Share

Bab 5. Bella atau Marry?

“Hahahahahha.. apa semalam kamu menggunakan gaun tidur Ella?” Rigel menyeringai.

Pertanyaan Rigel membuat Ella gemetar, karena ia sendiri ingat dengan jelas. Semalam ia menggunakan setelan piyama, bukan gaun tidur. Dan Rigel juga tahu itu.

Raut muka Marry berubah, ia bingung dengan maksud candaan Rigel. Namun ia tetap memilih diam, takut salah bicara.

“Apa ada lagi yang diceritakan anak – anak, Marry?” Ella masih memendam rasa penasaran.

“Tidak Nyonya, hanya itu yang saya dengar dari anak – anak.” Jawab Marry singkat.

Beberapa menit berlalu, dan suasana di mobil itu semakin sunyi. Walau sesekali Rigel menyeringai tanpa disadari Ella.

Akhirnya, tibalah mereka di kediaman keluarga Wirata. Ella yang sudah merasa engap berada 1 mobil dengan Rigel, buru – buru membuka pintu berniat keluar.

“Tunggu! Jangan keluar dulu, ada yang ingin aku bicarakan.” Perintah Rigel kepada Ella.

Marry yang mengerti maksud Rigel segera turun dari mobil. Sedangkan Ella, kembali duduk di kursinya dan membanting pintu mobilnya.

“Ada apa lagi?” tanya Ella ketus. Namun Rigel tidak menjawab, dan langsung menancap gas dengan kencang.

“Apa ini? Apa menurutmu ini sopan? Sebenarnya ada apa denganmu? Bahkan tadi malam kamu berbuat seenaknya, tidak sopan pada kakak iparmu!” Ella membiarkan isi hatinya keluar, menumpahkan amarahnya.

“Kenapa aku harus sopan padamu? Dengar Ella, ada banyak hal rumit yang tidak kamu ketahui. Lalu, apa kamu benar - benar lupa kita pernah bertemu sekitar 7 tahun yang lalu?"

Ella terkesiap sampai tak sadar membelalakkan matanya.

"Kita sudah sepakat tidak membahas itu lagi Rigel. Jadi kumohon hentikan semua ini." Ella berusaha memelas dalam keadaan frustasi.

"Entahlah, lihat saja nanti." Hanya itu yang diucapkan Rigel hingga sampai kembali ke kediaman Wirata. Mereka berputar - putar di pusat kota sekitar 60 menit.

***

Selepas makan malam, Ella bersantai sembari melakukan hobinya yaitu menulis novel di ruang keluarga. Ia meminta Marry untuk menemani Jupiter dan Luna belajar juga menidurkan mereka.

Hampir 2 jam ia berada di sana. Ia sedang fokus menatap laptopnya, hingga seseorang mengejutkannya.

"Sayang, kenapa kamu di sini? Anak - anak mana?" Surya merangkul Ella dari belakang.

"Oh, kamu sudah pulang Mas. Aku sedikit bosan, makanya aku di sini mau bersantai dulu sekalian mencari ide untuk bahan novelku. Tadi mereka belajar selepas makan malam, mungkin sudah mau tidur. Ngomong - ngomong, hari pertama kerja sudah langsung lembur?"

"Iya, karena aku perlu menyesuaikan diri dulu. Juga mendalami semua tugasku untuk kedepannya. Apa kamu masih akan lama di sini?. Aku capek banget mau mandi." Tukas Surya.

"Mas Surya mandi saja dulu, aku masih mau melanjutkan ini dulu." Ucap Ella sembari menunjuk laptopnya diikuti dengan senyumannya.

"Ah... oke. Aku tunggu di atas ya. Lalu, aku sebenernya kangen kopi buatanmu sayang." Surya mencium pipi Ella dengan manja.

"Ia aku paham Mas. Nanti kalau aku mau keatas aku buatin ya."

"Ok!" Surya kembali mengecup pipi Ella, dan beranjak ke lantai 4 menuju kamarnya.

Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Ella bergegas ke dapur utama di lantai 1 untuk membuatkan kopi. Saat selesai, ia celingukan mencari pelayan. Sepertinya sejak tadi ia tidak melihat Bella yang biasanya sigap saat dibutuhkan. Bagaimana bisa ia ke atas dengan membawa laptop dan 2 gelas kopi itu. Saat ia mencoba mengapit laptop diketiaknya, ia dikejutkan oleh suara seseorang.

"Apa Kakak perlu bantuanku?" Suara Jackson memecah kesunyian di dapur itu.

"Oh Jack, kamu mengagetkanku! Tidak perlu, kenapa tidak ada pelayan sama sekali di jam segini? Padahal kediaman sebesar ini." Ella sedikit kesal.

"Itu karena Dad and Mom belakangan ini tidak suka keramaian. Jadi selepas makan malam, sebisa mungkin semua pelayan harus segera menyelesaikan pekerjaannya. Kak Rigel mungkin mewarisi hal ini. Eh by the way, ayo aku bantu bawa laptopnya. Aku yakin Kak Surya sudah menunggu kopi panasnya." Jackson tersenyum dan segera mengambil laptop dari tangan Ella.

"Oh begitu, makasih sebelumnya Jack." Ella membalas dengan senyum juga dan mereka berdua beranjak menuju kamar Ella dan Surya.

Sesaat setelah keluar dari lift, mereka berdua dikejutkan dengan Bella yang terlihat keluar dari kamar Ella.

"Bella, ada apa kamu jam segini di kamarku?"

"Ah... Nyonya, itu... tadi saya menidurkan anak - anak menggantikan Marry." Entah kenapa Bella terlihat sedikit pucat dan gelagapan. " Mari saya bantu Nyonya membawa kopi ke dalam", lanjutnya setelah melihat Ella kerepotan membawa 2 gelas kopi.

Namun Ella menolaknya dan memintanya untuk kembali ke aktivitasnya. Bella pergi dengan tergesa - gesa. Ella membuka pintu kamarnya diikuti Jackson di belakangnya. Dan terkejutnya mereka berdua saat Marry sedang berdiri di balik pintu itu.

"Oh, Marry! Apa yang sedang kamu lakukan? Kamu membuatku kaget!" Ella tiba - tiba gemetar dan Marry dengan sigap mengambil gelas kopi di tangan Ella yang hampir jatuh. Ia meletakkan gelas kopi itu di meja. lalu kembali ke hadapan Ella yang masih mematung kebingungan.

"Kenapa kamu di sini Marry?" Jackson ikut penasaran.

"Saya menidurkan anak - anak, Tuan." Marry terlihat gemetar juga seperti Ella.

"Apa? Bukannya Bella barusan... "

"Mana Mas Surya?" Ella memotong kalimat Jack dengan napas yang mulai tersengal.

"Sepertinya di kamar mandi Nyonya." Jawab Marry singkat. Lalu Ella menyuruhnya segera keluar dari kamar.

"Ella? Jack? sedang apa kalian?" Surya tampak keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan jubah mandinya.

"Aku membantu Kak Ella membawakan laptopnya." Jack cengingisan.

"Terima kasih Jack, maaf merepotkanmu." Tutur Ella seraya mengambil laptop dari tangan Jack. Wajahnya tampak datar.

"Ok! Aku kembali dulu. Selamat menikmati kopi dan malam yang panjang." Jack mulai memasang tampang tengilnya.

"Ini menarik Kak. Aku bersedia menjadi saksi dan membantumu mengungkap semua. Bagaimana? Lalu, jangan lupa besok datang ke kantor agensiku seperti janjimu tadi. Bye!" Bisik Jack ke Ella yang masih saja berdiri mematung dengan wajah datarnya, saat Surya sedang berganti pakaian di ruang sebelah.

Ella menghela napas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status