Share

Bab 293

Author: Nikki
Jessica menggigit bibir bawahnya dan berkata dengan berlinang air mata, "Waktu aku pergi mengonfrontasinya, selingkuhannya juga ada di sana dan nggak berhenti memakiku. Aku sangat marah dan kami mulai dorong-dorongan. Demi wanita itu, dia pun mendorongku dari tangga."

Saat berbicara, air mata Jessica juga mulai mengalir. "Aku benar-benar buta sampai bisa jatuh cinta pada pria yang begitu nggak berperasaan."

Adeline menghela napas dan berkata secara perlahan, "Kasusmu dengannya mungkin akan berlangsung cukup lama. Kamu nggak seharusnya begitu impulsif dan pergi mencarinya sendirian. Perbedaan kekuatan pria dan wanita sangat besar dan kamu pasti dirugikan. Lain kali kamu mau pergi mencarinya, sebaiknya kamu bawa beberapa orang bersamamu."

"Emm, aku mengerti. Berhubung dia sudah mendorongku dari tangga, apa aku bisa menuntutnya dengan tuduhan melukai dengan sengaja?"

"Aku belum bisa kasih jawaban soal itu. Kamu sudah lapor polisi?"

"Sudah."

"Kalau begitu, kesaksian dari kedua belah pihak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 296

    Shinta menatap Amanda dengan penuh obsesi dan berujar, "Amanda, dulu aku sudah pilih kamu daripada Adeline. Jangan kecewakan aku."Dia tidak mungkin bisa menerima kenyataan bahwa Amanda kalah dari Adeline."Emm, aku nggak akan kecewakan Ibu. Jangan khawatir.""Baguslah kalau begitu."Tatapan Shinta kembali penuh kasih sayang, tetapi hati Amanda malah dipenuhi kebencian. Sejak Adeline kembali ke Keluarga Thomas, Shinta bukannya tidak tega berpisah dengan Amanda atau menganggapnya sebagai putri kandung. Lebih tepatnya, Shinta tidak bisa menerima kenyataan bahwa Adeline dibesarkan di pedesaan selama belasan tahun. Oleh karena itu, Shinta mati-matian berusaha membuktikan bahwa Amanda yang dibesarkan di kota jauh lebih unggul daripada Adeline. Selama bertahun-tahun, Shinta terus-menerus mengisyaratkannya, baik secara terang-terangan maupun diam-diam bahwa dia tidak boleh dilampaui oleh Adeline dan harus lebih baik darinya. Amanda sudah bosan mendengarnya. Jika bukan demi mendapatkan Grup

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 295

    Namun, ketika bertemu Petra lagi hari ini, Amanda masih merasa Petra terlihat sangat familier. Dia pasti pernah melihat Petra di suatu tempat sebelumnya. Saat dia sedang berusaha berpikir, ada sebuah pikiran yang melintasi benaknya. Tepat ketika Amanda hampir mengingat sesuatu, Shinta yang ada di sampingnya berkata dengan dingin, "Adeline, gara-gara kamu selalu bergaul sama orang-orang seperti ini, makanya kamu jadi begitu nggak sopan!"Wajah Adeline langsung menjadi dingin. Sudah cukup Shinta sering merendahkannya. Sekarang, Shinta malah mulai merendahkan orang-orang di sekitarnya."Aku memang nggak bisa tandingi Bu Shinta. Gimanapun, meski sudah tahu Amanda bukan putri kandungmu, kamu masih tetap merawatnya di sisimu. Bu Shinta benar-benar bertanggung jawab dan sopan."Wajah Shinta seketika menjadi muram. "Adeline, jangan menyindirku! Kalau kamu bisa buat orang suka padamu seperti Amanda, aku juga nggak akan membencimu."Adeline tersenyum dan menyahut, "Bu Shinta, sepertinya kamu sa

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 294

    "Oke, sampai jumpa," ucap Adeline.Setelah melihat sosok Adeline menghilang di belokan, Nathan baru berbalik dan berjalan masuk ke kamar rawat inap.Melihat raut wajah Nathan yang sedih, Jessica pun berkata, "Kamu cuma patah hati kok .... Apa perlu kamu sesedih itu? Lebih baik daripada aku yang dipukuli sampai begini, 'kan?"Nathan tidak bersuara. Wajahnya terlihat agak pucat. Dia sedang berpikir, jika dia mengungkapkan perasaannya saat mereka bertemu di Maldiva, apakah akhirnya akan berbeda? Mungkinkah pacar Adeline sekarang adalah dirinya?Namun .... itu semua hanyalah angan-angannya ...."Hei, Nathan! Kamu datang kemari buat jenguk aku atau bukan? Cepat kupasin jeruk untukku!"Jessica sama sekali tidak merasa sungkan pada Nathan. Bagaimanapun juga, mereka adalah teman yang tumbuh besar bersama. Meskipun bukan saudara kandung, mereka sudah hampir seperti saudara.Ketika SMA, selalu ada yang bertanya apakah dia dan Nathan saling menyukai. Jessica selalu merinding saat mendengarnya. Di

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 293

    Jessica menggigit bibir bawahnya dan berkata dengan berlinang air mata, "Waktu aku pergi mengonfrontasinya, selingkuhannya juga ada di sana dan nggak berhenti memakiku. Aku sangat marah dan kami mulai dorong-dorongan. Demi wanita itu, dia pun mendorongku dari tangga."Saat berbicara, air mata Jessica juga mulai mengalir. "Aku benar-benar buta sampai bisa jatuh cinta pada pria yang begitu nggak berperasaan."Adeline menghela napas dan berkata secara perlahan, "Kasusmu dengannya mungkin akan berlangsung cukup lama. Kamu nggak seharusnya begitu impulsif dan pergi mencarinya sendirian. Perbedaan kekuatan pria dan wanita sangat besar dan kamu pasti dirugikan. Lain kali kamu mau pergi mencarinya, sebaiknya kamu bawa beberapa orang bersamamu.""Emm, aku mengerti. Berhubung dia sudah mendorongku dari tangga, apa aku bisa menuntutnya dengan tuduhan melukai dengan sengaja?""Aku belum bisa kasih jawaban soal itu. Kamu sudah lapor polisi?""Sudah.""Kalau begitu, kesaksian dari kedua belah pihak

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 292

    Rosma yang masih tersenyum menggeleng dan menjawab, "Adeline, bukan itu maksudku. Aku cuma nggak mau kamu terluka."Adeline mengangguk dan berdiri. "Rosma, terima kasih atas nasihatmu. Kurasa, aku tahu apa yang harus kulakukan tanpa perlu diingatkan siapa pun. Kalau nggak ada urusan lain lagi, aku pamit dulu."Rosma mengerutkan kening dan hendak berbicara. Namun, pintu kafe tiba-tiba terbuka dan Petra masuk dengan ekspresi dingin. Melihat Petra, mata Rosma penuh dengan keterkejutan. Dia menatap Adeline dan bertanya, "Kamu kasih tahu Petra bahwa aku ajak kamu ketemu?"Adeline juga sangat terkejut. Apa Petra memasang alat pelacak di tubuhnya?Petra berjalan sangat cepat dan mencapai meja mereka dalam waktu kurang dari sepuluh detik. Dia menarik Adeline ke belakangnya, lalu menatap Rosma dengan dingin dan bertanya, "Buat apa kamu diam-diam ajak Adeline ketemu?"Senyum Rosma pun membeku. "Petra, dengar dulu penjelasanku ....""Nggak usah. Aku nggak tertarik untuk dengar apa pun yang kamu k

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 291

    Begitu pesan itu terkirim, Carissa langsung menelepon."Wah! Adel, kamu sudah mulai peduli sama perasaan Petra. Sepertinya, kamu benar-benar sudah jatuh cinta padanya.""Jangan godain aku lagi. Nanti, kamu bantu saja aku tanyakan pada Kak Ichsan.""Aku sudah tanya. Katanya, kalau kamu pengen tahu, kamu bisa langsung tanya ke Petra. Ini privasi Petra. Dia nggak mau ngomong."Adeline menunduk dan berkata secara perlahan, "Baiklah, aku mengerti. Aku akan lebih berhati-hati soal ini kelak."Setelah menutup telepon, Adeline menghela napas dan mengesampingkan masalah itu untuk sementara. Kemudian, dia pergi ke kamar mandi untuk menghapus riasannya. Adeline tidak menyangka Rosma akan menghubunginya keesokan pagi.Saat Rosma menelepon, Adeline sedikit terkejut. "Rosma, dari mana kamu dapatkan nomorku?"Rosma terkekeh dan berkata, "Cuma sebuah nomor gampang dicari kok. Adeline, ayo kita ketemu."Satu jam kemudian, Adeline masuk ke kafe yang telah disepakati. Rosma juga sudah tiba. Adeline men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status