Share

Jerat Cinta Pebisnis Gelap
Jerat Cinta Pebisnis Gelap
Penulis: Strrose

Bab 1 : Rencana Menyenangkan

“BAGAIMANA BISA AYAH MENYERAHKANKU? AYAH GILA YA?! LEBIH BAIK AKU MATI DARIPADA HARUS MENIKAH DENGAN PRIA CACAT ITU!!!” Suara teriakan seorang wanita cantik yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 21 tahun itu sontak membuat Ariella menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah pintu yang sedikit terbuka.

Mata dengan warna coklat madu itu mengintip ke dalam ruangan tempat teriakan tersebut berasal. Senyum lebar terpatri dibibirnya begitu melihat Faniya berdiri disana dengan raut muka yang penuh dengan emosi. Sedangkan sang pemilik ruangan, Andrew menghela napas lalu memijat dahinya pelan, merasa pusing dengan teriakan putrinya yang sangat keras kepala.

 “Tapi pernikahan kalian sudah disiapkan Faniya, tidak mungkin dibatalkan lagi. Apa kamu ingin perusahaan kita bangkrut? Jangan lupa jika sejak awal kita sudah sepakat dengan semuanya Faniya!” Ucap Andrew

“Ayah menjualku?! Anak kandung ayah demi keuntungan perusahaan?!” Tanya Faniya, dia menatap tak percaya pada Andrew dengan wajah terluka.

Lagi-lagi Andrew menghela nafas, dia beranjak dari kursi kerjanya mendekati Faniya, memegang pundak wanita itu dan mengusapnya dengan lembut, Ariella yang berada diluar bisa melihat ekspresi pada wajah Andrew, ekspresi yang penuh dengan kasih sayang seorang Ayah yang tidak pernah dia dapatkan.

“Faniya, berhenti bertingkah seolah kau lupa dengan semuanya, ayah mohon, turuti keinginan ayah. Lagi pula pria yang akan kamu nikahi bukan orang sembarangan Faniya, dia tuan muda Winston, pewaris perusahaan internasional Winston Airlines

Mata Ariella membola, dia menutup mulut dengan tangan dan menatap tak percaya pada pria paruh baya itu. Winston Airlines katanya? Perusahaan maskapai penerbangan terbesar itu? Waw, bahkan Ariella yang tidak pernah melihat beritapun tau betapa kayanya keluarga konglomerat itu. Bagaimana bisa Pebisnis seperti Andrew yang bahkan tidak masuk jajaran top 5 besar di Indonesia sepertinya mengenal pebisnis berkelas internasional?

“Aku tidak mau ayah. Untuk apa kaya jika fisiknya saja akan membuatku malu!! Apa ayah tidak tau bagaimana kondisinya sekarang! Selain cacat dia juga jelek!” teriak Faniya

“Faniya tolonglah, jika kamu menikah dengannya bayangkan betapa terjaminnya hidupmu dan keuntungan yang didapatkan perusahaan kita, ayah melakukan itu semua untukmu Faniya” ucap Andrew dengan memohon, dia kehabisan cara untuk membujuk putrinya itu. Saat ini perusahaannya sedang di ambang kehancuran karena tangan kanannya membawa kabur dana perusahaan dalam jumlah yang besar namun dibalik itu Andrew yakin jika kehancuran perusahaannya juga melibatkan campur tangan keluarga Winston, Andrew berpikir mungkin karena perjanjian mereka sebelumnya.

Faniya menunduk dengan tangan mengepal. Di luar Ariella tersenyum miring. Ariella sangat kenal dengan sifat Faniya, terlalu naif dan pada akhirnya selalu dirinya yang akan dijadikan kambing hitam dalam sebuah perdebatan Faniya dan Andrew, pria yang membawanya dari panti asuhan 10 tahun yang lalu.

“Faniya…” Andrew menjeda ucapannya “Kau tidak lupa dengan perbuatanmu kan?” Lanjut Andrew, Ariella yang berada diluar mengerutkan kening bingung, sebenarnya kemana arah pembicaraan mereka.

“Ayah… Aku masih muda, masa depanku cerah. Pernikahan bisnis tidak cocok untukku. Mengapa ayah tidak menikahkan Ariella dengan pria itu, bukankah gadis itu putri tertua ayah.. meskipun hanya seorang anak angkat…” Ucap Faniya dengan lirih. Mendengar itu Ariella menahan tawanya. Tebakannya akurat. Faniya mengucapkan kata-kata yang sudah dapat diduga olehnya. Lagipula tidak mungkin Faniya meng-iyakan ucapan Andrew saat dia sedang mengandung anak pria lain.

“Ariella sudah memiliki tunangan Faniya, bagaimana bisa dia menikah dengan tuan muda Winston menggantikan dirimu?”

Ariella kembali menyimak percakapan yang terjadi diantara keduanya. Ia tersenyum tipis ketika Faniya mulai menangis dengan lirih sambil mengelus perutnya. Ariella mendekatkan diri ke arah pintu, telingannya nyaris menempel, Ariella menonton dengan seksama drama yang akan terjadi didepannya.

 “Ayah maafkan aku.. se..sebenarnya, aku mengandung anak kak Mason. Mungkin ini sedikit terlambat, namun aku dan kak Mason saling mencintai, Ayah…..” Faniya menjeda, wajahnya yang penuh air mata menatap pada Andrew “Apa Ayah tau jika kak Mason terpaksa menerima pertunangan dengan Ariella karena dipaksa oleh orang tuanya dan aku juga sangat mencintainya, maafkan aku ayah...” Andrew terdiam, pria berusia 51 tahun itu menatap tak percaya pada pada sang anak yang menunduk takut dan cemas, tak tau saja bahwa dibalik kepalanya yang tertunduk wanita itu berusaha menahan senyum lebarnya.

“BAGAIMANA BISA? KAU DAN TUNANGAN KAKAKMU?!” Andrew menaikkan nada bicaranya. Jujur saja ini pertama kalinya Ariella mendengar Andrew semurka ini pada anak kesayangannya itu, bahkan Ariella juga bisa melihat tubuh Faniya yang bergetar karena terkejut dan takut.           

“Ayah… aku mohon, biarkan aku dan kak Mason bersama. Aku berjanji setelah ini tidak akan membuat kekacauan lagi” ucap Faniya dengan lirih dia bahkan bersimpuh dikaki Andrew. Menghayati peran anak menyedihkan yang kini dilakoninya

“Astaga Faniya, bagaimana ayah mengatakannya pada keluarga Winson!. APA KAU BISA BERPIKIR SEBELUM BERTINDAK FANIYA!!!” Andrew berteriak marah, dia mengusap wajah dengan frustasi. Andrew menyesal memanjakan Faniya. Sejak kecil putrinya itu selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan hingga apapun keinganan putrinya itu harus dituruti.

“A-ayah.. Please..” Faniya berucap penuh permohonan, Andrew menghela nafas untuk kesekian kalinya

“Berapa usianya?” Tanya Andrew dengan pandangan yang mengarah pada perut Faniya.

“3 minggu, ayah” jawab Faniya masih dengan isakannya, Andrew membantu putrinya itu untuk berdiri.

“tetap disini” Ucap Andrew setelah Faniya duduk di sofa ruang kerjanya. Pria paruh baya itu meraih ponselnya yang berada diatas meja. Menekan beberapa tombol dan melakukan panggilan.

“Halo” jawab seseorang diseberang sana saat panggilan itu terhubung

“Datang ke rumahku sekarang! Kau perlu meluruskan banyak hal!”

Tut

Tanpa menunggu balasan panggilan telpon diputuskan sepihak oleh Andrew. Pria paruh baya itu kembali menghela napas lalu menatap Faniya.

“Mason akan kemari. Ayah akan meminta penjelasan kalian berdua.” Ucapan Andrew menjadi akhir pembicaraan mereka, merasa tak ada lagi yang perlu disimak, Ariella melangkah menjauh, dia berjalan menuju sebuah ruangan dilantai dua, kamarnya.

Ariella melemparkan tasnya asal dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamarnya, seulas senyum tipis kembali muncul dibibir ceri itu

“Apa ku lakukan sekarang saja yaa?” Gumamnya sambil berbalik dan menatap sebuah figura di atas meja. Ariella meraih figura itu dan mengusap foto yang berisikan sepasang suami istri dan kedua anak kecil lelaki dan perempuan. Sungguh sebuah foto keluarga yang sangat bahagia.

“Papa, Mama, Kak Lean… Apa aku harus menunggu lagi?” Tanyanya pada foto itu meskipun gadis itu tau jika dia tidak akan mendapatkan jawaban apapun. “Aku lelah terus berpura-pura didepannya. Kadang aku ingin langsung melepaskan kepalanya, tapi jika aku melakukan itu.. aku tidak bisa mengambil semua yang seharusnya menjadi milik kita” Lanjut Ariella, dia terkekeh samar

“Dia selalu mengancamku tau.. jika aku tidak menurut dia akan merobohkan panti… bukankah pria tua itu sudah layak untuk mencium bau tanah Pa?”  lagi-lagi Ariella bermonolog sendiri.

“Oiya pertunanganku dengan Mason sepertinya akan batal, tapi tidak masalah aku memiliki rencana lain yang jauh lebih menyenangkan, kalian tenang saja, aku pasti akan membongkar semuanya" Ucap Ariella dengan tatapan yang mengobarkan tekad kuat bahwa semuanya akan berjalan sesuai dengan rencananya, bagaimanapun caranya!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status