Home / Romansa / Jerat Cinta Bodyguard Tajir / 6. Asha Mengagumi Marchel

Share

6. Asha Mengagumi Marchel

Author: Nathanegara
last update Last Updated: 2022-02-03 07:56:10

"Maaf ya mas, aku sudah salah menilai kamu.." ujar Asha sambil menatap Marchel yang ada di depannya

"Salah menilai kenapa Asha?" tanya Marchel dengan heran

Mereka berdua saling pandang, namun Marchel mengalihkan pandangannnya, pandangan Asha begitu menggetarkan hatinya. Baru kali ini Marchel merasakan ada wanita yang memiliki daya tarik memang sesuai dengan seleranya, namun dia sadar kalau Asha kekasih bosnya. Asha belum menjawab pertanyaan Marchel.

Marchel pamit ke toilet dan Asha masih duduk di ruang tamu. Asha masih bertanya-tanya dalam hatinya tentang perubahan sikap Marchel yang begitu drastis. 

Setelah dari toilet, Marchel bertanya pada Asha:

"Kita pesan makanan online aja ya, kamu mau pesan apa sha? Sekalian buat Narti juga.."

"Aku pesan makanan Indonesia aja mas, jangan yang junk food deh."

"Okey ... eh kamu belum jawab pertanyaan mas tadi.."

Mereka kembali duduk di ruang tamu, Asha masih diam tidak merespon permintaan Marchel, dia merasa kikuk menghadapi Marchel yang sikapnya datar-datar aja.

"Kenapa mas tiba-tiba berubah drastis banget? Yang tadinya begitu hangat, kok sekarang jadi dingin gitu?" Asha malah berbalik bertanya.

"Asha, suatu saat mas akan ceritakan, jangan sekarang ya ... yang penting hati mas sama kamu gak berubah."

Asha begitu kaget mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Marchel, hatinya berbunga-bunga namun reaksi itu tidak dia perlihatkan pada Marchel. Asha tidak berusaha untuk mempertanyakan apa maksud dari ucapan Marchel tersebut, sementara Marchel sangat berharap Asha meminta penjelasan dari ucapannya.

Terdengar tangisan Brama dari kamar, Narti bawa Brama keluar dan memberikannya pada Asha.

"Brama haus sepertinya mbak, memang udah waktunya menyusu." ujar Narti

"Sini Narti, kamu siapin piring-piring buat kita makan ya.."

Tanpa sungkan-sungkan Asha sengaja menyusui Brama di depan Marchel, belahan dadanya terlihat oleh Marchel. 

"Maaf ya mas ... aku sudah anggap mas sebagai bagian dari hidupku.."

Kali ini Marchel yang hatinya berbunga-bunga, dia merasa sinyal yang dia berikan lewat ucapan tadi bisa difahami oleh Asha. Asha pandangannnya tertuju pada Brama, sementara Marchel memanfaatkan situasi itu untuk menatap ke arah dada Asha yang begitu menggodanya.

"Apa sih yang ada di hati mas melihat aku dan Brama?"

Marchel kaget dengan pertanyaan Asha, dan dia merasa belum mampu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Marchel hanya terdiam, ada perasaan iba terlintas dibenaknya melihat Asha dan Brama. Dia berpikir kalau Asha sebetulnya sudah cukup beruntung menjadi simpanan Bram.

"Mas pikir aku menikmati ya hidup seperti ini?" tanya Asha lebih lanjut. "Kalau aku punya pilihan, aku gak mau mas, om Bram sangat baik, aku takut gara-gara aku rumah tangga Om Bram jadi berantakan." lanjut Asha

Pesanan mereka sudah sampai di lobby, Marchel segera turun untuk mengambilnya. Dalam perjalanan turun, Marchel terus memikirkan ucapan Asha, dan memikirkan keadaan Asha. Namun dia belum menemukan solusi untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan Asha.

Ada keinginannya berterus terang pada Asha bagaima perasaannya, namun sekarang bukan waktu yang tepat, dan juga dia belum terlalu mengenal Asha lebih jauh. Marchel juga harus memikirkan bagaimana sikap orang tuanya, jika mereka tahu kalau Asha bukanlah gadis lagi.

Mereka sudah selesai makan siang, dan makannya pun sudah lewat waktunya. Asha menggendong Brama, sementara Narti beres-beres meja makan.

"Asha ... mas harap kamu jangan ada pikiran yang engak-enggak ya sama mas, gak ada yang berubah Asha.." ucap Marchel

"Ya mas, aku cuma gak suka mas jaga jarak sama aku.."

"Asha, mas ini laki-laki normal, mas takut terlalu dekat sama kamu jadi kebablasan ntarnya." jelas Marchel

"Lho!! Salahnya dimana mas? Wajar toh kalau antara mas sama aku terjadi sesuatu? Kita masih sama-sama muda!!"

"Ya gak wajarlah, kamukan miliknya Om Bram atasan mas, bisa durhaka dong mas.." balas Marchel dengan bercanda.

Keduanya kembali terdiam, Asha mulai mengagumi sikap Marchel yang sangat menjaga kepercayaan Bram, tidak ingin menghianati Bram.

"Mas merasa gak pantas ya mencintai aku? Karena aku bukan perempuan baik-baik?" tanya Asha dengan sedih

"Kamu gak boleh bicara gitu Asha, suatu saat kamu akan dapat jawabannya dari semua masalah ini, yang jelas kita ini baru kenal beberapa hari, kamu belum tahu seperti apa keburukan mas.." jawab Marchel

Marchel sedang sibuk dengan hapenya untuk berkoordinasi dengan stafnya di kantor, karena Om Bram sedang tidak berada di Indonesia. 

"Mas sibuk sama pekerjaan di kantor ya?" tanya Asha penasaran.

"Gak sih, ini cuma koordinasi pekerjaan rutin aja kok." jawab Marchel sambil tangannya terus sibuk membalas pesan masuk.

Keduanya kembali terdiam, Asha masih menggendong Brama yang sudah tertidur, Asha mengantar Brama ke kamarnya dengan di temani Narti. 

Asha keluar dari kamar Brama, dia kembali mendekati Marchel, dan bermanja-manja dengan Marchel. Reaksi Marchel tetap dingin dan sewajarnya.

"Mas ... peluk aku dong, pengen banget merasakan kasih sayang laki-laki yang mencintai aku." rayu Asha

Marchel memenuhi permintaan Asha, dipeluknya Asha dengan penuh kasih sayang. Namun sebaliknya reaksi Asha memperlihatkan gairahnya.

"Asha, mas ingin kita tetap bisa menjaga batas ya, tapi kamu jangan salah sangka sama mas, mas akan lakukan itu suatu saat kalau kamu sudah halal bagi mas."

Marchel masih memeluk Asha, dan satu tangannya membelai rambut Asha yang begitu indah dan beraroma wangi

Tiba-tiba pintu apartemen ada yang buka dari luar, Asha dan Marchel langsung menoleh serentak ke arah pintu, mereka kaget melihat siapa yang berada di depan pintu.

Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rita Yemni
mls bcnya.pts2
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   150. Ending

    "Papa sudah senang kita bisa berkumpul kembali seperti sekarang ini, Papa gak mau nanti, gara-gara pekerjaan itu kita kembali terpecah." Jawab Yanuar"Papa kamu benar Sha, kadang-kadang apa yang Papa kamu bilang itu bisa terjadi, karena Papa kamu itu sangat tahu karakter Mama." Ujar Melissa."Tapi kan udah pada tua pastinya sudah banyak berubah Ma, masak sih mau ribut melulu, Asha sih cuma ingin Papa dan akur." Ujar Asha.Asha mencoba untuk menengahi, dia merasa kalau Melissa dan Yanuar sama-sama keras, makanya dia jadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya."Kita tetap seperti sekarang ini saja, Papa sih tidak ada persoalan dengan pekerjaan, Papa sangat senang melihat kita bisa kumpul seperti ini, Papa sama Mama akan baik-baik saja Sha." Ucap Yanuar"Tapi kan sekarang ini Papa dari Nol lagi, mulai dari bawah lagi, Asha ingin Papa juga punya kedudukan yang cukup penting." Jelas Asha"Soal keinginan kamu itu gampang Sha, Papa akan pi

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   149. Usaha Asha Belum Berhasil

    "Sebajingannya Papa, gak sampai hati lah Papa berperilaku seperti itu, Mama kamu itu sangat kenal Papa." Ujar Yanuar.Melissa yang mendengarkan penjelasan Yanuar, tidak bisa menahan diri untuk ikut menimpali, "Aku sih awalnya sempat percaya dengan isu itu Yan, aku tahu walau pun kamu tidak baik-baik amat, tapi tidak mungkin sampai melakukan itu, apa lagi kamu tahu kalau kamu punya anak perempuan." Timpal Melissa."Itu dia Mel, aku sangat tahu itu.. aku juga gak mau anak perempuan aku diperlakukan seperti itu." Jawab Yanuar.Marchel dan Asha saling pandang mendengar penjelasan Yanuar, yang sangat takut kalau anak perempuan satu-satunya, mengalami hal seperti itu. Pada kenyataannya, anaknya sudah menerima nasib seperti itu."Terus sekarang gimana Yan? setelah kamu terbebas dari fitnah itu? Kan harusnya kamu kembali rukun sama isteri dan anak-anak kamu?" Tanya Melissa."Biarlah.. aku lebih senang ada di antara kalian, aku ingin men

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   148. Pertemuan Mellisa dan Yanuar

    Usaha Asha untuk mempertemukan kedua orang tuanya tidak sia-sia. Melissa mau menerima kedatangan Yanuar, setelah di desak Asha. Yanuar mendatangi Melissa di Mells Residents, dalam pertemuan itu juga ada bi Hana.Seharusnya ini adalah sebuah pertemuan yang dramatis, antara Melissa dan Yanuar, setelah selama dua puluh tahun tidak pernah bertemu. Namun pertemuan itu di respon dengan dingin oleh Melissa, tangannya terbuka, tapi hatinya tetap tertutup.Asha menyambut Papanya dengan pelukan hangat, dan Yanuar pun membalas pelukan Asha dengan penuh kasih sayang,"Alhamdulillah.. akhirnya Papa datang juga." Ucap Asha sambil cium tangannya dan memeluk Yanuar."Kalau kamu yang minta, Papa pasti datang sayang.. Papa gak mau kamu kecewa." Ucap Yanuar penuh kehangatan.Asha mengajak Yanuar duduk di ruangan tamu, dan disambut oleh Marchel yang ada di ruang tamu dengan Brama. Marchel pun cium tangan Yanuar, dan mengajak Brama untuk cium tangan pada

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   147. Mellisa Belum Menerima Yanuar

    Marchel menceritakan panjang lebar soal Yanuar, berdasarkan penjelasan Bram, yang merupakan kakak dari isteri Yanuar. Marchel menjelaskan juga, kalau Yanuar hanya kena fitnah. Yanuar sama sekali tidak terlihat hubungan asmara dengan Petty, semua hanya kesalah fahaman.Marchel menjelaskan apa yang dikatakan Bram padanya, "Pak Bram bilang, tidak terjadi apa-apa antara Petty sama Papa, menurutnya Papa tetap memperlakukan Petty sebagai keponakan, itu yang diceritakan Petty pada pak Bram dan pak Bram mempercayai cerita Petty." Ujar Marchel."Masih menurut pak Bram, beliau sudah kasih tahu tante Ratih.. dan Papa akan kembali ke keluarga Papa." lanjut Marchel.Mellisa mendengarkan apa yang dikatakan Marchel. Marchel terus cerita tentang apa yang diketahuinya tentang Yanuar, baik dari Bram atau pun dari Yanuar sendiri."Kalau penjelasan Papa juga sama Ma, Papa cuma kena fitnah, Papa menganggap Petty sebagai keponakan, sehingga Petty juga diperlakuka

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   146. Asha Menyatukan Papa dan Mamanya

    Sampai di kamar Melissa, Marchel dan Asha menceritakan tentang kabar baik untuk Yanuar. Melissa tanggapannya biasa datar saja, tidak ada respon yang berarti. Melissa seakan-akan tidak peduli dengan masalah Yanuar, sehingga Asha bingung dengan sikap Melissa,"Ma.. kan Papa sudah dinyatakan pak Bram tidak bersalah, jadi gak usah negatif terus dong sama Papa." Ujar Asha."Mama tidak berpikiran negatif Sha sama Papa kamu, Mama cuma tidak terlalu peduli aja, karena Mama sudah sangat kenal karakter Papa kamu." Jelas Melissa."Tapi kan orang gak selamanya jelek Ma, coba deh Mama bisa lentur sedikit sama Papa, Asha cuma ingin Mama mau ketemu Papa.. pliiis deh Ma, untuk memperbaiki silaturahmi aja." Pinta Asha."Okey.. bisa saja Mama mau ketemu Papa kamu, tapi ingat! Jangan kamu paksa Mama untuk bersatu kembali sama Papa kamu!!" Tegas Melissa.Marchel dan Asha saling berpandangan,l mendengar jawaban Melissa, seakan-akan Mellisa sudah menutup p

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   145. Brama Mendapatkan Haknya

    "Iya Sha.. syukurlah kalau kamu merasa seperti itu, setidaknya mengurangi rasa bersalah saya terhadap kamu." Ujar Bram"Pak Bram sudah cukup bijak dalam hal ini, saya dan Asha sangat memaklumi posisi bapak, tapi ya.. seperti inilah jalan yang Tuhan berikan." Tambah Marchel"Saya sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian, saya hampir frustasi menghadapi masalah Petty, saya memang harus selesaikan masalahnya.""Pak Bram sudah amanahkan pada saya untuk menjaga Brama, In Sha Allah saya akan jaga amanah itu pak.""Terima kasih cel.., terima kasih Asha, atas pengertian kalian, kalau gitu saya moon pamit ya." Ucap BramSetelah Bram pulang, Marchel dan Asha tidak buru-buru naik ke kamar, mereka masih ngobrol soal deposito untuk Brama."Deposito itu biarkan saja utuh seperti itu, tidak usaha dicairkan." Saran Marchel"Kenapa mas? Kan bisa dimanfaatkan untuk Brama?" Tanya Asha"Gak usaha.. biarlah kebutuhan Brama tanggungan aku Sha, itu bisa dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status