Share

Dika Dan Manda

Penulis: Calibrie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-09 13:50:56

Aku melajukan mobilku menuju kafe yang disepakati. Pikiran masih dipenuhi rasa penasaran yang bercampur dengan kegelisahan. Setelah memarkir mobil, aku segera menelepon wanita yang tadi menghubungiku. Rupanya mereka sudah tiba lebih awal, duduk di kursi-meja nomor 12.

Aku pun masuk, mataku menyapu seisi ruangan yang ramai. Banyak orang, tapi aku bisa langsung melihat pasangan muda sedang duduk santai di pojok kafe. Pakaian mereka kasual, celana jeans dan kaus, seolah ini hanya pertemuan biasa dengan teman lama. Aku melangkah ke arah meja itu, merasakan sedikit kecanggungan.

Sampailah aku di sana. Mereka menoleh, menyambutku dengan senyum ramah. "Halo... aku yang tadi kalian hubungi..." sapaku, suaraku sedikit kaku.

"Eh, iya... silakan duduk," kata si wanita, matanya berbinar. Yang lelaki juga tampak ramah. "Namaku Manda. Ini suamiku, Dika!"

"Eh, namaku Aryo. Senang berkenalan dengan kalian!" aku menyambut uluran tangan mereka masing-masing. Jabat tangan mereka terasa hangat dan tulus.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Karena Dia Seperti Orang Asing, Aku Menjadi Bergairah

    Aku melangkah keluar kamar dan menuju ruang makan. Dari dapur, tercium aroma tumis kangkung dan ayam goreng, masakan kesukaanku. Dinda, dengan pakaian santai, sedang menata piring di meja. Ia menoleh dan tersenyum ceria, senyum yang sama persis seperti Dinda yang kukenal."Mas, sini! Makanannya sudah siap," ajaknya dengan riang.Aku duduk di kursi, mencoba mengendalikan diri. Di hadapanku, Dinda tampak begitu normal. Tawa dan candanya mengalir ringan, seolah-olah percintaan panas di sofa tadi, atau pakaian tipis yang ia kenakan, tidak pernah terjadi. Ia bercerita tentang acara pernikahan sepupunya, tentang tingkah lucu para kerabat, dan tentang bagaimana ia sempat mengobrol dengan Pak Rendra, atasannya.Setiap kali Dinda menyebut nama itu, jantungku berdesir. Aku berusaha keras agar wajahku tidak menunjukkan ekspresi apapun. Aku hanya mengangguk, tersenyum palsu, dan sesekali menanggapi ceritanya dengan singkat. Namun, di dalam kepalaku, pertarungan sengit sedang berlangsung."Mas, ko

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Seperti Bukan Istriku

    Setelah kami berpelukan, aku menatap Dinda sedemikian rupa. Dia tersenyum membalas tatapan mataku. Pipinya sedikit bersemu merah.“E, ini…”“Aku kangen kamu tauk…” kata Dinda. Dia pun menutup pintu dan menguncinya.Aku berdiri bingung seperti orang bodoh. Dinda berbalik ke arahku. Dia mendorong tubuhku pelan sampai aku terduduk di sofa. Lalu dia jongkok di depanku dan melepaskan ikat pinggangku.Aku sungguh bingung. Baru pertama kalinya Dinda seperti ini.“Dinda… aku…”“Dah, diem aja. Aku tahu kamu capek. Jadi biar aku yang menyenangkanmu, sayang…” kata Dinda masih sambil terus berusaha melepaskan celanaku.“Aku belum mandi…”“Setelah ini…” kata Dinda. “Tuh kan udah berdiri…” imbuhnya saat ia berhasil menarik celanaku beserta celana dalamku, dan ternyata tunggak kehidupanku sudah berdiri.Tanpa memberi kesempatan untuk melakukan apapun, Dinda sudah melahap tubuhku. Aku memejamkan mata. Perasaan ini sangat berbeda. Kenapa dia jadi pintar dan luwes. Sejak kapan?Dan sebenarnya aku kecew

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Sambutan Berbeda Dari Dinda

    Aku tak bisa mengalihkan pandangan. Aku menyaksikan secara utuh dan penuh bagaimana Manda dan Dika bercinta.Mereka melakukannya dengan berbagai gaya, penuh gairah, dan tanpa ragu. Dika, meski kelelakiannya tidak berukuran jumbo, hanya ukuran standar lelaki asia pada umumnya, namun rupanya dia memiliki ketahanan yang luar biasa lama.Dia tidak terburu-buru, melainkan menikmati setiap momen dengan penuh kesabaran, seolah setiap sentuhan adalah sebuah karya seni yang harus diselesaikan dengan sempurna. Manda pun sangat ekspresif, erangannya terdengar begitu nyata, dan ekspresi wajahnya menunjukkan kenikmatan yang begitu murni.Aku merasa pusing, bukan pusing yang serius, melainkan pening karena harus menahan nafsu yang menggebu-gebu di dalam diriku. Nafas mereka masih memburu. Tubuh mereka masih basah oleh keringat, dan mereka tak juga segera berpakaian. Mereka hanya berbaring di sofa, saling memeluk, menikmati sisa-sisa euforia yang baru saja mereka ciptakan.Aku merasa tak tahan lagi.

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Namaku Disebut-sebut

    Aku terdiam, tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Meskipun aku tidak memberikan jawaban verbal, Manda dan Dika sepertinya menganggap diamku ini sebagai sebuah persetujuan yang malu-malu. Mereka saling bertukar pandang, senyum tipis di wajah mereka, lalu melanjutkan aktivitas mereka seolah aku tidak ada di sana.Aku menatap mereka. Ciuman mereka semakin panas, terdengar suara kecupan basah dan erangan pelan. Perlahan, satu per satu, pakaian mereka dilucuti. Aku melihat mereka berdiri berhadapan, tubuh mereka sama-sama sudah tanpa pakaian. Aku membeku di kursi, tak bisa mengalihkan pandangan."Sayang, ayo," Dika berbisik. "Tunjukkan padanya."Aku melihat Dika duduk santai di sofa. Manda kini berlutut di depannya, menempatkan kepalanya di antara kedua paha suaminya itu. Tangan Dika membelai rambut Manda dengan lembut, sementara tangan Manda yang lain aktif meremas paha Dika. Dia mulai melakukan sesuatu yang membuat Dika menegang, sesekali mengerang pelan, dan memejamkan matanya, meni

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Ke Rumah Dika Dan Manda

    Aku terdiam, membeku di kursi kafe. Jantungku berdebar tak karuan, rasanya seperti genderang yang ditabuh kencang. Tenggorokanku kering, dan aku harus menelan ludah berkali-kali untuk meredakan rasa gugup yang melanda. Ini adalah hal gila, sesuatu yang tak pernah kubayangkan bahkan dalam mimpi terburukku. Namun, di saat yang sama, ada bisikan kecil di kepalaku yang terasa manis: balas dendam kepada Dinda.Aku menatap Manda dan Dika, mencoba membaca ekspresi mereka. Tidak ada sorot nafsu yang vulgar, hanya ketenangan dan keyakinan. Mereka tampak normal, bahagia, bahkan terlalu sempurna untuk menjadi bagian dari dunia gelap seperti ini. Kebahagiaan itu, entah kenapa, membuatku merasa iri. Mereka menemukan cara untuk bahagia di tengah "pernikahan terbuka" mereka, sementara aku terjerat dalam pernikahan normal yang justru penuh kebohongan dan kecurigaan.Saat aku sedang terdiam dan mungkin terlalu tampak mencolok bahwa aku sangat kaget, Dika dan Manda malah tertawa.“Kalau nggak siap bole

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Dika Dan Manda

    Aku melajukan mobilku menuju kafe yang disepakati. Pikiran masih dipenuhi rasa penasaran yang bercampur dengan kegelisahan. Setelah memarkir mobil, aku segera menelepon wanita yang tadi menghubungiku. Rupanya mereka sudah tiba lebih awal, duduk di kursi-meja nomor 12.Aku pun masuk, mataku menyapu seisi ruangan yang ramai. Banyak orang, tapi aku bisa langsung melihat pasangan muda sedang duduk santai di pojok kafe. Pakaian mereka kasual, celana jeans dan kaus, seolah ini hanya pertemuan biasa dengan teman lama. Aku melangkah ke arah meja itu, merasakan sedikit kecanggungan.Sampailah aku di sana. Mereka menoleh, menyambutku dengan senyum ramah. "Halo... aku yang tadi kalian hubungi..." sapaku, suaraku sedikit kaku."Eh, iya... silakan duduk," kata si wanita, matanya berbinar. Yang lelaki juga tampak ramah. "Namaku Manda. Ini suamiku, Dika!""Eh, namaku Aryo. Senang berkenalan dengan kalian!" aku menyambut uluran tangan mereka masing-masing. Jabat tangan mereka terasa hangat dan tulus.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status