Share

Bab 6. Ingatan 7 Tahun yang Lalu : Kedatangan Rigel

"Apa? Di mana kalian berdua sekarang?" Suara lantang Surya menggema di ruang kamar, hingga Ella terbangun dari tidurnya.

"Ada apa Mas?"

"Rigel berulah di sekitar sini, aku akan menjemputnya. Kamu tunggu di rumah dengan Jupiter ya." Terang Rigel seraya menutup teleponnya.

"Rigel di sekitar sini? Apa yang terjadi Mas?" Pertanyaan Ella tak sempat terjawab lantaran Surya sudah bergegas pergi.

Satu jam lebih Surya baru kembali ke rumah. Ella yang melihatnya membopong seseorang segera menghampirinya. Rupanya Surya tidak sendiri, ia bersama dengan laki - laki berjas rapi dan berkaca mata. Dani yang menyadari bahwa ia diperhatikan oleh Ella segera menganggukkan kepala isyarat menyapa.

Mereka merebahkan Rigel di tempat tidur kamar tamu.

"Ella, ini Dani asisten sekaligus pengawal Rigel." Surya memperkenalkan.

"Ah, iya. Apa yang terjadi dengannya?"

"Hari ini Tuan Rigel ada urusan pribadi dengan teman kuliahnya. Lalu setelah pertemuan selesai, beliau mengajak saya ke sebuah bar. Entah apa yang membuatnya tiba-tiba mabuk berat seperti ini." Dani menghela napas.

"Baiklah, biarkan dia istirahat di sini. Tolong kabari Papa dan Mama bahwa Rigel mampir ke rumahku." Tegas Surya kepada Dani.

Malam itu juga Dani pamit untuk pergi, dan ia akan kembali besok untuk menjemput Rigel.

Ella yang telah terlelap kembali, merasakan ada yang memeluknya erat sekali. Dan sejurus kemudian ia telah ditindih oleh badan yang tidak terlalu besar namun memiliki dada yang bidang itu. Ella menikmati tubuh yang ia pikir sedikit ringan itu, jemarinya terus menulusuri kulit halus yang menyelimuti dada, perut hingga bagian belakang punggung dalam kegelapan di kamar itu. Walau sebenarnya ia merasa sedikit asing dengan tubuh ini, namun ia menyukainya.

"Mas, apa kamu kurusan? Badanmu kurang berisi, tapi aku suka." Kata Ella tersenyum manja, sembari memeluknya semakin erat.

"Kamu habis minum ya Mas? Kenapa bau alkohol begini?" Lanjutnya.

"Mas, kenapa diam aja sih?... Hhhmmpp!!" Si pemilik tubuh indah itu sepertinya enggan memberikan jawaban secara lisan, dan malah memberikan ciuman yang panas hingga Ella gelagapan.

Ella yang sudah terlanjur merasakan panas di sekujur tubuhnya tak mungkin mengelak dari serangan laki - laki itu. Ia membalas ciuman membara itu dan melepaskan hasratnya. Laki - laki itu mulai beraksi dengan menanggalkan pakaian Ella satu persatu. Belaian serta perlakuannya yang lembut saat bercinta membuat Ella terhanyut.

Dua jam sudah mereka berdua memadu kasih. Mereka yang telah kelelahan merebahkan badan di kasur itu. Tak lama, ponsel Ella bergetar tanda pesan masuk.

"Ella, aku masih di bar bersama Hendra dan Toni. Maaf sayang mungkin aku pulang pagi, mereka berdua mabuk berat dan aku harus mengantar mereka pulang." Isi pesan Surya membuat Ella gemetar, dan jantungnya berpacu dengan cepat. Perlahan ia memalingkan wajahnya kepada pria yang sedang tidur di sebelahnya.

Kalau bukan Surya suaminya, lalu siapa dia? Pertanyaan itu menghujami pikirannya. Saat ia hendak bangun, pria itu dengan sigap menarik tubuh Ella hingga terpental kembali di kasur. Pria itu menindihnya kembali.

"Siapa kamu? Beraninya kamu masuk kamar orang! Lepaskan aku atau aku lapor polisi!" Ella yang ketakutan mengancam dengan air mata yang mulai berlinang.

Pria itu tidak menjawab dan hanya mematung di atas tubuh Ella. Tangan Ella berusaha meraih meja di sebelah ranjang itu, hendak menyalakan lampu. Saat ia telah berhasil menyalakan lampu di atas meja, terlihat dalam cahaya remang sesosok pria tanpa busana berada di atas tubuhnya. Saat kedua mata mereka saling bertemu, Ella mendaratkan tamparan di wajah tampan itu lantaran benar bahwa itu bukan suaminya.

Plakk!!!

"Apa yang kamu lakukan di kamarku, Rigel?!" Ella berteriak penuh amarah hingga air matanya mengalir semakin deras.

Rigel yang sejak tadi hanya terdiam lalu didorong Ella hingga hampir terjatuh. Ella menutupi tubuhnya dengan selimut seraya beringsut di sudut ranjang.

"Lancang kamu! Cepat keluar dari kamarku!" Teriakannya hampir membangunkan Jupiter yang tidur di kamar sebelah.

*****

"Sayang, dari tadi aku penasaran kenapa mata kamu sembab gitu? Kamu habis nangis semalam?" Tanya Surya seraya melahap selembar roti selai cokelat di piringnya.

"Iya, aku habis mimpi buruk semalam. Jadi saat aku bangun, aku menangis sampai pagi." Jawabnya tanpa melihat lawan bicaranya dan hanya fokus dengan makanan di piringnya.

"Iya, aku semalam juga mendengal Mama bilang 'kelual!' kenceng sekali." Jupiter kecil menambahkan.

"Oh ya? Wah, kasian Mama ya. Kira - kira mimpi apa ya Mama? Apa ada monster masuk ke kamar Mama?" canda Surya ke Jupiter yang saat itu masih berusia 3 tahun.

"Tapi Mas, ada yang mau aku bicarakan denganmu soal Rigel semalam..." lanjut Ella namun segera dipotong oleh Rigel.

"Ehem, maaf Kak Surya aku semalam membuat keributan dan menyusahkanmu. Aku sedang frustasi makanya aku mabuk."

"Dani sudah menceritakan itu. Tapi, kenapa kamu sampai di kota ini? Kalau dibilang bertemu dengan teman kuliah, aku rasa ini terlalu jauh Rigel." Surya penasaran dengan kedatangan adiknya yang datang jauh - jauh itu.

"Papa, ayo kita belangkat. Nanti tellambat." Rengek Jupiter.

"Iya sayang, hari ini jadwal Papa yang antar ke sekolah ya. Ayo kita berangkat sekarang." Ajak Surya sembari bangkit dari duduknya di ruang makan. Surya menggandeng Jupiter setelah berpamitan kepada Ella

dan Rigel.

Kini tinggal Ella dan Rigel di meja makan. Suasana canggung namun terasa sangat dingin menyelimuti ruangan di sekitar keduanya.

"Apa tidak ada sesuatu yang ingin kamu jelaskan Rigel?" Ella memulai pembicaraan dengan perasaan sangat marah yang lebih dominan dibandingkan dengan rasa malunya. Sorot matanya benar - benar tajam membuat Rigel tak mampu menatap matanya terlalu lama.

"Maaf. Aku semalam mabuk berat jadi tidak sadar melakukan itu." jawabnya singkat.

"Itu saja? Bagaimana bisa kamu masuk kamarku? Kenapa harus masuk ke kamarku? Kita baru bertemu setelah beberapa tahun dan kamu lancang masuk kamar kakak iparmu?"

"Aku sudah bilang aku mabuk berat, jadi mana mungkin aku sadar sedang melakukan apa. Itu diluar kendaliku. Tapi aku heran, kenapa kamu sendiri tidak sadar sedang tidur dengan siapa? Apa kamu bodoh?" Rigel berusaha membela diri agar tidak terlalu disalahkan atas kejadian semalam.

"Apa maksudmu? Mana mungkin aku bisa melihat dalam kegelapan kamar seperti itu?" Ella berusaha mengelak.

"Jangan membuatku tertawa, dilihat dari ukuran badan saja sudah terlihat jelas perbedaanku dan Kak Surya. Apa kamu memang sengaja menikmatinya? Atau jangan - jangan kalian..."

"Jangan - jangan apa?!" bentak Ella.

"Akui saja, kalian sudah lama tidak berhubungan? Sudah lama tidak tidur bersama, sampai tidak sadar suami atau bukan." Pernyataan Rigel kali ini menohok Ella. Ella hanya bisa terdiam, suaranya seolah tercekat di kerongkongan.

"Kenapa diam? Apa aku benar?" Rigel menatap Ella menyelidik, dan ia melihat kedua mata Ella mulai berkaca - kaca. Rigel masih menatapnya dalam - dalam. Air mata Ella membuat hatinya tiba - tiba terasa nyeri. "Apa ini?" gumamnya seraya menyentuh dadanya. Ia tidak sanggup melihat Ella menangis untuk kedua kalinya.

Ella hendak beranjak dari kursinya saat tiba - tiba ada seseorang yang datang.

"Bu Ella, maaf saya datang kesiangan. Ini tadi mengantar anak saya sekolah dulu." Rupanya Bi Tami, asisten rumah tangga di rumah Ella. Bi Tami tidak menginap di rumah Ella karena rumahnya tidak jauh dari sana. Bi Tami datang pagi ketika waktunya membuat sarapan hingga malam selepas makan malam.

Ella hanya mengangguk kepada Bi Tami, dan mengenalkan Rigel kepadanya.

"Terserah apapun yang kamu lakukan di rumah ini, tapi jangan ikut campur urusan pribadiku. Terlebih lagi, aku adalah kakak iparmu. Dan aku belum memaafkanmu." Tegas Ella saat Bi Tami sudah memasuki dapur. Ia pun segera masuk ke kamarnya dan terdengar pula ia mengunci pintunya.

Rigel menghela napas seraya menepuk dadanya. Lalu ia meraih ponselnya dan menghubungi Dani.

"Dan, kamu jangan jemput aku hari ini. Aku berencana beberapa hari tinggal di sini. Untuk kuliah, tolong atur saja. Lalu, aku butuh bantuanmu mencari tahu sesuatu tentang kakakku dan juga istrinya."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status