공유

Hadiah tak terduga

작가: Simplyree
last update 최신 업데이트: 2025-05-21 15:28:13

Ivy menatap makanan di meja dengan tatapan heran. Begitu banyak makanan yang tersaji di meja makan, padahal hanya untuk makan dirinya dan Evan. Terdapat Ayam goreng, tongseng daging sapi, perkedel kentang, dan beberapa sayuran yang Ivy tidak tahu namanya.

"Dimakan, jangan cuma diliatin aja," ujar Evan lalu mengambil satu centong nasi putih yang masih mengepul.

Ivy mengangguk, ia kemudian ikut mengambil secentong nasi dan tongseng daging sapi.

Sebelum Ivy makan, ia memandang sekeliling. Tampak para pelayan yang berdiri di pojok ruang makan. Begitu juga ada Hendrik dan Andre yang berdiri tidak jauh dari mereka duduk.

Ivy merasa risih karena diperhatikan oleh mereka. Ia merasa kehilangan privasi semenjak masuk ke rumah ini.

Apa waktu lagi makan juga harus diawasi? tanya Ivy dalam hati.

Ivy kemudian memakan makanan di depannya dan berusaha untuk tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Setelah makan malam selesai, Evan dan Ivy masuk ke dalam kamar. Ivy sudah tidak sabar memberika
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Menikmati uang suami

    “Selamat datang kak, saya terapis untuk perawatan kakak. Silahkan berganti pakaian ya kak, bajunya bisa disimpan di keranjang ini,” ucapnya ramah sambil menunjuk ke arah gantungan yang di mana selembar kain besar berwarna putih tergantung rapi.Tubuh Ivy menegang seketika mendengar perintah tersebut. “Bajunya dilepas kak?” “Iya kak, tenang aja. Selagi kakak ganti baju, nanti saya tunggu di luar dan tentunya privasi kakak terjamin aman,” jelas sang terapis kemudian berjalan keluar.Ivy pun mengangguk walaupun ia merasa malu jika harus berganti pakaian di sini. Namun karena tidak ada pilihan lain, dengan terpaksa Ivy menuruti perintah tersebut. Ia pun melepaskan pakaiannya, lalu membalut tubuhnya dengan kain spa yang sudah disediakan.“Silahkan berbaring terngkurap ya kak, nanti saya mulai dari punggung,” ucap sang terapis dengan lembut.Ivy pun mengangguk dan menuruti perintah tersebut. Ia berbaring di atas ranjang putih yang terasa begitu lembut dan hangat. Sangat nyaman sekali hing

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Sang pemberi trauma

    “Ivy? Kamu ngapain disini?” tanya Naufal terlihat kaget begitu melihat pelanggan yang berada di depannya adalah sosok perempuan yang sudah lama tidak ia temui.Ivy hanya menatap wajah Naufal, tubuhnya terasa kaku. Ingatan tentang perlakuan buruk Naufal kepadanya tiba-tiba berputar di kepalanya.“Kak?” “Kak?” panggil karyawan melihat Ivy hanya terdiam. “Eh iya?” jawab Ivy dengan gugup. Ia berusaha menormalkan mimik wajahnya agar terlihat biasa saja di depan Naufal.“Jadi… jadi kamu manager di toko ini?” tanya Ivy.“Iya,” jawab Naufal singkat. Pria itu menatap Ivy dengan tatapan datar. Entah apa yang sedang ia pikirkan, Ivy pun tak tahu. Namun yang pasti Ivy ingin segera pergi dari sini. Ia begitu takut berhadapan dengan pria yang menurutnya sangat menyeramkan. “Kalau… kalau pesanan aku jadi malam ini bisa?” tanya Ivy.Sebelum Naufal menjawab pertanyaan Ivy, pria itu memberi isyarat kepada karyawan di sebelahnya untuk meninggalkan mereka berdua.“Kenapa? Semua pesanan di proses sesua

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Penawaran yang menarik

    Setelah perjalanan kurang lebih selama lima belas menit, mobil Ivy akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan kecil yang berada di sudut jalan. Bagian depan bangunan itu ditutupi oleh kaca, sehingga setiap orang yang lewat bisa mengetahui aktivitas di dalamnya. Dari situ juga Ivy tahu, walaupun bangunan tersebut tampak kecil, namun banyak pengunjung yang datang. Di bagian atas pintu, terdapat tulisan yang terbuat dari ukiran kayu: Kilas Kenangan. Ivy membuka pintu itu secara perlahan. Bunyi lonceng langsung menyambutnya. Beberapa orang yang berada di dalam toko langsung menatap ke arahnya sebentar, kemudian kembali fokus kepada benda di depan mereka. Ivy berkeliling untuk mengamati satu per satu cangkir-cangkir putih yang berada di etalase kaca. Sebagai orang yang menyukai seni, ia tersenyum senang melihat desain cangkir yang begitu unik dan cantik. Ivy mengedarkan pandangannya ke sekeliling toko, lalu pandangannya berhenti ke arah seorang perempuan muda yang memakai seragam berwa

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Sebuah kebanggan

    Ivy keluar dari kamar menggunakan kardigan berwarna biru muda dan celana kulot dengan warna senada. Tak lupa ia membawa tas kecil favoritnya. Di ruang tamu ia melihat Evan yang sedang mengetik sesuatu di laptop. Ivy tidak berniat untuk meminta izin sebelum pergi, oleh karena itu ia melewati pria itu begitu saja. "Mau kemana?" Suara berat itu menghentikan langkah Ivy. Ia menoleh ke arah Evan, pria itu ternyata tetap memandang laptopnya. "Pergi," jawab Ivy singkat. "Kemana?" tanya Evan. Ivy diam sejenak, ia bingung apakah harus jujur atau tidak. Hingga akhirnya yang keluar dari mulutnya malah hal lain. "Kamu ngga perlu tahu!" jawab Ivy. Entah kenapa ia merasa malu kalau Evan tahu dirinya akan pergi perawatan wajah. "Saya ini masih suami kamu, saya berhak tahu kemana kamu pergi!" seru Evan dengan nada yang naik satu oktaf. "Kamu bisa ngga sih biasa aja bilangnya ngga usah bentak-bentak?" tanya Ivy dengan nada tak suka. Ia menatap Evan dengan sengit. "Perasaan saya ngga bentak-be

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Memantaskan diri

    "Udahlah makan aja, ketimbang aku mati kelaparan," gumam Ivy. Ia mengambil piring, lalu dengan semangat mengambil nasi serta sayuran. Setelah itu, ia mulai memakannya. Sesekali ia mengawasi sekeliling, takut kalau Evan tiba-tiba datang dan melihatnya sedang makan masakannya.Ivy mempercepat durasi makan menjadi dua kali lebih cepat dari biasanya."Akhirnya kenyang juga," gumam Ivy sambil mengusap perutnya. Setelah selesai, ia langsung berdiri dan mencuci piring yang telah ia gunakan. Ia kemudian mengusap tangannya yang basah dengan kain lap.Ivy berbalik badan, dan terkejut karena Evan sudah berdiri di belakangnya."Aah kaget!" seru Ivy sambil mengangkat tangannya. Ia sama sekali tidak menyadari kehadiran pria itu.Sementara itu Evan hanya memandangnya datar, tanpa ekspresi apapun. Ivy balik menatap Evan dengan tatapan seolah tak peduli. Namun tiba-tiba Evan berjalan mendekat, membuat Ivy refleks mundur.Ivy mundur sampai tubuhnya terbentur ke wastafel. "Eeh, jangan deket-deket!" s

  • Jejak Cinta Bersama CEO Di balik Pintu kamar   Perdebatan

    "Saya ngga paham sama pertanyaan kamu!" ucap Evan mendengarkan pertanyaan beruntun dari Ivy. "Kenapa ngga paham? Dari tadi kamu yang nanyain aku tentang siapa orang yang aku sembunyiin di hp aku, kenapa sekarang malah ngga paham sama pertanyaan sederhana ini?" tanya Ivy. "Pertanyaan saya sama kamu beda!" balas Evan. "Apa bedanya? Kamu tinggal jawab aja pertanyaan aku. Kamu beneran cinta sama aku atau ngga?" tanya Ivy. Evan tampak terdiam beberapa saat. Entah apa yang ia pikirkan hingga tidak bisa menjawab pertanyaan itu dengan cepat. "Kenapa diem aja? Dari tadi kamu yang nyudutin aku terus kan?!" seru Ivy. Evan menghela napas pendek. "Saya emang benar-benar cinta sama kamu, bukan hanya karena kita udah terlanjur menikah," ucapnya. "Bohong!" ucap Ivy. "Saya serius," tegas Evan. Ivy menatap Evan dengan mata sudah memerah. "Kalau kamu emang beneran cinta sama aku, kamu ngga bakalan marah cuma gara-gara aku ngga mau nunjukin hp aku. Kamu harusnya bisa menghargai pendapat aku," j

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status