Yandi menimpali, “Hal paling konyol adalah dia masukin begitu banyak cokelat ke dalam saku celana Serigala. Waktu itu cuaca sangat panas ketika lagi latihan, cokelat itu pun meleleh. Kebetulan Serigala lagi latihan melawan Sonia. Sonia menendang Serigala sampai terjatuh duduk.”“Cokelat yang sudah meleleh langsung memuncrat ke mana-mana. Semua orang di sekeliling juga terbengong ketika melihatnya!” Yandi tertawa lantang. “Waktu itu Serigala ditertawakan selama seminggu!”“Hahaha!” Tasya tertawa terbahak-bahak. “Jadi, gimana dengan Sonia?”“Sonia dihukum melakukan push-up sebanyak 100 kali. Selain itu, dia mesti mencuci celana Serigala selama sebulan!”Tiba-tiba Reza mengangkat kepalanya. Nada bicaranya terdengar datar. “Benar-benar dicuci?”Yandi membalas, “Tidak. Serigala memang marah sampai menyuruh Sonia untuk lari keliling lapangan sebanyak tiga putaran, tapi dia tidak tega suruh Sonia mencuci celananya.”Ketika mengungkit soal Serigala, hati Sonia terasa sedikit sakit. Dia mengang
Tasya membalas, “Oke, aku bantu kamu!”“Oke!” balas Leon, lalu kembali ke dapur.Reza berdiri, kemudian berjalan ke sisi Tasya. Dia menepuk pundak Tasya. “Pengalaman Yandi sangat banyak. Pemikirannya juga sangat dewasa, bahkan boleh dikatakan dingin. Dia nggak akan berubah pikiran dengan gampangnya. Kamu mesti persiapkan dirimu sendiri, juga mesti tanggung akibatnya, jangan bikin dia sedih dan juga jangan salahkan Bibi Sonia-mu.”Tasya tersenyum. “Yang paling penting itu kalimat paling akhir, ‘kan!”Reza meliriknya sekilas. “Semua itu penting!”Tasya tidak lagi bercanda, langsung mengangguk dengan tegas. “Paman Reza, aku akan ingat dengan ucapanmu. Sebenarnya aku sudah pernah merasa putus asa. Jadi, kelak meskipun dia nggak suka sama aku. Aku tahu diriku juga pernah berusaha, juga termasuk punya penyesalan.”Reza mengangguk. “Baguslah kalau begitu!”Tasya tersenyum. “Kalau begitu, kita pergi makan steamboat dulu. Aku akan suruh Kak Leon untuk persiapkan makanan kesukaan Sonia.”Ternyat
Dalam sesaat, Reza pun tersenyum getir. “Jadi, kenapa kamu masih bersikeras?”“Aku mesti bertahan!” ucap Tasya dengan keras kepala.Reza mengiakan, lalu bertanya, “Apa kamu akan menyalahkan Sonia?”Yandi tidak menerima Tasya pasti ada faktor Sonia di dalamnya. Tasya segera menggeleng. “Tentu saja nggak. Aku nggak begitu nggak tahu diri. Aku memang suka sama Yandi, tapi Sonia itu juga teman yang sangat penting bagiku. Apalagi dia itu bibiku!”Reza berkata, “Baguslah kalau kamu tahu!”Tasya memelas, “Paman Reza, aku sudah dewasa, aku bahkan sudah tamat S2. Aku tahu apa yang lagi aku lakukan. Perasaanku terhadap Yandi mungkin tumbuh karena rasa penasaran, tapi sekarang sudah bukan karena penasaran saja. Aku sangat yakin dengan perasaanku ini.”“Tapi, Yandi tidak suka sama kamu!” balas Reza dengan langsung.Tasya menunjukkan ekspresi malangnya. “Paman Reza, ucapan jujurmu sungguh menyayat hati.”Reza berkata, “Ucapan jujur memang selalu menyayat hati!”Tasya terdiam. Dia tahu mulut Reza m
Tasya memutar bola matanya. Dia merasa tidak puas, tetapi dia tidak berani membantah.Reza melanjutkan omongannya, “Aku izinkan kamu ke restoran, tapi aku tidak suruh kamu cari pasar di sini!”Tasya tahu tidak bisa merahasiakan apa pun dari Reza. Dia pun memberanikan dirinya, mengangkat kepalanya untuk bertatapan dengan Reza. Kali ini, Tasya berterus terang, “Paman, aku benar-benar suka sekali sama Yandi!”Reza menunjukkan ekspresi muramnya. “Sudah berapa lama kalian jadian?”Tasya tertegun sejenak, lalu segera menggeleng. “Bukan seperti itu. Kita … nggak jadian!”Reza mengangkat alisnya. “Apa maksudnya?”Tasya berkata dengan putus asa, “Cintaku hanya bertepuk sebelah tangan saja. Yandi, dia … nggak suka sama aku.”Reza terdiam membisu.Reza tidak tahu dirinya sedang marah atau kesal. Dia mengangkat tangannya untuk menopang keningnya. “Kalau begitu, segera hentikan saja, tidak usah kemari lagi!”“Kenapa?” Tasya merasa agak gelisah. “Aku berhak untuk mengejar cintaku!”Reza berkata, “Or
Sekarang di hadapan Reza, tiba-tiba dia bisa memahami pertimbangan Yandi. Seandainya mereka benar-benar bersama, hubungan mereka memang akan menjadi kacau. Entah bagaimana Yandi memanggil Morgan nanti?Paman?Wajah tampan Morgan kelihatan sedikit aneh. Tiba-tiba dia ingin tertawa.Di lantai atas, Yandi sedang merokok di balkon. Ketika melihat kedatangan mereka, dia langsung tersenyum cengengesan. “Kalian sudah datang, ya!”Kali ini, Tasya baru spontan berkata, “Bukannya sudah kupesan nggak boleh merokok. Baru saja aku pergi, kamu malah diam-diam ….”Usai berbicara, Tasya baru teringat ada pamannya di belakang. Dia menoleh dengan hati-hati, lalu melirik Reza sekilas. Kebetulan dia melihat Reza sedang menatapnya dengan tatapan penuh makna. Hatinya terasa dingin. Dia ingin sekali langsung menghilang dari muka bumi ini.Sonia segera menimpali, “Aku tahu dia pasti nggak bisa menahan dirinya!”Ekspresi Yandi kelihatan alami. “Lukaku sudah membaik. Kalian tidak usah sepanik itu.”Usai berbica
Di restoran steamboat.Tasya mengambil kotak makan ke lantai atas. Dia memasuki kamar Yandi, lalu mengeluarkan satu per satu makanan dari dalam. Dia berkata dengan ekspresi bangga, “Aku masakin sup ayam. Aku belajar khusus untuk memasaknya. Coba kamu cicipi bagaimana rasanya?”Yandi duduk, lalu berkata dengan ekspresi tidak puas, “Aku ini cowok dewasa. Ngapain minum sup ayam!”“Jangan diskriminasi jenis kelamin, oke?” Tasya berkata dengan mendengus, “Memangnya kenapa kalau kamu itu cowok? Cowok juga ada waktunya lemah. Cowok juga ada waktunya perlu tambahan nutrisi.”Yandi meliriknya sekilas. “Dari mana kamu belajar ucapan manis itu?”Setelah melontarkan ucapan panjang lebar, Tasya baru merespons. Dia pun merasa canggung. “Kamu sendiri yang pikirannya melenceng!”Yandi mengalihkan topik pembicaraan. “Aroma sup ayam ini wangi sekali!”Tasya menyerahkan sup ayam kepadanya, lalu menatapnya dengan tatapan penuh harapan. “Kamu cicipi dulu, kemudian beri tahu aku bagaimana rasanya?”Yandi te