Semoga suka dengan 2 bab kita hari ini, MyRe. Lanjutannya besok lagi … Papai ... 'MEMBUATMU MENJADI MILIKKU.' Judul novel baru kita, MyRe. Kisah romantis Nindi Xaviera dan Zeeshan Lavroy Azam. Ceritanya ringan dan juga masih komedi romantis yah. Kalian mampir yah, MyRe. IG:@deasta18
"Nggak apa-apa kalau Luis muak. Toh aku juga sudah muak," jawab Lisa, menghapus cepat air mata yang berhasil jatuh. "Apa maksudmu?" Luis mengerutkan kening, menatap kesal akan tetapi bercampur heran pada Lisa. "Cape banget yah pacaran sama kamu. Aku berusaha menjadi waktu untukmu, tapi kamu sedikitpun tak punya waktu untukku. Setiap hal kecil di hidupmu, aku usahakan untuk merayakannya. Tapi kamu-- kamu bahkan tak ingat hal-hal besar dalam hidupku." "Ck, baperan." Bunga memutar bola mata jengah. Sedangkan Luis, dia berdecak pelan. "Hoodie itu--" Lisa menatap hoodie yang Bunga pakai, "aku nabung loh supaya bisa beliin hoodie itu ke kamu. Tapi-- kamu malah kasih ke dia." "Hal sepeleh begini saja kau permasalahkan. Bunga hanya meminjam. Apa masalahnya?" ketus Luis. Lisa tertawa pelan, dan lagi-lagi air matanya jatuh. Dia menghela napas cukup berat lalu tiba-tiba melepas gelang yang ia pakai. Setelah itu, dia menyerahkan gelang tersebut pada Luis. "Ini gelang yang sama dengan
"Kau tahu tentang gelang ini?" Sbastian menyerahkan sebuah gelang pada seorang perempuan–makhluk konyol yang dekat dengan adiknya. Di sisi lain, Lisa sangat gugup karena diajak bertemu oleh Sbastian–kakak sahabatnya. Aura pria dewasa ini sangat mahal, seperti aura suami sahabatnya. Dia juga sangat tampan, mempesona, dan berpenampilan rapi. Andai dia tak punya pacar, mungkin Lisa bakal reflek minta dinikahi oleh pria di depannya ini. Demi Tuhan! Kakak sahabatnya ini tampan plus punya aura suami able yang kental. Sebenarnya suami Tita–Damian Asher Adam, adalah pria yang sangat luar biasa tampan. Ketampanan pria itu mungkin serata dengan pada dewa ketampanan dalam mitologi yunani kuno. Namun, meski begitu, Lisa tak pernah punya perasaan suka atau berhalusinasi untuk menjadi istri Damian. Mungkin karena dia sangat segan pada pria keturunan Abraham tersebut, dan tak bisa dipungkiri, Damian memiliki aura dominan yang mengerikan. Menurut Lisa, sepertinya Damian memang cocok dengan sa
"Sebenarnya mengenai kehamilan Tita, itu … Damian berbohong. Bermula beberapa hari yang lalu ketika James datang ke gedung ini, berkunjung ke tempat temannya. Demi memanas-manasi James, Damian melakukan sebuah kebohongan, mengatakan jika Tita hamil. Saat itu, aku juga seperti kalian ini, senang luar biasa karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang paman. Tapi setelah tiba di sini, Tita bilang kalau dia tidak hamil," jelas Sbastian, terpaksa jujur karena insiden tadi–di mana Damian yang terlalu senang istrinya hamil, tiba-tiba menerjang dan memeluk Tita. Karena hal itu, orang tua mereka curiga pada sikap Damian. Akhirnya Sbastian memilih jujur. Toh, Tita memang benar hamil, jadi tak ada yang harus di khawatirkan. "Pantas saja sikapmu aneh," ucap Diego, menatap Sbastian dengan ekspresi bercampur aduk. Jadi putrinya tidak hamil? Astaga, pak tua ini sangat kecewa. Sbastian tersenyum canggung pada ayahnya, sejenak menggaruk pelipis karena tak enak melihat ekspresi kecewa ayah dan
"Ini obat dan vitamin untuk Nyonya Tita," ucap dokter perempuan yang sudah memeriksa kondisi Tita. "Untuk keluarga, kalian semua tidak perlu terlalu panik. Reaksi seperti ini memang sering terjadi pada ibu hamil. Itu disebabkan oleh hormon kehamilan," ucap dokter tersebut sambil tersenyum manis di akhir kalimat. "Ucapanku sebelumnya benar bukan? Reaksi Tita tadi, itu karena kondisinya," ucap Raymond bangga karena ucapannya benar tentang kondisi Tita yang mual karena mencium aroma minyak bayi. "Kok Mas tahu?" tanya Carmen, ikut bangga karena ucapan suaminya benar. "Karena aku memperhatikanmu saat kau hamil dulu, Sweetheart," jawabnya lembut, mencubit pelan ujung hidung istrinya. "Ah, kupikir bukan karena Tita hamil. Sebab Tita memang tak suka aroma minyak bayi, Tuan," ucap Digeo. Pada akhirnya ke empat orang itu mengobrol. Raymond dan Diego membahas nama untuk calon cucu mereka, sedangkan Carmen dan dokter yang memeriksa Tita sedang mengobrol seputar ibu hamil. Meskipun Carmen per
"Ah, pasti mau bikin kejutan yah …." ucap Carmen dengan penuh semangat. "Maa, aku …-" Damian ingin menjelaskan, akan tetapi tiba-tiba ayahnya memeluknya. "Selamat, Jagoan Ayah," ucap Raymond dengan perasaan senang dan bangga, "akhirnya kau akan menjadi seorang ayah," lanjutnya, melepas pelukan dari Damian sambil menepuk-nepuk pelan pundak putranya. Senyuman lebar menyinggung di bibirnya, perasaan bahagia kentara jelas memancar di wajahnya. "Selamat, Nak, dan terimakasih karena kau membuat kami akan menjadi seorang Kakek dan Nenek." Giliran Diego yang memberikan selamat, dia tak kalah senang dari Carmen dan Raymond. "Terima kasih." Damian hanya mengatakan hal itu pada ketiganya, raut mukanya masam dan sedikit gugup. Hell! Kenapa kebohongan ini merambat menjajah orang tua dan mertuanya? Siapa yang telah menyebar kebohongan yang dia buat tentang kehamilan Tita? "Sbastian, berikan selamat pada Damian," ucap Diego, menatap penuh peringatan pada Sbastian. Sejak tadi, Sbastian han
"Aku juga suka." Tita mencomot satu nugget gosong lalu memakannya. Setelah mengunyahnya, mata Tita melebar sedikit. Entah kenapa nugget gosong ini terasa sangat enak bagi Tita. 'Apa jangan-jangan Kak Damian milih nugget gosong, memang karena enak, bukan karena perhatian padaku yah?' batin Tita, kembali meraih nugget gosong di piring Damian lalu memakannya dengan lahap. "Ini sangat enak," gumamnya pelan, menatap nugget gosong yang ia gigit dengan mata berseri-seri–caranya memandang nugget tersebut seolah dia telah menemukan penemuan yang luar biasa. Cup' Tita mencium nugget tersebut lalu kembali menggigitnya. "Tita, itu tidak layak untuk …-" Tita langsung memotong ucapan Damian. "Ini sangat enak, pantas saja Kakak milih yang gosong. Ternyata karena rasanya lebih enak. Kirain!" ucap Tita, melirik Damian dengan ekspresi berang. Di akhir kalimat dia menyindir suaminya. Damian mengerutkan kening karena heran, dia juga merasa aneh dengan Tita. Setahunya–informasi yang d