kenyataan. “Aku harus bagaimana, Belfast? Mereka menawarkan posisi raja kepadaku. Dan aku harus memberikan jawaban dalam 24 jam. Jika tidak, posisi itu akan jatuh ke tangan Permaisuri Chika.” Belfast mencoba mengingat nama Chika. Lalu dia ingat itu nama milik salah satu selir pangeran Adam. “Tidak mungkin!” seloroh Belfast. “Aku juga berpikir begitu.” Setelah Agensi Detektif Bayroad pergi, Karina mendapatkan kembali

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 106 Penantian Panjang Akhirnya Berakhir

    Ini adalah situasi terburuk dalam sejarah kerajaan Austria. Dimana tidak ada satu pun orang yang bisa mengisi tahta raja yang sedang kosong.Satu hari tanpa raja mungkin terdengar sepele di telinga, tapi bagi orang-orang yang tinggal di negara itu, keadaan tersebut sama seperti saat kita menonton film horor abad 21. Kita bisa terkena jumpscare hantu kapan saja.“Kita harus mengangkat seseorang di antara kita. Nyalakan api semangat kalian! Kita harus berani mengambil alih! Siapa yang bisa?”Dari semua menteri yang hadir tidak ada yang mengangkat tangan. Mereka adalah pejabat-pejabat jujur yang tidak pernah melanggar peraturan negara. Dan peraturan negara melarang siapa saja yang bukan anggota keluarga kerajaan, mengambil alih tahta.“Menurutku, lebih baik kita serahkan masalah ini pada keluarga pangeran Daniel.” Akhirnya setelah lama diam, salah satu menteri angkat bicara.“Kepada permaisuri Karina? Kau pikir wanita yang tumbuh d

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 105 Akhir Kompetisi Pangeran Terkuat

    “Huff ... Huff ... “Laros menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya.Tangan kanan Laros terluka parah sehingga tidak memungkinkan untuk mengangkat tombak.“Aku harus melawan Daniel dengan satu tangan. RencanaNya (tuhan) memang tidak bisa ditebak.”Laros bersusah payah berdiri dengan kedua kakinya yang terluka parah.Musuh terakhir yang dia lawan adalah yang terkuat. Dia seorang master bela diri Kungfu. Setiap tinjunya dapat meremukkan tulang lawan.Tangan kanan, kaki kanan, dan kaki kiri Laros jadi korban keganasan tinju musuhnya.“Lain kali akan kucari perguruan yang mengajarkan ilmu orang itu.” Batin Laros.Tak putus-putus dia berdoa, berharap tidak muncul musuh sekuat itu lagi.***👑⚔️👑***Daniel datang dalam keadaan perut berlubang. Hanya perban sederhana yang membalut lukanya. Luka itu membuat Daniel kehilangan banyak sekali darah. Jadi kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk berta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status