Pada malam hari, Sonia memberi tahu masalah Kelly kepada Reza. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Kenapa aku merasa masalah ini mungkin ada hubungannya dengan Yvonne.”Reza sedang mengotak-atik ponselnya. Setelah mendengar ucapan Sonia, dia pun tersenyum. “Hilangkan kata ‘mungkin’!”Sonia langsung menatap Reza. “Kamu juga merasa kakak iparnya Kelly bermasalah?”Reza mengangguk. “Kelihatan sekali! Nggak mungkin Jason nggak tahu. Dia pasti sudah bilang sesuatu sama Kelly, makanya Kelly baru ngotot ingin pindah rumah!”Setelah mendengar ucapan Reza, Sonia memeluk bantal sofa sambil mengerutkan keningnya. “Apa kita perlu beri tahu Jason?”Reza berpikir sejenak, lalu membalas, “Seharusnya diberi tahu. Bagaimanapun, sekarang Kelly lagi tinggal di rumahnya. Dia juga sudah menganggap Kelly sebagai adiknya sendiri.”Sonia memejamkan matanya sambil mengangguk. “Kalau begitu, kamu beri tahu dia!”Reza meletakkan ponselnya, lalu memeluk Sonia, menyandarkannya di atas paha. Reza menekan perut Son
Sup sudah mendidih. Namun, Reza masih belum menghentikan kecupannya. Dia mengecup Sonia dari atas alis, pipi hingga bibirnya.Entah sudah berapa lama, tutup panci pun sudah hampir jatuh. Saat ini Reza pun baru mengulurkan tangannya untuk mengecilkan api kompor ….Setengah jam kemudian, Sonia duduk di depan meja makan sambil meneguk sup yang dimasak Reza. Sementara, Reza sedang beres-beres di dapur.Reza menuang sisa sup ke dalam panci kecil, lalu memasukkannya ke dalam kulkas. Kemudian, dia berpesan, “Besok siang kamu panaskan supnya lagi. Aku akan masak lagi besok malam.”Sonia meneguk sup, lalu membalas, “Besok siang aku bakal pergi ke rumah baru Kelly.”Reza yang sedang menutup pintu kulkas itu pun tertegun sejenak. “Bukannya kamu lagi nggak nyaman? Apa kamu bisa bantu pindahan?”Sonia membalas dengan sikap acuh tak acuh, “Sup ini manjur juga. Aku sudah membaik setelah meminumnya!”“Nggak boleh!” Reza melirik Sonia sekilas, lalu berkata, “Besok aku akan suruh Robi untuk bantuin kali
Kelly menenangkan dirinya, lalu mengangkat kepalanya untuk bertatapan dengan Jason. “Kak Jason, benar apa katamu. Kita nggak berada di lingkaran yang sama. Sebenarnya kita bahkan nggak cocok untuk berteman.”Raut wajah Jason semakin muram lagi. “Kenapa? Kenapa nggak cocok untuk berteman?”“Aku hanya bisa menganggapmu sebagai penolongku saja. Aku akan berterima kasih dan menghormatimu. Kalau kamu membutuhkan bantuanku, meski harus mengorbankan nyawaku, aku juga bakal bantuin kamu!” Tatapan Kelly terlihat sangat lugu. “Biarkan aku pergi! Kalau nggak, aku juga nggak bakal bahagia.”Jason terdiam beberapa saat, lalu bertanya, “Apa kamu mesti pindah dari sini?”Kelly mengangguk. “Iya!”Jason menatapnya. Entah kenapa hati Jason terasa penat. Dia tidak berbicara lagi, langsung meninggalkan Kelly.Kelly menatap bayangan punggung si lelaki yang semakin menjauh. Seketika hatinya terasa hampa. Namun, Kelly berusaha untuk menenangkan dirinya. Dia kembali ke kamar, lanjut membereskan barang bawaan
Saat Kelly sedang menarik koper ke kamarnya, dia pun tidak sengaja bertukar pandang dengan lelaki itu. Kelly spontan tersipu malu, lekas memalingkan kepalanya.Si lelaki melirik tubuh Kelly sekilas, lalu berjalan masuk ke kamar master.Sonia berjalan menghampiri Monica, lalu bertanya, “Sepertinya pemilik rumah bilangnya kamu tinggal sendiri?”Monica tersenyum dengan acuh tak acuh. “Dia itu pacarku. Dia jarang ke sini.” Selesai berbicara, Monica pun langsung masuk ke kamarnya.Kelly merasa tidak nyaman, tapi dia sudah membayar uang kontrakan selama 3 bulan. Pemilik rumah juga sudah menegaskan tidak akan mengembalikan uang yang sudah dibayar. Jadi, Kelly pun hanya bisa tinggal di sini dalam tiga bulan ini.Ketika mereka berdua memasuki kamar yang akan ditempati Kelly, mereka berdua kembali terbengong.Hanya terdapat satu buah ranjang, satu meja, satu rak kayu di dalam kamar. Di atas lantai bahkan terdapat kontrasepsi yang pernah digunakan dan tumpukan tisu bekas. Dapat diketahui apa yang
Begitu Kelly memasuki kamar mandi, dia pun merasa canggung. Dia lekas mendorong Sonia keluar kamar mandi. “Aku saja yang bersihkan. Kamu tunggu di luar saja.”Belum sempat Sonia membalas, ponselnya pun berdering.Begitu melihat ada panggilan dari Reza, Sonia langsung keluar untuk mengangkat panggilan. Dia berjalan ke balkon untuk menghirup udara segar, baru mengangkatnya, “Halo?”“Sayangku, apa kamu sudah sampai?” tanya Reza dengan lembut.Sonia membalas, “Emm, sudah sampai!”“Apa yang sedang kamu lakukan?”“Lagi bersih-bersih!”Reza mengerutkan keningnya. “Apa rumahnya sudah lama nggak ditempati?”Sonia membatin, mungkin Reza tidak pernah melihat gambaran seperti ini. Jadi, dia pun tidak bisa membayangkan betapa kotornya rumah ini.Seketika Sonia memalingkan kepalanya menatap Kelly yang sedang membereskan rumah. Dia berkata dengan lembut, “Kamu suruh Robi pulang dulu saja. Aku baru bisa pulang nanti sore. Jangan biarkan dia nungguin aku!”“Masih lama, ya?” Reza terdiam sejenak. “Beri
Berhubung ada yang membantu untuk membersihkan rumah, Kelly dan Sonia pun pergi ke swalayan untuk membeli seprai, selimut, dan barang kebutuhan sehari-hari.Saat membayar, Sonia merebut untuk membayarnya.Setelah keluar dari swalayan, Kelly bersikeras hendak mengembalikan uang itu kepada Sonia, tapi Sonia tidak menerimanya. Dia berkata dengan tersenyum, “Anggap saja ini hadiah pindah rumah. Aku juga nggak sempat sediain apa-apa.”Kelly menatap Sonia dengan tatapan penuh rasa terima kasih. “Sonia, aku nggak tahu harus berkata apa lagi!”Sonia tersenyum dengan lembut. “Kamu nggak usah ngomong apa-apa. Kita itu teman, nggak usah perhitungan!”Kelly mengangkat belanjaan dari tangan Sonia. Dia merasa sangat terharu. Dia pun tersenyum hingga tampak kedua lesung pipinya. “Nanti aku traktir kamu makan, ya. Kamu nggak boleh rebutan sama aku!”Sonia tersenyum. “Oke!”Mereka berdua naik ke lantai atas. Para tukang jasa bersih rumah sudah hampir selesai membersihkan rumah. Pekerja profesional mema
Sewaktu si lelaki memasuki mobil hingga mobil melaju pergi, Monica dan pacarnya masih terbengong di tempat.Mobil sudah tidak kelihatan lagi. Si lelaki pun menunjukkan ekspresi terbengong. Dia menebak, jangan-jangan cowok tadi itu gig*lo? Pasti begitu! Kalau dia kaya, masa dia mengendarai mobil sendiri?…Saat ini Reza yang diduga merupakan “gig*lo” itu sedang mengantar “majikannya” kembali ke Imperial Garden. Dia menggenggam tangan Sonia sambil berkata, “Kelly sudah pindah. Kelak nggak ada yang masakin makan malam buat kamu. Aku akan pekerjakan pembantu.”“Nggak usah!” jawab Sonia sambil memalingkan kepalanya.“Penolakanmu nggak diterima! Aku hanya lagi beri tahu kamu saja!” Reza menatap ke depan, dan membalas dengan datar.Sonia memiringkan kepalanya untuk menatap Reza. “Kamu juga mau paksa aku pindah dari Imperial Garden?”Reza mengerutkan keningnya, melirik Sonia sekilas. “Pindah? Nanti malam waktu perutmu sakit, kamu ulangi ucapanmu sekali lagi.”Sonia memalingkan kepalanya untuk
Sonia mengerutkan keningnya. “Sebentar lagi aku sudah bisa jadi koki restoran bintang lima!”Reza sangat menyukai rasa percaya diri Sonia. Dia mengelus kepala Sonia, lalu berkata, “Jangan bangga dulu! Ini hanya pengetahuan umum saja!”“Mendingan daripada kamu nggak bisa apa-apa!” ucap Sonia, lalu mendengus.Reza tersenyum, lalu menggandeng Sonia ke area lainnya.Bahan masakan yang dibutuhkan sudah lengkap semuanya. Ketika melewati area es krim, Sonia langsung menghentikan langkahnya. Namun, dia tidak berani meminta untuk dibelikan. Pada akhirnya, dia memilih untuk berjalan pergi.Kali ini Sonia mengubah pikirannya, dia pergi ke area makanan ringan untuk mencari cokelat.Saat Sonia mengambil cokelat, dia menyadari Reza sedang memilih buah-buahan. Dia sedang bertanya kepada pegawai di sekitar, buah-buahan mana saja yang tidak boleh dikonsumsi dan bagus dikonsumsi wanita ketika halangan.Si pegawai terlihat gugup ketika berhadapan dengan Reza yang tampan. Dia merasa iri lantaran pria tamp
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia