Home / Romansa / Janji Manis Putra Mahkota / Bab 4 Bertemu wanita aneh

Share

Bab 4 Bertemu wanita aneh

Author: Elytra12
last update Last Updated: 2024-06-15 10:47:45

Setelah itu, mereka berjalan menuju bagian perhiasan. Daniel meminta Karina untuk memilih sebuah kalung yang paling istimewa di hatinya.

Karina memilih sebuah kalung berlian yang bersinar dengan kilauan yang hampir seperti bintang di langit malam. Daniel mengeluarkan kartu Black Diamond-nya dan membayar kalung itu secara kontan.

Setelah berbelanja, Daniel membawa Karina ke restoran bintang lima di atap pusat perbelanjaan tersebut. Mereka duduk di meja dengan pemandangan kota yang menakjubkan di bawah mereka. Makan malam mewah disajikan dengan anggur terbaik, dan untuk sesaat, masalah yang mereka hadapi tampak seperti sesuatu yang jauh.

"Sekarang, mari kita nikmati malam ini dan lupakan semua kekhawatiran kita," kata Daniel sambil menggenggam tangan Karina. "Kita bisa menghadapi semua masalah itu besok, bersama-sama."

Karina mengangguk dan tersenyum, merasa sedikit lebih ringan. Malam itu, mereka menikmati makanan lezat, tertawa bersama, dan berbagi momen-momen intim yang mengingatkan mereka akan kekuatan cinta mereka. Di tengah semua kemewahan dan kilauan, yang paling penting bagi Karina adalah kenyataan bahwa dia memiliki Daniel di sisinya, mendukung dan mencintainya tanpa syarat.

***

Hingga hari yang dijanjikan pun tiba. Pangeran Daniel beserta permaisurinya, Karina, telah sampai di depan gerbang rumah pribadi sang raja Austria.

Pangeran Daniel menepuk-nepuk punggung istrinya. Kelihatan sekali ketegangan di wajah istrinya yang tidak biasa bertamu ke rumah raja.

Supir terpaksa menghentikan laju mobil atas perintah Karina.

"Tunggu sebentar Daan, aku melihat orang mencurigakan di arah sana," kata Karina sambil melompat dari mobil.

"Tunggu aku Karina!" Dengan sangat terpaksa Daniel ikut turun dari mobil.

Karina berhasil menemukan orang yang dia cari. Saat Daniel melihat orang itu dia langsung mewajarkan sikap Karina barusan. "Siapa kamu?" Tanya Karina.

"Sedang apa di halaman rumah istana baginda raja?" Daniel menimpali.

Wanita bertudung merah berbalik. Matanya yang indah bertemu dengan mata Karina yang tidak kalah indah. Wanita itu tersenyum. Bibirnya seperti kelopak bunga mawar. Kulitnya putih bersih, dan yang terbaik, kecantikannya tidak berasal dari manipulasi produk kecantikan.

"Cantik sekali .... Maaf, apakah kamu salah satu menantu permaisuri Lydia yang belum pernah aku jumpai?"

Wanita elok itu terkekeh. Tawanya semerdu melodi angin. Tidak bosan-bosan Karina menatap wanita itu. Menunggu jawaban sembari menatap keelokan bentuk sang wanita, itulah yang sedang dilakukan Karina.

"Mohon maaf jika aku mengganggu perjalanan kalian. Memang benar aku menantu permaisuri Lydia. Tapi aku tidak suka bergaul bersama mereka." Si wanita tersenyum tipis seraya memejamkan kedua matanya.

Tanpa peringatan, Daniel memeluk wanita itu, tepat di hadapan Karina. Si wanita pun balas memeluk. Keduanya terlihat sangat akrab seperti saudara kandung.

Sebagai istri sahnya Daniel, tidak mungkin Karina tidak cemburu melihat suaminya memeluk wanita lain. Tapi sebagai wanita yang bermartabat Karina membuang jauh-jauh emosi negatif itu, sambil berharap si wanita bertudung bukan wanita simpanan Daniel.

"Sayangku ... Perkenalkan, ini Sylvana, istri pangeran Garam."

Karina sangat senang mendengarnya lalu hendak bersalaman dengan Sylvana, akan tetapi, wanita itu malah memeluknya dan menangis sesunggukkan di bahunya.

"Sylvana ... Apa yang kamu lakukan?" Tanya Karina dengan bingung.

"Sylvana tidak ingin mengungkapkan motifnya terlalu dini. Dia segera menjauh dari Karina dan kabur meninggalkannya keduanya.

"Ada apa dengan adik ipar?" Karina mencari jawaban ke Daniel. Nampak Daniel juga bingung dengan sikap adik iparnya itu.

"Sudahlah tidak perlu dipikirkan sekarang. Ayah sedang menunggu kita," ucap Daniel seraya menarik tangan istrinya.

Sesampainya mereka di hadapan baginda raja, Alphonse Roches. Karina tidak bisa tidak terpana menyaksikan keagungan bangunan yang menjadi tempat tinggal raja Austria dan permaisurinya tersebut. Lorong-lorong berlapis emas setebal 20 sentimeter melapisi bagian dalam rumah. Belum lagi ornamen megah dan perabotan-perabotan mahal serta koleksi-koleksi tak ternilai yang menghiasi di sana sini. Mungkin jika rumah itu dijual, uang hasil penjualan cukup untuk menafkahi seluruh orang miskin di ibukota selama 100 tahun lamanya.

Bagi pangeran Daniel, seluruh harta kekayaan itu hanyalah angin lalu yang bisa hilang kapan saja selama keempat saudaranya masih berupaya merebut tahta putra mahkota. Beda dengan Karina yang menganggap semua harta itu akan jadi milik Daniel sepenuhnya.

Di hadapan mereka .... Berdiri pria tua dengan jenggot putih panjang. Pria tua itu adalah raja Austria. Beliau berkata dengan tegas, "Katakanlah apa yang mau kau katakan anakku. Aku juga sudah membawa permaisuri Lydia kesini. Jika istrimu tidak enak hati mengatakannya, maka biarlah kamu yang katakan."

"Baik ayahanda."

Sebelah tangan Pangeran Daniel merangkul istrinya. Karina nampak sangat tegang. Tidak yakin apakah cara ini akan berhasil setelah dua kali menemui kegagalan.

"Jadi begini ayah ... Aku ingin melaporkan perbuatan buruk ibu kepada istriku. Aku tahu ibu tidak menyetujui pernikahan kami, tapi menyebut Karina pelacur dan menyebut anaknya anak haram sama saja dengan menampar wajahku dengan kotoran sapi. Apa ibu tidak pernah memperhatikan bagaimana perasaanku saat istri dan anakku dikatai demikian?"

Daniel sedikit membelokkan pandangannya ke ruangan gelap di sebelah tahta raja. Disanalah permaisuri Lydia biasanya bersembunyi saat raja kedatangan tamu.

Baginda raja tidak langsung memanggil permaisurinya. Baginda raja berkata setelah terdiam cukup lama. "Daniel, Karina, sebenarnya permaisuri Lydia sudah lebih dulu mengadu padaku. Ini menyangkut soal pernikahan kalian berdua."

Glek!

Karina meneguk saliva dengan kencang. Mungkinkah ibu mertuanya merencanakan sesuatu yang besar?

Daniel tidak ingin kalah. Pemuda itu meninggikan suaranya dan berkata, "Mohon ayah jangan langsung percaya kata-kata ibu. Istri saya adalah gadis baik-baik, dia tidak hamil dengan siapapun di luar nikah. Saya bisa pastikan itu. Dan saya akan menyumpal mulut siapapun yang menyebarkan gosip tidak benar itu dengan kotoran sapi kalau mereka tidak mau berhenti!"

Karina memandang Daniel dengan takjub. Ini pertama kalinya Daniel membelanya di hadapan baginda raja. Menyaksikan keberanian suaminya, air mata Karina tidak dapat dibendung.

"Bukan itu yang ingin ayah katakan. Soal gosip itu, tentu saja kita akan memberantasnya. Yang ingin ayah katakan adalah menyangkut kelayakan istrimu menjadi bagian dari keluarga kita."

"Apa maksud ayah?"

Jantung Karina kembali berpacu. Arah pembicaraan berubah ke membahas kelayakan Karina. Sang Baginda awalnya setuju dengan pernikahan itu karena dia percaya putranya takkan memilih sembarang wanita.

Sebenarnya Karina bukan sekadar rakyat kecil. Dia sarjana ilmu psikologi namun sayang nasih baik tidak menghampiri dirinya. Karina mengalami kecelakaan mobil yang membuat kedua belah tangannya lumpuh selama berbulan-bulan.

Mengakibatkan trauma bertumbuh di dalam pikirannya. Dan akibat dari trauma itu, Karina tidak pernah lagi menyentuh benda-benda lokomotif seperti sepeda motor, mobil, kereta api, dan lain-lain. Karina mengidap Amaxophobia akut sebagai akibat dari trauma berkepanjangan.

"Kalau bukan karena Amaxophobia yang kualami, aku tidak akan bekerja di cafe itu dan bertemu pangeran Daniel," kata Karina dalam hati. "Tragedi itu sudah menjadi berkah bagiku. Tapi apa ini? Ternyata pernikahanku ditentang keras oleh keluarga Roches. Kenapa pula mereka baru mengatakannya saat aku mengandung anak pangeran Daniel?"

Dua butir air mata jatuh dari kelopak matanya. Inilah awal dari ujian yang sebenarnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 110 Dunia Baru di Tempat Yang Baru

    Setelah menemukan lokasi domisili ibu susunya, Daniel mengajak Karina keluar dengan wajah cerah. "Karina tidak boleh sampai tahu kalau aku mengajaknya keluar untuk mencari ibu kandungku. Jika tidak kejutannya akan gagal," Daniel membatin. Karina merasa Daniel hanya ingin mengajaknya melihat proyek pembangunan gedung baru. Karina tidak tahu kalau dia akan bertemu ibu mertuanya yang telah lama terlupakan. "Kalau benar dia mengajakku melihat proyek pembangunan ... akan kujitak kepalanya! Tapi sepertinya tidak. Soalnya Daniel tidak akan pernah mengizinkanku membawa Maya ke lokasi konstruksi." Karina membatin. Bau AC mobil itu tidak pernah membuatnya bosan. Maya ada di gendongan Karina saat tangan nakal Daniel menyusup di sela-sela kancing baju yang cukup berjarak antara satu sama lainnya. "Jangan disini Daniel. Malu kalau dilihat supi

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 109 Lydia dan Hobi Bejat Alphonse Roches

    "Ahh ... Aku lupa sudah lama tidak memberimu nafkah biologi. Lepaskan aku! Sebaiknya ganti baju dulu.""Tidak usah," sela Daniel dengan nada menggoda. "Justru pakaian ini yang membuatku bernafsu.""Uhh ... Terserah kamu deh."Setelah enak-enak ..."Bagaimana dengan sistem pembagian kekuasaan di Istana Hofburg ini? Kamu berapa bagian?""Di depan publik, aku menguasai seluruhnya. 100%. Tapi sebenarnya hanya 50%. Ada beberapa area yang hanya boleh dimasuki oleh Agensi Detektif Bayroad."Setelah itu Karina menceritakan semua pengalamannya selama 2 bulan ini.Daniel mendengarkan dengan santai. Sesekali mereka tertawa dan saling puji. Menyebut satu sama lain sebagai berkah terbesar dalam hidup masing-masing.Begitulah, cerita ini akhirnya sampai di penghujung.Karina menjumpai keluarganya yang sekarang sudah jadi lebih baik. Mereka masih tinggal di pantai, di rumah pemberian Daniel.Karina menyerahka

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 108 Happy Ending

    “Saya siap mengemban misi mulia, menjaga Austria hingga raja yang sesungguhnya mencabut mahkota dari kepala saya.”Alicia puas dengan jawaban tegas Karina. Karina adalah sebaik-baiknya Permaisuri diantara ipar-iparnya yang lain. Setidaknya itulah yang dipikirkan Alicia.Karina mendapatkan mahkota. Sosoknya dipenuhi wibawa serta keanggunan yang luar biasa. Sosoknya yang baru ini menjadi teladan sekaligus inspirasi bagi rakyat kecil bahwa kecantikan dan kebaikan bisa membawamu ke puncak dunia.Sesaat sebelum siaran live CNN World berakhir, Karina menunjukkan senyum terbaik dan termanisnya.****Suara tangisan Maya membangunkan Daniel dari tidur panjangnya. Entah berapa lama dia tidak sadarkan diri, rasanya seperti satu tahun di alam mimpi.Daniel menggerakkan jarinya kemudian tangan kanannya. Rasanya nyaman. Daniel menggerakkan kepalanya, menoleh ke arah datangnya suara Maya.Bayi kecil itu tampak lebih gemuk dari sebelumnya, tampaknya Daniel tidur c

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 107 Sang Ratu Pengganti

    Di hadapan belasan perwakilan Agensi Detektif Bayroad dan ratusan member Special Force, Karina dipaksa memikul tanggung jawab sebagai pemimpin selama Daniel belum sadarkan diri. “Tenang nyonya. Kami akan membantu anda seperti biasanya,” kata Belfast dikala Karina pusing memikirkan nasibnya. Dukungan Belfast justru membuat Karina makin khawatir. Beberapa saat yang lalu dia menerima email dari menteri pengawas istana. Isi email itu sangat mencengangkan sampai Karina meragukan kenyataan. “Aku harus bagaimana, Belfast? Mereka menawarkan posisi raja kepadaku. Dan aku harus memberikan jawaban dalam 24 jam. Jika tidak, posisi itu akan jatuh ke tangan Permaisuri Chika.” Belfast mencoba mengingat nama Chika. Lalu dia ingat itu nama milik salah satu selir pangeran Adam. “Tidak mungkin!” seloroh Belfast. “Aku juga berpikir begitu.” Setelah Agensi Detektif Bayroad pergi, Karina mendapatkan kembali

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 106 Penantian Panjang Akhirnya Berakhir

    Ini adalah situasi terburuk dalam sejarah kerajaan Austria. Dimana tidak ada satu pun orang yang bisa mengisi tahta raja yang sedang kosong.Satu hari tanpa raja mungkin terdengar sepele di telinga, tapi bagi orang-orang yang tinggal di negara itu, keadaan tersebut sama seperti saat kita menonton film horor abad 21. Kita bisa terkena jumpscare hantu kapan saja.“Kita harus mengangkat seseorang di antara kita. Nyalakan api semangat kalian! Kita harus berani mengambil alih! Siapa yang bisa?”Dari semua menteri yang hadir tidak ada yang mengangkat tangan. Mereka adalah pejabat-pejabat jujur yang tidak pernah melanggar peraturan negara. Dan peraturan negara melarang siapa saja yang bukan anggota keluarga kerajaan, mengambil alih tahta.“Menurutku, lebih baik kita serahkan masalah ini pada keluarga pangeran Daniel.” Akhirnya setelah lama diam, salah satu menteri angkat bicara.“Kepada permaisuri Karina? Kau pikir wanita yang tumbuh d

  • Janji Manis Putra Mahkota   Bab 105 Akhir Kompetisi Pangeran Terkuat

    “Huff ... Huff ... “Laros menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya.Tangan kanan Laros terluka parah sehingga tidak memungkinkan untuk mengangkat tombak.“Aku harus melawan Daniel dengan satu tangan. RencanaNya (tuhan) memang tidak bisa ditebak.”Laros bersusah payah berdiri dengan kedua kakinya yang terluka parah.Musuh terakhir yang dia lawan adalah yang terkuat. Dia seorang master bela diri Kungfu. Setiap tinjunya dapat meremukkan tulang lawan.Tangan kanan, kaki kanan, dan kaki kiri Laros jadi korban keganasan tinju musuhnya.“Lain kali akan kucari perguruan yang mengajarkan ilmu orang itu.” Batin Laros.Tak putus-putus dia berdoa, berharap tidak muncul musuh sekuat itu lagi.***👑⚔️👑***Daniel datang dalam keadaan perut berlubang. Hanya perban sederhana yang membalut lukanya. Luka itu membuat Daniel kehilangan banyak sekali darah. Jadi kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk berta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status