Maaf ya beberapa hari terakhir ini updatenya selalu malam. Kemarin, mata otor bengkak alias bintitan sama demam dan kurang fit. Jadi, istirahat lebih banyak. Terima kasih sudah mau menunggu Lucien dan Lizbeth. Kalian harus jaga kesehatan di sana dan jangan lupa minum vitamin, ya.
Lucien tidak tahan, jadi dia pergi ke taman untuk menenangkan pikirannya. Ia berjalan seorang diri, dan langkah kakinya terhenti di bawah pohon rindang. Ia duduk di bawah pohon, seraya memeluk lututnya.Ia tidak tahu harus bagaimana. Tangisan Lizbeth masih terngiang di kepalanya. Kalimat itu menyayat hatinya, tentang rindu pada masakan ibunya dan semua hal yang Lizbeth lewati. Lucien menutup mata. Hatinya sesak. Ia tahu, ia tidak bisa mengembalikan apa pun. Tidak bisa mengganti apa pun.“Aku hanya membuatmu kehilangan lebih banyak, Lilibeth,” gumamnya pelan. “Sampai sekarang pun aku belum sepenuhnya bisa jadi tempatmu berpulang.”Lucien tidak menangis. Tapi dadanya berat. Ia hanya duduk di sana, membiarkan waktu berlalu.Di kediaman utama, Cameron membuka pintu kamar rawat Victoria seperti biasa. Ia membawa bunga kecil di tangannya. Sudah berminggu-minggu ia datang menemani istrinya. Menunggu, dan berbicara dengan harapan Victoria bisa secepatnya sadar.Saat pintu terbuka, dan mengham
London,Lucien baru saja menerima informasi dari Kilian mengenai pemberian saham oleh Mateo kepada Lizbeth. Tanpa menunda, ia berjalan menuju halaman belakang, tempat di mana istrinya sedang duduk dengan tenang. Lizbeth sedang membaca buku kehamilan sambil memakan buah anggur satu per satu.Lucien menarik kursi di samping Lizbeth dan duduk. Lizbeth hanya menoleh sekilas sebelum kembali membuka halaman buku di tangannya.“Lilibeth,” panggil Lucien dengan suara lembut.Lizbeth menutup buku yang dibacanya dan meletakkannya di atas meja. Ia menatap Lucien dengan alis sedikit terangkat. “Ya?”“Mateo memberikan lima puluh persen sahamnya di perusahaan kepadamu.”Lizbeth terdiam. Napasnya seakan tertahan. Ucapan itu mengingatkannya pada perkataan terakhir Mateo,bahwa ia akan memberikan hadiah pernikahan. Tapi Lizbeth tak pernah menyangka, hadiah itu adalah separuh dari perusahaannya.“Kamu sudah memastikan, bahwa saham itu benar-benar atas namaku?” tanyanya pelan.Lucien mengangguk. “Aku sud
Samantha terkejut, ia diam dan mengingat kembali sifat Lizbeth akhir-akhir ini. Sorot mata cucunya itu kadang sulit ditebak, ada kelembutan, namun juga keteguhan. Ia sempat mengira perubahan sikap Lizbeth disebabkan tekanan, atau luka emosional yang masih mengendap d lubuk hatinya. Tapi Polly, tidak sembarangan menaruh curiga.Samantha menghela napas dalam. Ia lengah. Terlalu banyak hal yang menyita perhatiannya, mulai dari kehadiran Alessandro, kondisi Victoria, hingga masalah keluarga yang belum juga reda. Hingga ia tidak menyadari perubahan pada cucu perempuan yang kini mengandung darah Kingsley dan darah mafia.Ia melirik ke sekeliling dengan cepat, memastikan tidak ada pelayan atau anggota keluarga yang melihat. Kemudian dengan satu isyarat tangan, Samantha dan Polly masuk ke dalam kamar pribadinya yang terletak di sayap timur Rosehall. Begitu sampai di dalam, Samantha menutup pintu rapat dan memutar kuncinya. Samantha berjalan pelan, duduk di tepi tempat tidurnya, lalu menata
Lizbeth tersenyum kecil.“Aku tidak peduli dengan masa lalu. Dia membenciku karena sebuah alasan, aku bisa memakluminya.”Samantha tersenyum hangat.”Cucuku berhati lapang. Jadi, kamu akan memutuskan untuk tetap tinggal di sini beberapa hari lagi?”Lizbeth mengangguk pelan.“Aku ingin beristirahat sebentar lagi. Lucien juga jarang sekali memiliki cuti panjang, selain itu Bu Victoria akan dirawat di sini untuk sementara waktu.”Samantha menghela napas. “Jadi, Lucien sudah memutuskan.”Samantha menatap Lizbeth dengan tatapan tidak bisa. Ada kesedihan di wajahnya yang dapat Lizbeth tangkap dengan jelas.“Nenek, apa ada sesuatu yang mengganjal hati Nenek?” Samantha meraih tangan Lizbeth dan menggenggamnya. “Lilibeth, aku bersalah padamu. Banyak hal yang aku lakukan di masa lalu, kamu sudah menderita di luar sana.”“Nenek, semua itu sudah berlalu. Aku sudah tidak menghitungnya lagi, aku dan Lucien sudah sepakat untuk membuka lembaran baru dan tidak ingin mengingat kepahitan di masa lalu.”
Lucien dan Lizbeth larut dalam kehangatan yang panjang. Di mansion utama, mereka sudah tahu kalau Alessandro sudah pergi. Polly berbisik kepada Samantha yang kini sedang menyisip teh di teras balkon yang menghadap ke arah danau.Ada keterkejutan di mata Samantha, lalu menghela napas.“Lucien, pasti akan segera meminta pertanggung jawaban dariku.”Samantha menghela napas. “Demi tidak ada lagi pertumpahan darah, dan demi melindungi putraku Caspian. Aku harus mengasingkan darah keturunanku, ada yang harus dikorbankan dan ada harga yang harus dibayar untuk itu.”“Nyonya, bukan salah Anda. Anda seorang ibu, saya juga pasti akan melakukan hal yang sama jika itu terjadi kepada keluarga saya. Tuan muda pasti akan mengerti.”Samantha meneteskan air mata, memandang rerumputan jauh di sana.“Rasa bersalahku kepada Lizbeth, Leabeth, tidak bisa dihapus oleh waktu. Pada akhirnya aku tidak bisa melindungi keduanya. Membuat kesalahpahaman yang panjang. Mateo sudah melakukan tugasnya dengan baik. Men
Saat Lizbeth kembali sadar, langit sudah gelap. Dia sudah tidak melihat ibunya, Leabeth sudah diantar ke tempat peristirahatan terakhir. Malam itu setelah sadar dari tidur panjangnya, Lizbeth demam tinggi dan terus memanggil ibunya.Mateo tidur menemani putri kecilnya, dia terus memeluknya sepanjang malam. Terkadang dia akan menangis di pojok kamar, dia akan diam-diam meminum alkohol. Namun, dia tidak bisa meminum sebanyak itu, dia masih memiliki Lizbeth.Kenyataan pahit yang harus diterima oleh Lizbeth, dia tidak bisa bersama ibunya lagi Menerima kenyataan kalau Leabeth sudah pergi ke surga.Setelah satu minggu Leabeth meninggal, sikap Mateo mulai berubah dan tak sama lagi. Dia terpaksa melakukan itu, karena Alessandro mengawasinya. Selama kabar Mateo belum membuat anaknya menderita, Alessandro akan terus mengintai Lizbeth. Sampai ucapan Mateo terbukti.“Dad, apa kau tidak menginginkan aku lagi?” tanya Lizbeth kecil seraya menatap Mateo dengan tatapan berbinar.Namun, Mateo tidak per