Warning!! Cerita ini mengandung adegan dewasa!! Bram mempercayai Marchel untuk menjadi Bodyguard Asha gadis simpanannya. Bram sengaja melakukan itu agar dia bisa lepaskan tanggung jawabnya. Di luar dugaan Bram ternyata Asha dan Marchel sama-sama suka, di belakang Bram Marchel dan Asha menjalin cinta, Marchel bersedia menikahi Asha dan mengakui anak Bram dan Asha sebagai anaknya. Namun hubungan Marchel dan Asha tidak di restui orang tuanya yang seorang konglomerat. Marchel adalah anak tunggal pewaris kekayaannya. Ikuti ceritanya yang penuh intrik
View MoreChatting
["Om, nikahin aku dong"]
Sebuah pesan singkat yang diterima Bram dari Asha pagi itu, pesan itu pun dibalasnya dengan bercanda.
["Nikahin bener, atau sekedar kawin?"] balas Bram
Selang beberapa saat Asha kembali membalas chat Bram,
["Ya nikahlah om, kalo kawinkan udah"] jawab Asha, juga sambil bercanda ditambah emoticon smile.
Seketika itu juga Bram membalasnya,
["Gila apa kamu minta saya nikahin? Emang kenapa kamu minta dinikahin Sha?"] Bram pura-pura sewot
Keduanya seperti berbalas pantun tanpa ada bosannya. Bagi Bram semua itu sebagai hiburan disela kesibukannya
["Ya gak papa om ... pengen aja, enak kali om kalo dah nikah."]
["Ya apa kata dunia saya nikahin anak ABG kayak kamu, yang ada saya dianggap gak waras entar."]
["Yah aku sih gak peduli om, yang penting aku seneng aja."]
["Kamunya sih seneng Sha, saya yang senewen."]
["Yaahh ... kok om gak seneng sih? emang kenapa om? nikah siri juga gak papa om."]
["Ah gak mau saya, itu ide gila, cukup saya baik aja sama kamu, saya gak mau aneh-aneh ah."]
["Om sih gitu, gak sayang ya sama aku?"]
["Kalo kamu udah ngebet nikah, kamu cari deh calon suami, entar biar saya yang biayai, ok?"]
["Gak ah, aku maunya nikah sama om aja, sama yang lain aku ogah."]
Chatt tersebut tidak dilanjutkan Bram lagi, dan dibiarkannya Asha kirim terus dan sampai dia bosan.
Tapi, apes bagi Bram chatt tersebut, menimbulkan 'tsunami' besar dalam rumah tangganya, chatt-nya lupa dihapus dibaca oleh anaknya. Isteri Bram ngamuk begitu dikasih tahu anaknya, isterinya menanyakan isi pesan tersebut, Bram cuma menjawab,
"Kamu baca gak? apa jawaban saya dalam chatt itu? sama sekali saya tidak menanggapi, ajakan anak ABG tersebut!!" sergah Bram
"Ya tapi pada kenyataannya, Papa sudah selingkuh!!" suara isteri Bram mulai meninggi
"Masak sih saya selingkuh sama ABG seumur anak saya sendiri? yang benar aja kamu?" Bram tak kalah sewot
Mendengar jawaban Bram tersebut isterinya pun hampir percaya, tapi tetap saja dia ragu.
Lima menit kemudian ponsel Bram kembali ada nada panggilan masuk, ponselnya di atas meja langsung diambil sama isterinya, ternyata yang telpon Asha, Bram benar-benar mulai panik.
"Kamu ngapain telpon-telpon suami tante? Kamu tahu kan suami tante itu seumur ayah kamu?" tanya isteri Bram sambil menyalakan speaker ponsel.
Terdengar dengan jelas suara Asha menjawab pertanyaan isteri Bram,
"Ya tante, memang seumur Papa saya, tapi Papa saya udah gak ada tante, makanya saya anggap om sebagai ayah saya."
"Udah deh, kamu jangan banyak alasan, mulai sekarang, kamu jangan hubungi om lagi ya, ini tante lagi marah sama om kamu!!" Isteri Bram langsung mengakhiri pembicaraan
Itulah telepon terakhir dari Asha, setelah itu dia tidak pernah lagi telepon Bram.
***
Sebulan berlalu, Bram pun mulai melupakannya. Tapi hari itu Bram benar-benar dikagetkan dengan kedatangan Asha di kantornya, dia datang dengan wajah sedih.
"Maaf om, mungkin kedatangan aku mengagetkan om, tapi aku gak mau ganggu om kok." ujar Asha tanpa memandang wajah Bram
"Terus apa tujuan kamu kesini?" tanya Bram menyelidik
Dengan wajah yang masih menunduk, sambil meremas-remas tangannya Asha menjawab pertanyaan Bram, "Aku cuma mau bilang, aku hamil om."
"Apa? Hamil? Terus apa urusannya dengan saya? Kamu mau jebak saya ya!!?" Bram mencecar Asha dengan pertanyaan dan penuh emosi
"Gak om.. om gak usah takut, aku mau menikah sama orang yang sudah menghamili aku, aku cuma mau kasih tahu itu aja kok om." ucap Asha dengan tenangnya sambil menatap Bram.
Mendengar apa yang dikatakan Asha, Bram sedikit lega,
"Wah bikin kaget aja kamu, terus cuma mau kasih tahu aja kan ya?" tanya Bram sambil tersenyum menatap Asha
"Ya gak lah.. om kan pernah janji mau biayain kalau aku nikah sama orang lain, sebetulnya maunya sih nikah sama om aja." Asha kembali menggoda Bram
"Waduh ... jangan deh!! udah, mendingan om kasih kamu uang aja, gimana?" tanya Bram dengan perasaan serba salah
"Nah gitu dong om.. "
Dengan masih sedikit panik, Bram membuka brankas yang ada di ruang kerjanya. Dia mengambil sejumlah uang dan dimasukkan kedalam amplop, dia berikan uang itu kepada Asha.
"Ini Sha.. semoga uang ini cukup buat biaya nikah kamu ya.." ucap Bram sambil memberikan uang dalam amplop pada Asha.
"Terima kasih ya om.. Jangan kapok ketemu sama Asha."
Setelah terima uang Asha langsung meninggalkan ruangan kerja Bram, terlihat kalau Bram ketakutan setengah mati. Ada kekhawatiran Bram terhadap apa yang dikatakan Asha tentang kehamilannya, namun dia berusaha untuk mengabaikannya.
Bram berpikir kalau yang tidur sama Asha bukan hanya dia, karena berdasarkan pengalamannya berkencan dengan gadis seusia Asha rata-rata seperti itu. Begitulah selalu anggapan lelaki, ketika bisa tidur dengan seorang perempuan dengan mudahnya, maka akan beranggapan perempuan itu tidak saja tidur dengannya.
Asha tidak tahu bagaimana cara untuk menuntut tanggung jawab pada Bram, yang dia tahu hanya Bram sudah sangat baik dengan dirinya. Asha rela menanggung derita akibat hubungannya dengan Bram. Uang yang dia terima dari Bram bukanlah digunakan untuk menikah, tapi untuk membiayai hidupnya.
Asha benar-benar sedang hamil, bukan hanya sekadar bercanda. Sementara Bram menganggap apa yang dikatakan Asha bukanlah sesuatu yang serius. Dia tidak tahu cara untuk meminta pertanggungjawaban Bram, sehingga hanya disampaikannya dengan bercanda.
Bersambung
"Papa sudah senang kita bisa berkumpul kembali seperti sekarang ini, Papa gak mau nanti, gara-gara pekerjaan itu kita kembali terpecah." Jawab Yanuar"Papa kamu benar Sha, kadang-kadang apa yang Papa kamu bilang itu bisa terjadi, karena Papa kamu itu sangat tahu karakter Mama." Ujar Melissa."Tapi kan udah pada tua pastinya sudah banyak berubah Ma, masak sih mau ribut melulu, Asha sih cuma ingin Papa dan akur." Ujar Asha.Asha mencoba untuk menengahi, dia merasa kalau Melissa dan Yanuar sama-sama keras, makanya dia jadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya."Kita tetap seperti sekarang ini saja, Papa sih tidak ada persoalan dengan pekerjaan, Papa sangat senang melihat kita bisa kumpul seperti ini, Papa sama Mama akan baik-baik saja Sha." Ucap Yanuar"Tapi kan sekarang ini Papa dari Nol lagi, mulai dari bawah lagi, Asha ingin Papa juga punya kedudukan yang cukup penting." Jelas Asha"Soal keinginan kamu itu gampang Sha, Papa akan pi
"Sebajingannya Papa, gak sampai hati lah Papa berperilaku seperti itu, Mama kamu itu sangat kenal Papa." Ujar Yanuar.Melissa yang mendengarkan penjelasan Yanuar, tidak bisa menahan diri untuk ikut menimpali, "Aku sih awalnya sempat percaya dengan isu itu Yan, aku tahu walau pun kamu tidak baik-baik amat, tapi tidak mungkin sampai melakukan itu, apa lagi kamu tahu kalau kamu punya anak perempuan." Timpal Melissa."Itu dia Mel, aku sangat tahu itu.. aku juga gak mau anak perempuan aku diperlakukan seperti itu." Jawab Yanuar.Marchel dan Asha saling pandang mendengar penjelasan Yanuar, yang sangat takut kalau anak perempuan satu-satunya, mengalami hal seperti itu. Pada kenyataannya, anaknya sudah menerima nasib seperti itu."Terus sekarang gimana Yan? setelah kamu terbebas dari fitnah itu? Kan harusnya kamu kembali rukun sama isteri dan anak-anak kamu?" Tanya Melissa."Biarlah.. aku lebih senang ada di antara kalian, aku ingin men
Usaha Asha untuk mempertemukan kedua orang tuanya tidak sia-sia. Melissa mau menerima kedatangan Yanuar, setelah di desak Asha. Yanuar mendatangi Melissa di Mells Residents, dalam pertemuan itu juga ada bi Hana.Seharusnya ini adalah sebuah pertemuan yang dramatis, antara Melissa dan Yanuar, setelah selama dua puluh tahun tidak pernah bertemu. Namun pertemuan itu di respon dengan dingin oleh Melissa, tangannya terbuka, tapi hatinya tetap tertutup.Asha menyambut Papanya dengan pelukan hangat, dan Yanuar pun membalas pelukan Asha dengan penuh kasih sayang,"Alhamdulillah.. akhirnya Papa datang juga." Ucap Asha sambil cium tangannya dan memeluk Yanuar."Kalau kamu yang minta, Papa pasti datang sayang.. Papa gak mau kamu kecewa." Ucap Yanuar penuh kehangatan.Asha mengajak Yanuar duduk di ruangan tamu, dan disambut oleh Marchel yang ada di ruang tamu dengan Brama. Marchel pun cium tangan Yanuar, dan mengajak Brama untuk cium tangan pada
Marchel menceritakan panjang lebar soal Yanuar, berdasarkan penjelasan Bram, yang merupakan kakak dari isteri Yanuar. Marchel menjelaskan juga, kalau Yanuar hanya kena fitnah. Yanuar sama sekali tidak terlihat hubungan asmara dengan Petty, semua hanya kesalah fahaman.Marchel menjelaskan apa yang dikatakan Bram padanya, "Pak Bram bilang, tidak terjadi apa-apa antara Petty sama Papa, menurutnya Papa tetap memperlakukan Petty sebagai keponakan, itu yang diceritakan Petty pada pak Bram dan pak Bram mempercayai cerita Petty." Ujar Marchel."Masih menurut pak Bram, beliau sudah kasih tahu tante Ratih.. dan Papa akan kembali ke keluarga Papa." lanjut Marchel.Mellisa mendengarkan apa yang dikatakan Marchel. Marchel terus cerita tentang apa yang diketahuinya tentang Yanuar, baik dari Bram atau pun dari Yanuar sendiri."Kalau penjelasan Papa juga sama Ma, Papa cuma kena fitnah, Papa menganggap Petty sebagai keponakan, sehingga Petty juga diperlakuka
Sampai di kamar Melissa, Marchel dan Asha menceritakan tentang kabar baik untuk Yanuar. Melissa tanggapannya biasa datar saja, tidak ada respon yang berarti. Melissa seakan-akan tidak peduli dengan masalah Yanuar, sehingga Asha bingung dengan sikap Melissa,"Ma.. kan Papa sudah dinyatakan pak Bram tidak bersalah, jadi gak usah negatif terus dong sama Papa." Ujar Asha."Mama tidak berpikiran negatif Sha sama Papa kamu, Mama cuma tidak terlalu peduli aja, karena Mama sudah sangat kenal karakter Papa kamu." Jelas Melissa."Tapi kan orang gak selamanya jelek Ma, coba deh Mama bisa lentur sedikit sama Papa, Asha cuma ingin Mama mau ketemu Papa.. pliiis deh Ma, untuk memperbaiki silaturahmi aja." Pinta Asha."Okey.. bisa saja Mama mau ketemu Papa kamu, tapi ingat! Jangan kamu paksa Mama untuk bersatu kembali sama Papa kamu!!" Tegas Melissa.Marchel dan Asha saling berpandangan,l mendengar jawaban Melissa, seakan-akan Mellisa sudah menutup p
"Iya Sha.. syukurlah kalau kamu merasa seperti itu, setidaknya mengurangi rasa bersalah saya terhadap kamu." Ujar Bram"Pak Bram sudah cukup bijak dalam hal ini, saya dan Asha sangat memaklumi posisi bapak, tapi ya.. seperti inilah jalan yang Tuhan berikan." Tambah Marchel"Saya sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian, saya hampir frustasi menghadapi masalah Petty, saya memang harus selesaikan masalahnya.""Pak Bram sudah amanahkan pada saya untuk menjaga Brama, In Sha Allah saya akan jaga amanah itu pak.""Terima kasih cel.., terima kasih Asha, atas pengertian kalian, kalau gitu saya moon pamit ya." Ucap BramSetelah Bram pulang, Marchel dan Asha tidak buru-buru naik ke kamar, mereka masih ngobrol soal deposito untuk Brama."Deposito itu biarkan saja utuh seperti itu, tidak usaha dicairkan." Saran Marchel"Kenapa mas? Kan bisa dimanfaatkan untuk Brama?" Tanya Asha"Gak usaha.. biarlah kebutuhan Brama tanggungan aku Sha, itu bisa dia
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments