Share

10. Rejeki Mana Boleh Ditolak

"Arghhh..." Shaka berteriak sambil kembali menghantamkan kepalan tangannya ke samsak tinju. Kakinya sesekali terinjak pecahan beling menimbulkan bunyi keras di ruangan sunyi itu.

"Bang-sat. Be-go. Be-go." Shaka kembali menghantamkan tinjunya. Kulit tangannya sudah robek dan darah merembes yang sebagian sudah mulai mengering.

"Sejak kapan lo berubah brengsek gini, ha! Bajing-an. Bang-sat. Punya mulut dijaga, anj-ing!"

Shaka terus meninju ke depan. Semakin dia ingin melupakan kejadian tadi, semakin kata-kata jahatnya berputar seperti kaset rusak di kepalanya. Apalagi teringat wajah Sekar yang menangis karena kata-kata kasarnya. Shaka merasa begitu brengsek.

Dia memang sedikit tersinggung dengan yang dikatakan Sekar, tapi tentu itu bukan salah Sekar. Perempuan mana pun pasti akan merasa risih jika terus didekati apalagi dengan paksaan seperti yang dilakukan Shaka beberapa hari ini. Tidak seharusnya Shaka marah pada gadis itu.

"Gue harus apa, nyet!" Shaka menyugar rambutnya frustrasi. Tu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status