Home / Romansa / Jerat Cinta Lelaki Muda / Bab 2 Taruhan Sulit

Share

Bab 2 Taruhan Sulit

Author: Merah
last update Last Updated: 2023-09-12 13:26:41

“Saya kira waktu yang saya berikan kepada kalian sudah cukup lama untuk mengerjakan tugas yang saya berikan. Tetapi mengapa masih ada saja mahasiswa yang mengirim tugas terlambat kepada Saya?!” sungut Sarah mendenguskan nafasnya berkali-kali, dengan kilatan matanya yang sekaan dipenuhi oleh kobaran api.

Meskipun, baru 2 bulan ia mengajar di kampus ini, tetapi sudah ada saja tingkah mahasiswanya yang membuatnya naik darah. Dari mulai mengumpulkan tugas terlambat, memakai pakaian yang melanggar kode disiplin berpakaian, menitipkan absensi pada teman yang lain padahal tidak masuk, sampai tak mengumpulkan tugas sama sekali. Beberapa hal itu, seolah menjadi pemandangan biasa yang sering Sarah dapati selama mengajar 2 bulan di sini.

Padahal, apa susahnya para mahasiswanya itu mengikuti semua hal yang sudah ditetapkan oleh dosen dan kampus. Toh, kalau mereka semua berusaha untuk menjadi mahasiswa yang terbaik, tentunya yang mendapatkan untungnya juga diri mereka sendiri. 

Sebenarnya, bisa saja Sarah tak perlu marah-marah atau menghabiskan energinya untuk mengomeli para mahasiswa di kelasnya. Tetapi, karena ia peduli dengan nilai para mahasiswanya dan ia juga ingin menanamkan jiwa-jiwa kedisiplinan untuk mereka, maka terpaksa mau tak mau ia harus bersikap tegas. Sarah tak peduli, jika dengan bersikap demikian, ia di cap sebagai dosen galak, sadis, dan tak punya hati,

“Maafkan kami, Bu.” Para mahasiswa serempak mengatakan itu dengan harapan Sarah akan berhenti bersungut-sungut kepada mereka. “Kami janji akan mengumpulkan tugas tepat waktu, jika Ibu kembali memberikan tugas kepada kami,” imbuh ketua kelas mahasiswa di kelas yang Sarah ajar kali ini.

“Sudahlah! Saya tidak butuh janji kalian! Kalau memang kalian ingin mengumpulkan tugas tepat waktu kali ini, saya akan memberikan tugas membuat artikel pemasaran kepada kalian. Tetapi, saya hanya memberikan waktu sampai besok untuk kalian mengumpulkan tugas itu!” 

Sengaja Sarah memajukan tugas yang seharusnya ia berikan minggu depan, dengan tenggang waktu pengumpulan yang memang tidak manusiawi. Anggap saja, ini sebagai bentuk hukuman karena menyepelekan tugas yang ia berikan. Selesai memberikan tugas itu, Sarah mencoba meredam kemarahan dan menyampaikan materi perkuliahan yang harus ia berikan kepada para mahasiswa di kelas paginya hari ini.

Barulah setelah selesai mengajar, Sarah segera bergegas ke ruangan dosen. Sungguh, ia tak ingin berlama-lama lagi ada di kelas yang sudah membuat tensi darahnya menjadi tinggi di pagi hari yang cerah ini. 

Ketika sosok Sarah tak lagi terlihat, kebanyakan mahasiswa di kelas pagi  bisa menghela nafas dengan bebas. Karena semenjak kelas pagi ini di buka dengan kemarahan Sarah, atmosfer yang tercipta di kelas juga terasa seperti dipenuhi oleh asap yang membuat para mahasiswa merasakan sesak.

“Astaga, galak bener Bu Sarah! Sejak Bu Sarah mengajar di sini, jarang banget lihat dia enggak marah-marah tiap masuk kelas!” gerutu Kevin sambil memasukkan buku kuliah miliknya ke dalam tas.

Tyo menghela nafas lega, pasalnya karena minum-minum semalam membuat ia, Kevin , Rafka sama-sama hampir terlambat datang ke kuliah pagi hari ini. “Tapi, untung aja kita bisa datang sebelum Bu Sarah masuk kelas. Kalau terlambat sedikit aja, bisa tengsin habis kita gara-gara kena omel di sama Bu Sarah di depan kelas.” 

Sementara itu, Rafka sendiri tampak tak banyak bicara karena ia masih merasakan pengar menghinggapi separuh jiwanya. Bagaimana ia tidak pengar, kalau kemarin sudahlah ia meminum Bir hitam bersama Kevin dan Tyo, lalu ditambah lagi ia minum wine merah dengan Maya demi memenangkan taruhan kemarin. 

“Tumben diam aja lo, Raf? Kayaknya lo butuh tantangan baru dari gue sama Kevin, biar lo enggak diam aja kayak mayat hidup begini. Kebetulan, tiba-tiba  gue kepikiran kasih taruhan buat lo. Taruhan yang kelihatannya bakal susah buat lo menangkan kali ini,” lontar Tyo sambil menyenggol tubuh Rafka. Lalu membisikan target taruhan kali ini kepada Kevin

“Waduh. Kalau target taruhan itu, gue juga yakin kali ini Rafka bisa kalah taruhan,” respons Kevin, ketika mendengar wanita yang akan menjadi target taruhan mereka kali ini.

“Lo berdua kenapa bisik-bisik segala? Kalau memang lo berdua sudah menemukan target taruhan yang katanya bakal sulit buat gue taklukan, langsung aja bilang sama gue,” sahut Rafka berusaha menghalau rasa pengar di kepalanya.

Chill, Raf. Gue mau kasih waktu buat lo bernapas lega sebanyak-banyaknya. Soalnya, kalau gue kasih tahu target taruhan kita kali ini, gue takut lo bakal sesak napas,” ledek Kevin cekikikan sendiri membayangkan betapa syoknya Rafka, kalau sampai temannya itu tahu harus menaklukkan dosen galak mereka yang berhati dingin.

“Buruan, kalau lo berdua mau ngomong, gue kasih waktu 1 menit. Kalau dalam satu menit enggak ada yang ngomong juga, lo berdua gue tinggal pulang!” tandas Rafka memasang sebelah strap tas  punggungnya dan akan beranjak dari kursi yang sedang ia duduki.

“Lo memang enggak sabaran, Raf. Daripada buat lo makin dongkol, gue bakal kasih tahu kalau gue dan Kevin sepakat buat kasih taruhan lo untuk menjadikan bu Sarah sebagai pacar. Tapi, kali ini kita kasih lo waktu 1 bulan. Soalnya, Gue dan Kevin yakin lo enggak akan semudah itu untuk mendapatkan hati Bu Sarah,” papar Tyo menyunggingkan sudut bibirnya penuh percaya diri, karena kali ini ia dan Kevin yakin bisa membuat Rafka kalah taruhan.

“Waduh … Kayaknya kali ini bakal susah buat lo, Raf. Tapi, kalaupun gue sama Tyo kalah, gue sih enggak akan merasa rugi. Soalnya kalau sampai lo menang dan bisa menjadikan Bu Sarah pacar, mungkin saja Bu Sarah jadi enggak galak lagi di kelas,” timpal Kevin disertai suara tertawa renyah.

Seperti biasa, Rafka hanya menanggapi taruhan dari kedua temannya itu dengan senyum miringnya. “Gue kira bakal sesusah apa. Ternyata cuma si dosen baru itu. Kalau cuma mendapatkan dia, gue yakin enggak sampai sebulan juga Bu Sarah sudah bertekuk lutut buat jadi pacar gue.”

“Jangan sesumbar dulu, Bro. Lo aja belum coba mendekati bu Sarah. Coba aja lo mendekati dia, gue yakin kepercayaan diri yang lo tunjukkan ke kita hari ini enggak bakal bertahan lagi.”

Kevin yang memang selalu mengeluarkan kata-kata konyol dan diiringi suara tawa sesudahnya, ikut menimpali perkataan Tyo. “Kalau gue cuma mau bilang, good luck, Bro. Moga aja lo kagak dapet nilai E atau paling parah sampai di DO, gara-gara berusaha merayu uB Sarah.”

“Kebanyakan bacot lo berdua! Intinya lihat aja, dalam waktu kurang dari sebulan, gue pasti sudah jadian sama si dosen baru itu,” sahut Rafka sambil beranjak dari kursinya.

Rafka akan bersiap untuk pulang, karena ia harus menyiapkan strategi untuk mendekati bu Sarah. Mulai besok dan seterusnya, ia akan mencoba berbagai cara agar bisa mendapatkan hati dosen barunya itu. Sesulit apa pun jalan yang harus ia tempuh untuk bisa menaklukkan Bu Sarah, tak akan membuatnya berhenti sampai ia bisa benar-benar meluluhkan hati dosen baru yang terkenal tegas dan berhati dingin itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Cinta Lelaki Muda   Bab 123 Ending

    Dua bulan berlalu sejak kasus penculikan yang dilakukan oleh Sonia dan Riko terhadap Leo. Kini, kedua orang tersebut telah menemui hasil persidangan yaitu mereka masing-masing dijatuhi hukuman 7 tahun penjara atas perbuatan yang mereka lakukan. Sekarang luka di punggung Dea sudah mengering dan ia pun sudah keluar dari rumah sakit. Tetapi, ia baru sanggup untuk menemui Mamanya di penjara setelah keluar jatuhnya masa hukuman untuk Mamanya. “Yakin enggak mau aku temenin sampai dalem?” tanya Leo yang hari ini mengantarkan kekasihnya ke tempat Mama Dea menjalani hukuman atas kasus penculikan terhadap dirinya. “Enggak usah, Kak. Aku bisa sendiri. Kakak tunggu di mobil aja,” tolak Dea karena ia ingin berbicara dari hati ke hati dengan Mamanya. Sebenarnya, Leo sudah menawark

  • Jerat Cinta Lelaki Muda   Bab 122 Hubungan Yang Membaik

    “Makasih ya, Pa. Papa tetap sayang dan perhatian sama Dea, padahal Papa udah tahu kalau Dea bukan anak kandung Papa. Dea jadi merasa enggak pantes dapet semuanya dari Papa lagi karena ternyata Dea enggak punya hubungan darah apa pun sama Papa.” lirih Dea berlinangan air mata.Ervan, bersama dengan Sarah dan Rafka memang baru saja datang beberapa menit yang lalu. Tetapi, seolah mengerti kalau Ervan membutuhkan waktu untuk membahas sesuatu yang privasi dengan Dea; Sarah dan Rafka pun mengajak Leo ke kafetaria rumah sakit dan memberikan waktu bagi Ervan dan Dea untuk saling bicara berdua dari hati ke hati.“Papa tidak peduli dengan apa pun yang kemarin Papa dengar. Bagi Papa selamanya kamu adalah putri Papa. Tak peduli jika kamu dan Papa tidak mempunyai hubungan darah sekali pun. Tapi, kamu akan selalu menjadi putri kecil Papa yang berharga.&rdqu

  • Jerat Cinta Lelaki Muda   Bab 121 Mengabulkan Permintaan

    “Ngapain sih lo pake nyelametin gue segala?! Kan jadi lo juga yang harus masuk rumah sakit kayak gini! Belum lagi lo pasti kesakitan karena dapet luka tusuk, ‘kan? Harusnya lo enggak perlu ngelindungin gue dan biarin gue aja yang menanggung semua kesakitan yang lo rasain sekarang!” Sudah sehari ini, Leo memang meminta pada Mama, Om Ervan, dan Bang Rafka untuk mengizinkannya menunggui Dea seorang diri di ruang rawat inap tempat Dea dirawat.Memang Dea baru saja sadar usai menjalankan operasi penjahitan dari luka tusuk yang didapatkannya. Oleh karena itu, usai Dea selesai dioperasi dan masih belum sadarkan diri, Leo sengaja meminta pada keluarganya untuk menjaga Dea seorang diri. Kebetulan luka-luka yang ia dapati karena insiden penculikan kemarin, telah selesai ditangani oleh tenaga medis di rumah sakit ini juga..Anggap lah ia melakukan ini sebagai ucapan terima kasih pada Dea karena telah menyelamatkannya. Toh, ia juga merasa bersalah karena demi melindungi dirinya, malah Dea yan

  • Jerat Cinta Lelaki Muda   Bab 120 Gadis Penyelamat

    Hati Ervan terasa remuk dan langkahnya meremang saat perlahan mendekati Sonia. Ia merasa seperti terhempas ke dalam labirin kebohongan yang tak terbayangkan sebelumnya. Marah dan kecewa menyatu dalam dirinya, membuatnya ingin melampiaskan semua emosinya di depan wanita itu.Sebagai seorang ayah yang selama ini yakin bahwa Dea adalah anak kandungnya, perasaannya hancur berkeping-keping ketika ada orang lain yang mengakui Dea sebagai anaknya dan seolah mengungkap bahwa Dea sebenarnya bukanlah darah dagingnya."Sonia!" pekik Ervan, suaranya penuh dengan rasa pahit. "apa arti dari semua ini? Katakan kepadaku, mengapa lelaki itu menyebut Dea sebagai anaknya? Apakah aku yang salah dengar atau memang benar begitu adanya?"Sonia menoleh dengan wajah pucat. "Ervan, aku..."Sonia tak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia terlihat terpojok di bawah sorotan tajam Ervan. Ia menelan ludah, mencoba merangkai kata-kata yang tepat untuk memberikan penjelasan pada Ervan. Namun, sebelum Ia bisa menjawab, k

  • Jerat Cinta Lelaki Muda   Bab 119 Terbongkarnya Rahasia Sonia

    “Akhirnya kamu bertanya juga apa yang aku mau. Baiklah, aku akan mengatakannya langsung kalau yang kuinginkan agar bisa kubebaskan anak ini yaitu Ervan harus menyerahkan 80% harta dan aset yang kamu miliki kepadaku untuk menjamin masa depan Dea. Sedang kamu Rafka, harus memberikan 50% harta dan aset mu kepadaku kalau ingin anak ini kubebaskan tanpa luka yang lebih parah dari yang didapatkan saat ini.”“Kalau cuma harta, ambil lah sebanyak yang kamu mau, Son. Tapi, apakah kamu meragukan bahwa aku sebagai ayahnya tidak bisa menjamin kehidupan Dea selamanya? Sampai-sampai kamu harus memintaku menyerahkan hartamu untuk menjamin masa depannya?” tukas Ervan dengan tatapan terluka sekaligus ada perasaan kesal dalam hatinya.Sonia tersenyum masam. “Aku percaya padamu sebelum kutahu adanya anak harammu dengan Sarah. Tapi setelah itu, aku tak bisa percaya padamu lagi karena aku takut kamu tidak akan bisa dengan adil membagi harta warisanmu kepada Dea dan anak haram itu! Bagaimana pun anak haram

  • Jerat Cinta Lelaki Muda   Bab 118 Leo Babak Belur

    Setelah menaiki tangga berliku-liku; akhirnya Sarah, Rafka, dan Ervan berhasil menemukan Leo di lantai paling atas atau bagian atap. Namun, pemandangan yang mereka temui mampu menyayat hati dan membuat mereka bertiga tertegun bukan main.Leo terikat erat dan mulutnya ditutupi rapat oleh selembar solasi tebal, sehingga Leo hanya bisa memekik tertahan di balik mulut yang disumpal itu. Di samping Leo, mereka melihat Sonia yang berdiri dengan angkuh, dan di sebelahnya ada Riko, yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.Sekalipun Ervan kini adalah suami Sonia, tetapi bukan berarti ia sudah tahu kalau Riko adalah pacar Sonia dulu.Semantar itu, Mendapati orang-orang yang ia benci sudah ada di hadapannya, langsung saja Sonia menyuruh Riko untuk melancarkan tinjuan bertubi-tubi di wajah Leo yang telah sadar dari pingsannya.Wajah Leo yang tak tertutup lakban, terlihat mengkerut seolah Leo sedang berusaha keras untuk menahan rasa sakit dari tonjokkan tanpa henti yang sedang dilayangkan ke w

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status