Di Kota Jembara.Makanan pesanan Frida sudah tiba. Dia menatap Johan yang sedang duduk di balkon sembari menjerit, “Makan!”Johan duduk di lantai sembari menatap kepingan salju yang bertebaran di luar. Raut wajahnya juga kelihatan dingin.Frida mendekatinya, lalu berhenti di belakangnya. “Makan!”Johan menggeleng. “Aku tidak ada selera makan. Kamu makan sendiri saja!”Frida berkata dengan suara datar, “Makan sedikit, ya. Setelah kenyang, kamu baru punya tenaga untuk membantu Bos.”Johan tertegun sejenak, lalu menoleh melihat ke sisi Frida.Frida mengangguk. “Aku sudah selidiki. Kalau mau pergi Hondura, mesti transit dua kali. Aku sudah beli tiket pesawat. Kalau cuaca besok cerah, kita bisa berangkat bersama besok pagi. Aku akan pergi bersamamu!”Johan langsung berdiri. Tatapannya tertuju pada diri Frida. “Frida ….”Frida berkata, “Tapi setelah sampai di sana, kamu jangan bertindak gegabah. Kamu mesti dengar apa kataku!”“Oke!” balas Johan dengan langsung.Kening Frida berkerut. “Sekara
Hati Tasya terasa sesak. Dia merasa ragu sejenak, baru mengangguk. Pada akhirnya, Tasya membawa kue ke lantai atas.Saat tiba di lantai atas, sebelum Tasya memasuki kamar, dia menjerit, “Bos.” Namun, tidak ada respons dari dalam kamar.Tidak ada juga orang di ruang tamu. Tasya berjalan ke kamarnya. Pintu tidak ditutup dengan rapat. Setelah pintu diketuk berkali-kali, tetap tidak ada sahutan dari dalam sana.Tasya mendorong pintu kamar dengan perlahan. Tidak terlihat siapa pun di dalam sana. Ada beberapa potong pakaian diletakkan di atas ranjang dan ada juga sebuah tas ransel di sampingnya. Tasya terbengong sejenak. Apa Yandi hendak bepergian?Tasya berjalan ke dalam sembari melihat koper di atas ranjang. Tiba-tiba dia mulai merasa panik. Yandi mau ke mana? Apa dia masih akan kembali?Tasya duduk di samping ranjang. Beberapa saat kemudian, dia meletakkan kue di samping, lalu membantu Yandi untuk melipat pakaiannya.Dua potong kemeja itu sudah dicuci hingga warnanya memudar. Salah satuny
Istana Fers, di Hondura.Pada jam tiga subuh, tiba-tiba Kase terbangun. Dia duduk di atas ranjang dengan jantung berdebar kencang.Kase baru tidur pada larut malam. Baru saja tidur, dia pun bermimpi. Di dalam mimpinya, Kase melihat Sonia, tapi dia sudah menjadi monster yang dikurung di dalam kandang dan juga digebuki orang-orang.Ini bukan pertama kalinya Kase mengalami mimpi seperti ini. Dia duduk di ranjang sembari menunduk dengan napas terengah-engah. Kemudian, dia berjalan ke depan jendela. Orang-orang di Istana Fers sedang bersorak ria.Sonia sudah dibawa pergi selama dua hari dua malam. Eksperimen apa yang akan dilakukan mereka terhadap Sonia?Sekarang Sonia sudah berada di tangan Rayden. Dia pasti tidak akan melepaskan Sonia. Bisa jadi ada dendam kesumat di antara mereka berdua? Rayden pun akan bersikap semakin sadis lagi!Hati Kase semakin panik lagi. Dia mengambil sebotol alkohol, lalu meminumnya.Setelah sebotol alkohol dihabiskan semuanya. Dia baru berbaring di atas ranjang.
Ada balkon yang indah dan luas di luar bar. Dari tempat duduk di balkon, dapat terlihat seluruh pemandangan istana.Kase memesan segelas alkohol. Dia yang mengenakan kacamata hitam sedang duduk di sofa sembari menatap pemandangan.Hallie berjalan mendekat, lalu meletakkan alkohol di meja depan Kase. Dia pun bertanya, “Kenapa belakangan hari ini aku tidak melihatmu dan Sonia?”Kase berkata pada Hallie, “Duduk. Ada yang mau aku bicarakan denganmu!”Raut wajah Hallie berubah serius. Dia duduk di hadapan Kase, lalu bertanya, “Masalah apa?”“Apa kamu sudah bertemu dengan kekasihmu?” tanya Kase.Kening Hallie berkerut. “Sudah, tapi dia nggak bersedia untuk mengatakan apa pun.”Waktu itu Hallie dilelang di bar, tapi Regan malah mencampakkannya begitu saja. Pada saat itu, Hallie sudah mulai kecewa terhadap Regan.Alasan Hallie bersikeras tinggal di sini juga karena … dia ingin mendengar langsung alasan Regan melakukan semua itu. Jika Hallie pulang begitu saja, tetap ada banyak tanda tanya di b
Di gedung penelitian, ruangan bawah tanah tingkat sepuluh.Seorang perawat mendorong lemari pendingin sembari mengikuti dokter masuk ke dalam laboratorium. Seperti biasa, cairan obat berwarna biru muda disuntikkan ke pergelangan tangan Sonia.Seluruh tubuh Sonia dimonitor oleh berbagai alat. Matanya tertutup rapat dengan ekspresi wajah sedang meronta dan kesakitan. Dia terjebak dalam sebuah mimpi.Sonia dan anggota timnya menerima sebuah misi baru, yaitu menyelamatkan sandera di pabrik terlantar. Mereka bertujuh beraksi di jam 12 malam. Saat tiba di lokasi, kebetulan sudah jam dua dini hari.Pabrik minyak yang terbengkalai ditumbuhi semak belukar setinggi orang dewasa di mana-mana. Mereka bertujuh memegang senjata di tangan sembari menyusup masuk dengan senyap.Langit mendung. Pencahayaan begitu gelap hingga tidak terlihat apa-apa. Hanya bengkel tua di bagian terdalam pabrik yang memancarkan cahaya redup.Di dalam pabrik, ada 20 penjaga dengan persenjataan yang minim. Misi semacam ini
Obat uji coba sejenis itu membuat orang-orang hidup di dalam memori pilu. Namun, apa memori pilu di hati Sonia?Tiba-tiba Rayden penasaran. “Seharusnya kamu mesti segera membunuhnya!” Terdengar suara dingin dari belakang.Ekspresi Rayden tidak berubah sama sekali. Dia berkata dengan suara serius, “Sepertinya kamu yang ingin membunuhnya!”Si pria berjalan maju sembari menatap wanita di dalam layar. Dia pun berkata dengan tersenyum sinis, “Iya, aku ingin sekali mencabiknya sampai mati.”Seandainya bukan karena wanita ini, dia juga tidak perlu hidup dengan terus melarikan diri. Si pria menatap Rayden. “Wanita itu yang sudah membunuh Brown. Apa kamu tidak ingin balas dendam untuk Brown?”Rayden berkata dengan dingin, “Cepat atau lambat Brown pasti akan mati. Semua itu hukum alam. Dia hanya memajukan waktunya saja. Kenapa aku mesti membunuh wanita itu?”Kening si pria berkerut. “Apa yang ingin kamu lakukan terhadapnya? Aku ingatkan kamu. Wanita ini sangat hebat. Dia juga tidak gampang untu
Ekspresi Regan langsung berubah. Dia spontan menarik napas dalam-dalam, menatap Kase dengan terbelalak lebar.Hallie juga merasa syok. Namun, dia tidak berdiri untuk menghentikan langkah Kase.Regan berkata dengan sedikit gugup, “Sebenarnya apa yang ingin kalian ketahui?”“Obat apa yang Rayden berikan kepada Ruila?” tanya Kase, “Bagaimana kondisinya sekarang?”“Sejenis obat baru. Dengan menggunakan obat itu, dia pun akan larut dalam memori rasa sakit, kemudian menyebabkan kematian pada otaknya!” Regan menyadari bahwa Kase sangat sadis. Itulah sebabnya dia langsung berterus terang.Kase segera bertanya, “Bagaimana dengan si Ruila?”“Kalau obat itu digunakan pada tubuh orang biasa, biasanya hanya membutuhkan tiga hari dari awal rasa sakit hingga kematian,” jelas Regan, “Tapi, sepertinya Ruila menguasai seni bela diri dan memiliki tekad yang kuat. Mungkin efeknya akan bertahan lebih lama. Inilah alasan dia dipilih sebagai objek percobaan.”“Hanya saja, paling lama lima hari saja. Pada akh
Regan menoleh, lalu berkata dengan tersenyum, “Tidak, setidaknya nyawaku tidak akan dalam bahaya. Mereka masih membutuhkanku!”Hallie merasa tenang. “Jangan tinggal di sini. Kase bisa bantu kita untuk pergi dari sini. Kamu pergi bersama kami saja!”Regan menggeleng dengan perlahan. “Setelah datang ke Istana Fers, aku tidak mungkin bisa pergi lagi. Kamu pergi saja, jangan tinggal di sini. Aku sudah mengecewakanmu. Lupakan aku!”Air mata Hallie kembali menetes. “Kenapa bisa jadi seperti ini?”Namun, Regan malah tidak mengatakan apa pun. Dia membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.Kase berjalan keluar, lalu menepuk-nepuk pundak Hallie. “Jangan menangis lagi. Dia memang tidak mungkin bisa meninggalkan Istana Fers lagi. Kamu anggap dia sudah mati saja!”Kali ini, suara tangisan Hallie semakin kuat lagi.Kase juga merasa penat. Tentu saja dia merasa penat karena sedang marah terhadap dirinya sendiri! Jadi, dia tidak memiliki suasana hati untuk menghibur Hallie. Dia pun berjalan pergi.Malam
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia