Share

Bertelanjang dada

Malam kedua Intan tidur satu kamar dengan Lingga, membuat Intan merasa was-was. Apalagi setelah mendengar soal bayaran yang Lingga inginkan.

"Kenapa kamu tidur di ujung sekali? Kalau jatuh, jangan salahkan saya!" ujar Lingga memperingati.

"Tidak apa-apa Pak, kebetulan sedang mau di ujung sini," sahut Intan berbohong, kenyataannya Intan terlalu takut dekat-dekat dengan Lingga.

"Kamu tenang saja! Aku tidak akan macam-macam. Sudah aku katakan, tadi hanya bercanda saja, aku tidak tertarik sama sekali," ujar Lingga, lagi-lagi meyakinkan Intan.

"Iya Pak, saya tenang kok. Santai saja Pak!" Intan tersenyum kikuk.

'Dasar mulut tidak ada akhlak, bisa-bisanya dia mengatakan itu. Sekarang boleh jadi bilang tidak tertarik, hanya bercanda. Coba saja tadi sore aku mau, pasti kata-katanya lain lagi,' batin Intan, menatap Lingga sinis.

"Kenapa menatapku seperti itu? Kamu sedang mengata-ngatai aku dalam hati? Kamu tidak percaya?" tanya Lingga, seolah bisa membaca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status