Setelah selesai bicara, Kelly membawa desainnya kembali ke tempat duduk. Jason duduk dan berucap dengan nada datar, "Semua desainnya bagus. Aku dan Pak Howard akan meninjaunya lagi setelah ini."Herry membalas sambil tersenyum, "Ini baru draf awal dari kedua desainer. Kalau Pak Jason merasa ada yang kurang, jangan sungkan untuk memberi masukan. Bahkan kalau perlu dirombak total, kami siap melakukannya."Usai berbicara, senyumnya menjadi makin lebar. Herry bertanya, "Gimana kalau malam ini saja? Pak Jason, kamu sudah dua kali datang dan selalu saja ada urusan. Kami belum sempat menjamumu dengan baik.""Apa malam ini kamu punya waktu? Aku akan mengatur semuanya. Kita bisa duduk bersama untuk membahas desain sambil makan," ucap Herry.Howard menyetujui, "Boleh juga. Kebetulan Pak Jason tidak ada agenda lain malam ini!" Jason melirik Howard sekilas, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Herry sontak bersemangat. Dia memberi tahu, "Bagus sekali, aku akan segera memesan tempat di hotel."Howard m
"Lift sudah tiba, kamu pergi dulu saja. Sampai jumpa!" ucap Willie dengan nada akrab saat berpamitan dengan Kelly."Sampai jumpa besok!" balas Kelly sambil melambaikan tangan. Kemudian, dia mengikuti yang lain masuk ke dalam lift.Setelah keluar dari gedung kantor, Howard sengaja menunggu dan memanggil Kelly, "Kelly, naik mobilku saja!"Kelly menolak seraya menggeleng, "Nggak perlu, aku naik mobil Pak Cervin saja."Langkah Jason terhenti sebentar sebelum dia membuka pintu mobil dan masuk. Howard juga masuk ke dalam mobil.Saat melihat wajah Jason yang tegang, Howard berucap sambil tersenyum, "Kelly mungkin cuma ingin menjaga jarak agar tidak menimbulkan gosip. Jangan terlalu dipikirkan."Jason menatapnya sekilas dengan ekspresi datar, lalu membalas, "Menjaga jarak itu baik. Kamu juga jangan terlalu akrab dengannya kelak. Kalau kita akhirnya memilih desainnya, meskipun dia melakukannya dengan baik, orang bisa mengira itu karena ada hubungan istimewa di baliknya."Mendengar itu, Howard m
Howard tahu dia tidak bisa mencegah Jason untuk minum kali ini. Kalau tidak, dia pasti akan langsung diutus ke Cloudas malam ini juga.Kelly awalnya hanya berniat menyesap sedikit untuk menunjukkan sopan santun. Namun melihat Jason menenggak habis segelas penuh, dorongan tak terduga muncul di hatinya. Dia pun ikut menghabiskan seluruh gelasnya.Howard langsung tertawa. Tak lama kemudian, dia berujar, "Kelly, kamu terlalu menghargai Pak Jason!"Herry cepat-cepat menimpali, "Pak Howard pasti bercanda, justru Pak Jason yang menghargai Kelly!"Howard hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa. Wajah Kelly sontak memerah. Dia tidak berani melihat ke arah Jason. Dengan buru-buru, dia membawa gelasnya kembali ke tempat duduk.Melihat gelas kosong Jason, Herry menuangkan lagi minuman untuknya dengan hati-hati sambil berujar, "Dia baru mulai bekerja, mungkin masih kurang pengalaman. Harap Pak Jason jangan perhitungan dengannya."Howard berpikir dalam hati, Kelly sudah bekerja di Gunawan Group cukup
Kelly menerima pesan masuk. Dia mengeluarkan ponsel untuk melihatnya. Pesan itu dikirim oleh Howard. [ Kelly, aku ada urusan, aku pamit dulu, ya. Kamu bantu aku jaga Tuan Jason. ]Kelly terdiam membisu. Dia menggertakkan giginya sembari mengetik.[ Kamu sengaja, ‘kan? ]Howard menjelaskan.[ Bukan, serius bukan. Aku akan segera kembali. Kamu bantu aku sebentar! ]Kelly menarik napas dalam-dalam, lalu menurunkan ponselnya. Dia membawa segelas air kembali ke dalam kamar.Setelah memasuki kamar, Kelly melihat Jason masih sedang tidur. Dia meletakkan gelas air ke samping. Dia berencana menyelimuti Jason, lalu meninggalkannya.“Panas sekali!” Kening Jason berkerut. Dia mengangkat tangannya kembali mengesampingkan selimut.Kelly melihat sepertinya Jason sudah bangun. Dia kembali bertanya, “Apa kamu mau minum air?”Jason melebarkan sedikit matanya. Tatapannya tertuju pada diri Kelly. “Kelly?”“Emm!” Kelly mengangguk.Tiba-tiba Jason mengangkat tangannya untuk meraih pergelangan tangan Kelly,
“Nggak ada orang lain. Selamanya hanya ada kamu saja!” bisik Kelly. Dia menahan rasa sakit di hatinya, lalu berdiri meninggalkan tempat.Setibanya di lobi hotel, pikiran Kelly masih terasa kacau. Dia berjalan keluar dengan linglung. Pada saat ini, tiba-tiba ada yang memanggilnya. “Kelly!”Kelly memalingkan kepala untuk melihat ke arah datangnya suara. Dia menyadari orang itu adalah Cervin. Kelly merasa agak syok. “Kenapa Pak Cervin bisa ada di sini?”Cervin mengamati Kelly. “Apa kamu baik-baik saja?”Kali ini, Kelly baru mengerti ternyata Cervin khawatir dirinya akan ditindas. Jadi, setelah acara, dia pun tidak langsung pergi, terus menunggu Kelly di sini.Kelly sungguh terharu. “Aku baik-baik saja. Terima kasih, ya!”Cervin berkata, “Kamu baru saja bekerja. Pemikiranmu masih polos. Kalau kamu merasa tidak nyaman, kamu bisa menolak. Jangan bungkam saja! Seperti yang kamu lakukan dalam soal Pak Levis juga cukup bagus.”Kelly sungguh berterima kasih. “Aku mengerti maksudmu. Aku dan Tuan
Kelly tidak pernah berharap Jason akan menyukainya. Bahkan, Kelly juga tidak berani melakukan mimpi seperti itu.Ucapan Jason hari ini membuat Kelly sangat kaget. Kelly bahkan merasa lebih kaget dibandingkan saat Jason mengutarakan perasaannya waktu itu. Waktu itu, Kelly mengira Jason hanya merasa tidak terima lantaran ditolaknya. Itulah sebabnya Jason pantang menyerah. Namun hari ini, Kelly telah mendengar semua keluh kesah di hati Jason. Ternyata Jason merasa sengsara karena tidak berhasil mendapatkannya.Kelly memejamkan kedua matanya. Dia sungguh merasa bingung. Apa keputusan yang dia buat itu tepat? Seandainya Kelly menerima Jason, apa hubungan mereka akan berlangsung lama?…Keesokan harinya.Saat Jason bangun, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Dia duduk di atas ranjang sembari menatap sekeliling dan menekan-nekan alisnya. Sudah lama Jason tidak minum sebanyak ini.Ketika melihat kemeja kusut yang dikenakannya, Jason mengambil ponselnya untuk menghubungi Simon, menyur
Kelly bangun pagi untuk memasak bakso dan juga bubur. Setelah itu, dia mengirim pesan kepada Sonia, bertanya apa dia ingin sarapan di rumah?Makanan sudah selesai dimasak. Yana juga sudah bangun. Kelly membawa Yana pergi membasuh tubuhnya, lalu mengganti pakaiannya. Dia duduk di sofa untuk mengepang rambut si kecil.“Ibu, apa hari ini Ibu istirahat?” Yana melebarkan mata besarnya dan bertanya dengan imut.Linda tidak datang, itu berarti hari ini ibunya tidak bekerja.“Iya, apa Yana mau main di luar?” tanya Kelly dengan tersenyum.Yana segera mengangguk. “Mau!”“Kalau begitu, kamu makan dengan patuh, ya. Setelah makan, Ibu akan bawa kamu ke taman bermain!”Yana tersenyum dengan girang. “Apa boleh ajak Bibi Sonia dan Bibi Ranty?”“Hari ini Sonia lagi ada kelas, nggak ada waktu,” jelas Kelly. “Kalau Ranty, dia punya urusan sendiri. Jadi, cuma Ibu saja yang bisa temani kamu.”“Oke!” Yana mengangguk dengan patuhnya.Kelly mengepang rambut Yana, lalu membawanya pergi makan. Saat ini, tiba-ti
Kelly memegang erat ponselnya. Saking kesalnya, Kelly bahkan tidak bisa berkata-kata. Dia tahu keluarganya berbeda dengan keluarga orang lain. Dia tahu tidaklah gampang bagi ibunya untuk mencari nafkah seorang diri. Jadi, sejak SMA, Kelly akan pergi bekerja di saat liburan sekolah demi menabung. Kemudian, setelah kuliah, dia juga tidak pernah menggunakan uang dari keluarganya lagi.Selama dua tahun ke luar negeri, Kelly hidup menyendiri dan sangat merindukan keluarganya. Dia mengira setelah kembali, hubungannya dengan keluarganya akan lebih membaik. Saat ibunya jatuh sakit, Kelly menjaga ibunya dengan teliti demi menebus dua tahun tidak berada di sisi ibunya. Jadi, apa lagi yang mesti Kelly lakukan? Bagaimana caranya agar dia dianggap sebagai anak berbakti?Waktu itu, ibunya bersekongkol dengan Yerin untuk membohongi Kelly. Setelah Kelly mengetahui kenyataan ini, dia sungguh merasa sedih. Hanya saja, dia tidak merasa putus asa seperti sekarang. Salah paham semakin dalam. Hati Kelly jug
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia