Share

Bab 41. Hasrat Tak Terkendali

 “Terus Bumi, lebih cepat.”

 Masih memejamkan mata, Langit makin menyesap leher jenjang Bumi mendalam, hangatnya air kolam menyatukan keduanya. Rasa nikmat menghinggapi Bumi, ia rasakan tonjolan keras dalam genggamannya mampu mendirikan keremangan tersendiri. Bagaimana kalau memasuki area intimnya? Hah? Segera dihempaskannya pikiran kotor itu jauh-jauh, tapi tetap tak mampu menolak kenyataan. 

Apakah ia sudah berpikiran bodoh? Hanya beberapa saat, setelah Bumi membuka mata dan menatap Langit dengan mata berkabut. Rasa nyeri itu muncul begitu saja, gadis manis itu menghentikan gerakannya. Di depannya, Langit menatap Bumi penuh hasrat.

 “Bumi, tak bisakah kita....”

 “Kakiku nyeri.”

 Semua menjadi terhenti, Langit menghela nafasnya dalam-dalam. Mungkin ia bakal melepaskannya sendiri kalau dari tadi adanya adalah tanggung terus. Rasa nyeri juga ia rasakan di bawah. Bagaimana tidak dengan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status