Beranda / Urban / Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku / Wulan Menjadi Obat Penenang

Share

Wulan Menjadi Obat Penenang

Penulis: Calibrie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-06 12:47:22

Aku menoleh. Wulan bersandar di balik pintu, matanya yang gelap dan berkabut mengunci pandanganku. Bau parfumnya, campuran vanilla dan melati, kini terasa pekat di ruangan yang masih berbau sedikit lembab.

Selimut putih di ranjang king size itu tampak mengundang dan mengolok-olok janji pernikahanku dengan Dinda. Ya, ini kedua kalinya aku pasti akan bercinta dengan Wulan. Sampai di titik ini, tentu aku tak bisa berhenti. Tak ada penyesalan. Tekadku sudah bulat. Aku mau bersenang-senang dan tak mau tenggelam dalam kesedihan bodoh itu.

Wulan tidak menunggu lama.

Ia melangkah mendekat, perlahan, seperti predator. Tangannya yang dingin dan lincah segera mencapai kancing kemejaku. Satu per satu, kancing itu terlepas, diiringi bunyi "tik-tik" pelan yang memecah keheningan. Tatapannya tidak pada wajahku, tapi fokus pada setiap sentimeter kulit yang kini terbuka.

"Aku sudah lama menanti ini, Mas," bisiknya, suaranya kini benar-benar serak.

Aku hanya berdiri diam. Aku perlu ini. Aku butuh melup
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mbah Yadi
istri belum tentu main gila, eehh....malah lakinya dah main gila duluan thor coba ceitain dari sisi dinda (pov dinda)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Melampiaskan Emosi Dan Cemburu

    Dinda melahap pisangku dengan rakus dan penuh semangat. Mungkin jika malam ini dia masih menginap bersama Pak Rendra, dia bisa melakukannya sampai pagi. Aku yakin, rasa penasarannya belum tuntas. Hasratnya belum bisa dipadamkan oleh lelaki tua itu.Aku mencengkeram kepalanya, membiarkannya menguasai. Sensasi ini adalah campuran antara kenikmatan gila dan rasa sakit yang dalam. Aku memejamkan mata, membayangkan wajah Pak Rendra, membayangkan bagaimana Dinda memberinya kenikmatan yang sama, atau bahkan lebih. Rasa cemburu itu bercampur dengan gairah, menciptakan ledakan emosi yang tak terkontrol.Setelah memastikan aku terangsang sepenuhnya, Dinda mengangkat kepalanya. Bibirnya basah dan sedikit bengkak. Matanya berkilat, penuh api yang sama dengan yang kulihat saat ia bercerita tentang Pak Rendra."Ayo, Mas. Kita ke kamar," bisiknya, suaranya serak. Ia bangkit, meraih tanganku.Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang. Tak masalah. Besok hari sabtu. Aku tak harus bangun pagi. D

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Dia Masih Menginginkannya

    Pipi Dinda semakin merona. Ia tampak malu, memainkan ujung gaun tidurnya di pangkuan. Ia menghela napas lagi, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih pelan, seolah ia sedang mengakui kejahatan terindahnya."Pak Rendra... dia berbeda dari yang kukira," katanya, matanya menatap ke kejauhan; seolah masih berada di sana, di suite mewah itu, bukan di ruang tengah rumah kami. "Dia nggak buru-buru. Dia... perhatian. Dia tanya apa yang aku suka, apa yang membuatku nyaman. Dia membuatku merasa... dihargai."Suaranya bergetar sedikit, campuran antara malu dan bahagia."Kami ngobrol dulu sambil minum wine. Dia cerita tentang hidupnya, tentang mantan istri-istrinya, tentang bagaimana dia merasa kesepian meski punya segalanya. Dia tidak tampil sebagai Direktur yang berkuasa, melainkan sebagai pria yang rapuh."Aku duduk terdiam, menyimak dengan baik. Jantungku berdebar kencang, berimajinasi setiap detail. Aku membayangkan Dinda duduk di sofa beludru mahal, mendengarkan curahan hati Direkturku, me

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Mulai Bercerita

    Waktu terasa berjalan lambat. Setiap menit terasa seperti lima menit. Aku melirik jam dinding. Jam 22:33. Sudah hampir tengah malam.Dari kamar mandi terdengar bunyi air mengalir; shower yang menyala, air yang menyembur keras menghantam lantai. Suara yang familiar, yang biasanya tidak kuperhatikan, kini terdengar begitu jelas. Begitu... signifikan.Aku membayangkan Dinda di bawah semburan air; sabun berbusa membasuh tubuhnya, air panas mengalir menyapu jejak-jejak tangan Pak Rendra, mencuci bau cologne asing, membersihkan sisa-sisa malam yang dia habiskan di hotel mewah.Apakah ia merasa bersalah? Apakah ia merasa puas? Apakah ia memikirkan aku, atau pikirannya masih terpaku pada Pak Rendra?Lima belas menit berlalu. Suara air berhenti. Keheningan sejenak. Lalu bunyi pintu kamar mandi terbuka.Setelah itu, Dinda telah selesai.Ia muncul di ambang pintu ruang tengah dengan penampilan yang sangat berbeda dari tadi.Rambutnya basah, disisir ke belakang, menetes sedikit di bahunya. Wajahn

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Menunggu Dinda Bercerita

    Aku segera mengenakan bajuku yang tergeletak di lantai dan celana pendek yang terlempar di sudut dengan gerakan tergesa-gesa.Jari-jariku gemetar sedikit saat menarik kaos melewati kepala, saat mengaitkan kancing celana. Entah karena masih tersisa sensasi dari beberapa menit lalu, atau karena antisipasi akan bertemu Dinda yang baru saja pulang dari... suatu tempat.Entah kenapa ada perasaan bersalah di hatiku setelah menggunakan kamar kami untuk bercinta dengan wanita lain. Meski, aku tahu Dinda juga tadi pasti bercinta dengan atasannya.Logika itu seharusnya meredakan rasa bersalah. Ini kan kesepakatan? Open marriage? Kebebasan untuk keduanya? Jadi kenapa aku masih merasa ada yang salah?Aku hanya tak mengira saja, Dinda akan pulang.Tadinya aku berpikir, dia akan menginap di hotel bersama Pak Rendra, menghabiskan malam dalam pelukan pria itu, bangun di pagi hari dengan tubuh yang masih menyimpan kehangatan orang lain. Itulah kenapa aku merasa "aman" untuk membawa Dewi ke kamar kami,

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Suara Mobil Dinda Di Depan Rumah

    Aku membiarkan tangannya terus bergerak, membiarkan sensasi itu mengalir. Sentuhan sekilas tadi telah berubah menjadi sentuhan yang disengaja dan berani. Jari-jarinya dengan cepat menguasai dan menyingkap area yang sudah lama menegang di balik celana pendek tipisku.Aku tersentak. Aku tidak lagi bisa menahan diri. Aku berbalik sedikit ke samping, memberinya akses penuh.Dewi semakin liar.Ia tidak hanya puas dengan sentuhan tangan. Gerakannya cepat dan tanpa ampun. Dalam sekejap, ia sudah melepaskan celanaku dan celana dalamku. Kehangatan yang dalam kini menyambutku.Aku akui, permainannya sangat berpengalaman. Dinda pun jelas jauh, ia tidak pernah seganas ini saat memulai.Bibirnya sudah sangat rakus melahap bagian tubuhku yang paling sakral itu. Dia sudah sangat terlatih. Sangat biasa. Dan aku semakin memahaminya setelah mendengar apa yang tadi ia ceritakan. Bahwa dia memang sudah berpengalaman. Jika dia bisa mengatasi tiga hingga empat lelaki, maka apalah artinya aku seorang di kam

  • Jejak Lelaki Lain Di Tubuh Istriku   Dinda Semakin Nakal

    Kamar tidurku, ruangan yang biasanya kupadu dengan Dinda, kini terasa asing dengan kehadiran wanita lain. Lampu tidur di meja samping menyala redup, menciptakan cahaya kuning keemasan yang hangat namun juga intim. AC berdenging pelan, mengeluarkan udara dingin yang kontras dengan kehangatan yang mulai terbentuk di antara kami.Ranjang king size dengan seprai putih bersih terbentang luas, terlalu luas untuk satu orang, terlalu pribadi untuk dibagi dengan orang yang bukan istriku.Dewi berdiri di samping ranjang, menatapku dengan senyum yang lembut namun penuh antisipasi."Mau enak dipijitnya, pakai celana pendek aja, Mas," katanya dengan nada yang terdengar seperti saran profesional, seolah ia masseuse berpengalaman, bukan sahabat istriku yang semalam tidur denganku. "Lebih enak begitu kalau pijit. Biar aku bisa akses otot-ototnya dengan baik."Aku mengangguk, sedikit ragu tapi juga... penasaran.Aku membuka laci lemari, mengambil celana pendek olahraga; celana hitam berbahan tipis yan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status