Home / Romansa / Jerat Cinta Bodyguard Tajir / 4. Apartemen untuk Asha

Share

4. Apartemen untuk Asha

Author: Nathanegara
last update Last Updated: 2022-01-27 07:10:22

Bram dan Asha sudah berada di sebuah apartemen di bilangan Slipi, Jakarta. Bram sudah siapkan semua kebutuhan Asha, juga perlengkapan kamar Brama. Sambil terus memeluk Asha, Bram menjelaskan kalau Babysitter untuk Brama pun sudah ia sediakan.

"Gimana kamu suka gak dengan apartemen ini?" tanya Bram. "Besok kamu sudah bisa pindah kesini sama Brama, sebentar lagi Marchel datang sama babysitter." lanjut Bram

"Terima kasih Om, gak nyangka semua cepat banget dipenuhi." Asha mencium Bram sebagai ucapan terima kasih.

"Kamu dan Brama harus bahagia, om pilih apartemen ini agar gak jauh dari permata hijau rumah om, kamu sendiri kamarnya ya, kamar satunya buat babysitter dan Brama." jelas Bram

"Aku satu kamar sama om ya?" canda Asha dengan manja.

"Ya, kalau om lagi kesini ya, makanya om cari apartemen yang agak besaran."

Bell pintu berbunyi, Asha buru-buru buka pintu. Asha sempat terpesona lihat Marchel, seorang cowok yang tubuhnya sangat atletis, tinggi dan kulitnya putih. Marchel juga sempat terkesima melihat kecantikan Asha. Di sebelah Marchel seorang babysitter yang berusia sekitar 20 tahun.

"Masuk Marchel, ini Asha orang yang nantinya harus kamu layani kebutuhannya." Bram memperkenalkan Marchel pada Asha, Marchel pun menyalami Asha dengan canggung. Dadanya berdegub kencang, sementara Asha hanya tersipu menatap Marchel.

"Oh ya pak, ini Narti babysitter nya." Marchel memperkenalkan Narti pada Bram dan Asha.

"Saya Narti pak, bu." sambut Narti sambil menyalami Asha dan Bram

"Panggil saya mbak aja ya, jangan ibu, kita seumuran kok." Asha agak jengah dipanggil ibu.

"Narti, mulai hari ini kamu nginap disini ya, nanti Marchel akan siapkan kebutuhan kamu" ujar Bram

Bram ajak Marchel dan Asha keruang tamu untuk membicarakan sesuatu.

"Marchel, besok kamu bawa satu mobil yang ada di rumah, mobilnya kamu bawa pulang aja, atau titip di apartemen, kasih nomor telpon kamu sama Asha, Biar dia bisa hubungi kamu saat dia perlu bantuan." pesan Bram

"Siap pak!!" jawab Marchel. "Mbak Asha ini nomor telpon saya." Marchel menyerahkan kartu namanya pada Asha.

"Mulai hari ini semua keperluan kamu bukan om lagi yang handle ya, kamu bisa hubungi Marchel." sela Bram

"Siap om, jadi Asha gak boleh telpon om lagi ya?" Asha mulai menggoda Bram.

"Kamu kasih tahu Marchel aja, nanti om akan hubungi kamu." Bram sepertinya mulai mengatur posisi, takut hubungannya dengan Asha diketahui anak dan isterinya.

"Okey om, termasuk kalau Brama sakit aku gak bisa hubungi om langsung?" tanya Asha dengan serius

"Iya Asha, prosedurnya tidak berubah ya, mohon pengertian kamu." jelas Bram. "Marchel, kamu bawa mobil kantor kan? Entar kamu antar Asha pulang ya.. " perintah Bram

"Iiya pak ... siap pak!!" Marchel begitu bersemangat menerima tugas dari Bram.

"Yaudah, Asha nanti kamu pulang sama Marchel ya, om mau pulang duluan." Bram pamit pulang pada Asha dan Marchel

"Okey om, makasih ya." Asha mengantar Bram sampai ke lift. Sebelum Bram masuk lift, Asha cium Bram, airmatanya mengembang. Setelah Bram masuk lift, Asha kembali ke dalam berbicara dengan Marchel dan Narti.

Asha dan Marchel ngobrol di ruang tamu, tatapan Marchel tidak berkedip melihat kecantikan Asha. Marchel yang masih lajang berusaha menikmati tugas yang diberikan Bram.

"Mbak Asha, besok saya jemput jam berapa?" tanya Marchel membuka pembicaraan

"Mas, panggil aku Asha aja, aku bukan siapa-siapa kok, lagian umurku juga di bawah umur mas Marchel." pinta Asha

"Oh gitu, okey deh, soalnya saya masih canggung berhadapan sama kamu."

"Entar juga mas terbiasa sama aku, karena setiap hari kita akan ketemu, setiap hari kita akan bersama-sama."

Asha dan Marchel meninggalkan Narti sendiri di apartemen. Dalam perjalanan ke rumah Asha, terlihat mereka berdua mulai akrab, sesekali Asha mencuri perhatian ke arah Marchel, dia mulai mengagumi Marchel.

"Mas sudah berkeluarga ya? Udah lama kerja sama Om Bram?" tanya Asha menyelidik

"Belum Sha, belum ada yang mau sama mas, om Bram itu sahabat ayah mas, dia mengajarkan mas mengelola usahanya, mas gak bisa nolak apapun yang diperintahnya."

"Mas gak keberatan mengurus aku sama Brama?" tanya Asha

"Ya gaklah, ngurusi orang yang cantik kayak kamu masak saya keberatan sih." canda Marchel 

"Wah gawat nih, udah mulai merayu, entar aku laporin om Bram lo." Asha balas dengan canda juga

"Emang salah aku memuji isterinya om bram?" tanya Marchel sambil melirik Asha yang ada di sampingnya

"Enak aja isteri om Bram, aku belum nikah tauk sama om Bram."

"Wah asyik, masih ada peluang dong kalau gitu?" Marchel mulai menggoda Asha

"Peluang apa nih maksudnya mas? emang berani melangkahi om Bram?" tanya Asha

"Ya berani lah, wong saya niatnya baik kenapa harus takut?"

"Udah ah, aku tuh masih sayang kok sama om Bram, orangnya romantis, hatinya baik banget."

Sepanjang perjalanan Asha dan Marchel terus berbincang. Marchel berusaha menjajagi peluangnya terhadap Asha, begitu juga sebaliknya

Mobil sudah memasuki kawasan rumah Asha di daeran pinggiran Jakarta. Lingkungan perumahan Asha terlihat agak kumuh, mobil tidak bisa masuk sampai di depan rumah Asha, hanya bisa parkir di depan gangnya.

Begitu sampai di depan rumah, Asha kasih tahu Marchel, "Ini rumah aku mas, maaf ya keadaannya seperti ini." Rumah Asha sangat sederhana, Asha memang bukan dari golongan kaum yang berada.

Marchel hanya mengantar Asha sampai ke rumah dan tidak mampir. Dia langsung pulang, hatinya begitu berbunga-bunga, seakan menemukan wanita idaman ya. 

Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   150. Ending

    "Papa sudah senang kita bisa berkumpul kembali seperti sekarang ini, Papa gak mau nanti, gara-gara pekerjaan itu kita kembali terpecah." Jawab Yanuar"Papa kamu benar Sha, kadang-kadang apa yang Papa kamu bilang itu bisa terjadi, karena Papa kamu itu sangat tahu karakter Mama." Ujar Melissa."Tapi kan udah pada tua pastinya sudah banyak berubah Ma, masak sih mau ribut melulu, Asha sih cuma ingin Papa dan akur." Ujar Asha.Asha mencoba untuk menengahi, dia merasa kalau Melissa dan Yanuar sama-sama keras, makanya dia jadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya."Kita tetap seperti sekarang ini saja, Papa sih tidak ada persoalan dengan pekerjaan, Papa sangat senang melihat kita bisa kumpul seperti ini, Papa sama Mama akan baik-baik saja Sha." Ucap Yanuar"Tapi kan sekarang ini Papa dari Nol lagi, mulai dari bawah lagi, Asha ingin Papa juga punya kedudukan yang cukup penting." Jelas Asha"Soal keinginan kamu itu gampang Sha, Papa akan pi

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   149. Usaha Asha Belum Berhasil

    "Sebajingannya Papa, gak sampai hati lah Papa berperilaku seperti itu, Mama kamu itu sangat kenal Papa." Ujar Yanuar.Melissa yang mendengarkan penjelasan Yanuar, tidak bisa menahan diri untuk ikut menimpali, "Aku sih awalnya sempat percaya dengan isu itu Yan, aku tahu walau pun kamu tidak baik-baik amat, tapi tidak mungkin sampai melakukan itu, apa lagi kamu tahu kalau kamu punya anak perempuan." Timpal Melissa."Itu dia Mel, aku sangat tahu itu.. aku juga gak mau anak perempuan aku diperlakukan seperti itu." Jawab Yanuar.Marchel dan Asha saling pandang mendengar penjelasan Yanuar, yang sangat takut kalau anak perempuan satu-satunya, mengalami hal seperti itu. Pada kenyataannya, anaknya sudah menerima nasib seperti itu."Terus sekarang gimana Yan? setelah kamu terbebas dari fitnah itu? Kan harusnya kamu kembali rukun sama isteri dan anak-anak kamu?" Tanya Melissa."Biarlah.. aku lebih senang ada di antara kalian, aku ingin men

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   148. Pertemuan Mellisa dan Yanuar

    Usaha Asha untuk mempertemukan kedua orang tuanya tidak sia-sia. Melissa mau menerima kedatangan Yanuar, setelah di desak Asha. Yanuar mendatangi Melissa di Mells Residents, dalam pertemuan itu juga ada bi Hana.Seharusnya ini adalah sebuah pertemuan yang dramatis, antara Melissa dan Yanuar, setelah selama dua puluh tahun tidak pernah bertemu. Namun pertemuan itu di respon dengan dingin oleh Melissa, tangannya terbuka, tapi hatinya tetap tertutup.Asha menyambut Papanya dengan pelukan hangat, dan Yanuar pun membalas pelukan Asha dengan penuh kasih sayang,"Alhamdulillah.. akhirnya Papa datang juga." Ucap Asha sambil cium tangannya dan memeluk Yanuar."Kalau kamu yang minta, Papa pasti datang sayang.. Papa gak mau kamu kecewa." Ucap Yanuar penuh kehangatan.Asha mengajak Yanuar duduk di ruangan tamu, dan disambut oleh Marchel yang ada di ruang tamu dengan Brama. Marchel pun cium tangan Yanuar, dan mengajak Brama untuk cium tangan pada

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   147. Mellisa Belum Menerima Yanuar

    Marchel menceritakan panjang lebar soal Yanuar, berdasarkan penjelasan Bram, yang merupakan kakak dari isteri Yanuar. Marchel menjelaskan juga, kalau Yanuar hanya kena fitnah. Yanuar sama sekali tidak terlihat hubungan asmara dengan Petty, semua hanya kesalah fahaman.Marchel menjelaskan apa yang dikatakan Bram padanya, "Pak Bram bilang, tidak terjadi apa-apa antara Petty sama Papa, menurutnya Papa tetap memperlakukan Petty sebagai keponakan, itu yang diceritakan Petty pada pak Bram dan pak Bram mempercayai cerita Petty." Ujar Marchel."Masih menurut pak Bram, beliau sudah kasih tahu tante Ratih.. dan Papa akan kembali ke keluarga Papa." lanjut Marchel.Mellisa mendengarkan apa yang dikatakan Marchel. Marchel terus cerita tentang apa yang diketahuinya tentang Yanuar, baik dari Bram atau pun dari Yanuar sendiri."Kalau penjelasan Papa juga sama Ma, Papa cuma kena fitnah, Papa menganggap Petty sebagai keponakan, sehingga Petty juga diperlakuka

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   146. Asha Menyatukan Papa dan Mamanya

    Sampai di kamar Melissa, Marchel dan Asha menceritakan tentang kabar baik untuk Yanuar. Melissa tanggapannya biasa datar saja, tidak ada respon yang berarti. Melissa seakan-akan tidak peduli dengan masalah Yanuar, sehingga Asha bingung dengan sikap Melissa,"Ma.. kan Papa sudah dinyatakan pak Bram tidak bersalah, jadi gak usah negatif terus dong sama Papa." Ujar Asha."Mama tidak berpikiran negatif Sha sama Papa kamu, Mama cuma tidak terlalu peduli aja, karena Mama sudah sangat kenal karakter Papa kamu." Jelas Melissa."Tapi kan orang gak selamanya jelek Ma, coba deh Mama bisa lentur sedikit sama Papa, Asha cuma ingin Mama mau ketemu Papa.. pliiis deh Ma, untuk memperbaiki silaturahmi aja." Pinta Asha."Okey.. bisa saja Mama mau ketemu Papa kamu, tapi ingat! Jangan kamu paksa Mama untuk bersatu kembali sama Papa kamu!!" Tegas Melissa.Marchel dan Asha saling berpandangan,l mendengar jawaban Melissa, seakan-akan Mellisa sudah menutup p

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   145. Brama Mendapatkan Haknya

    "Iya Sha.. syukurlah kalau kamu merasa seperti itu, setidaknya mengurangi rasa bersalah saya terhadap kamu." Ujar Bram"Pak Bram sudah cukup bijak dalam hal ini, saya dan Asha sangat memaklumi posisi bapak, tapi ya.. seperti inilah jalan yang Tuhan berikan." Tambah Marchel"Saya sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian, saya hampir frustasi menghadapi masalah Petty, saya memang harus selesaikan masalahnya.""Pak Bram sudah amanahkan pada saya untuk menjaga Brama, In Sha Allah saya akan jaga amanah itu pak.""Terima kasih cel.., terima kasih Asha, atas pengertian kalian, kalau gitu saya moon pamit ya." Ucap BramSetelah Bram pulang, Marchel dan Asha tidak buru-buru naik ke kamar, mereka masih ngobrol soal deposito untuk Brama."Deposito itu biarkan saja utuh seperti itu, tidak usaha dicairkan." Saran Marchel"Kenapa mas? Kan bisa dimanfaatkan untuk Brama?" Tanya Asha"Gak usaha.. biarlah kebutuhan Brama tanggungan aku Sha, itu bisa dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status