“Apa Jessi nggak salah dengar, Kak?” tanya gadis itu meminta penjelasan.
Sang kakak menggeleng. “Mas Yakob ternyata ditipu oleh kekasih gelapnya itu. Janin yang dikandungnya ternyata benih laki-laki lain. Teman baik Mas Yakob pernah tak sengaja melihat perempuan itu keluar dari supermarket bergandengan tangan dengan pria lain. Dia langsung memotret mereka dengan ponsel dan mengirimkannya pada Mas Yakob. Akhirnya Mas Yakob memaksa kekasihnya untuk melakukan tes DNA pada janin yang dikandungnya. Hasilnya sudah keluar dan ditunjukkannya padaku tadi siang sewaktu aku pergi membeli bahan-bahan kue….”
Jessica terbelalak. “Jadi selama ini Kak Jenny diam-diam masih menjalin hubungan dengan orang itu di luar sepengetahuanku?! Hebat sekali!” ucap gadis itu ketus seraya bertepuk tangan.
<Esok siangnya Tommy menerima telepon dari ibunya sewaktu bekerja di kantor. “Tom, hari ini Mama ulang tahun. Kamu sehabis dari kantor nanti langsung pulang ke rumah, ya. Kita berdua makan sama-sama,” pinta Wanda dengan riang.“Ya, ampun! Selamat ulang tahun ya, Ma. Maaf Tommy lupa.”“Nggak apa-apa, Tom. Yang penting kamu nanti jangan pergi kemana-mana, ya. Temani Mama di rumah aja. Sudah lama kita nggak ngobrol-ngobrol berdua.”“Bisakah Tommy ajak Sica untuk ikut merayakan ulang tahun Mama?”“Mama ingin merayakannya berdua saja denganmu, Tom. Karena mungkin ini terakhir kali kita melakukannya. Tak lama lagi kamu
Melani lalu membimbing Wanda berjalan menuju meja makan. Tommy menarik kursi di ujung meja dan mempersilakan ibunya duduk. Ia lalu menyalakan lilin pada kue ulang tahun ibunya dan memberikan instruksi kepada Suster Nilam, perawat Wanda, “Tolong fotokan Mama waktu berdoa dan meniup lilin, Sus.”Sang perawat mengangguk. Diterimanya ponsel yang disodorkan majikan mudanya. Lalu Melani berkata riang, “Ayo Tante sekarang berdoa. Semoga diberi kesehatan, umur panjang, dan diberkati selalu.”Wanda terkekeh senang. Dia melakukan persis seperti yang diminta oleh tamu spesialnya itu. Suster Nilam memotretnya mulai sejak majikannya itu menutup mata untuk berdoa sampai membuka mata dan meniup lilin-lilin ulang tahunnya.“Eh, se
Sementara itu di dalam kamarnya Tommy merasa kepalanya berat sekali. Dia masih meracau dan bahkan akhirnya menyebut-nyebut nama Jessica. Dirinya tiba-tiba merasa rindu sekali pada gadis itu. “Ah, aku ingin bertemu Sica. Kangen sekali rasanya,” celetuknya seraya berusaha bangkit berdiri dari atas tempat tidur. “Tom, aku sudah berada di sini. Kamu nggak usah kemana-mana.” Pemuda itu menengadahkan wajahnya dan tampak samar-samar olehnya seraut wajah gadis yang teramat dicintainya. “Oh, kamu datang, Sica. Kepalaku pening sekali. Pandanganku terasa berkunang-kunang. Tapi kamu benar Sica, kan?” “Masa aku bohong, Tom? Kamu kelihatan capek sekali.” “Sini, Sica-ku S
Ketika Jessica turun dari mobil, dilihatnya seorang asisten rumah tangga sudah menunggu di teras. Perempuan itu tersenyum sambil menyapanya sopan, “Non Sica, mohon maaf. Bu Wanda kalau jam segini sudah beristirahat di dalam kamarnya.” “Oh,” sahut sang gadis kecewa. “Tapi Tommy belum tidur, kan?” “Tadi Pak Tommy ngobrol berdua sama Non Melani di meja makan. Saya tinggalkan mereka untuk mencuci piring di dapur. Lalu Pak Satpam menghubungi saya kalau ada Non Sica menunggu di luar. Ya sudah, saya bilang supaya Non Sica masuk aja.” “Lalu Tommy dan Melani sekarang masih berada di meja makan?” Seketika sang asisten terdiam. Dia menggeleng pelan lalu menundukkan wa
“Melani,” katanya dengan nada suara mulai melunak. “Kenapa kamu tiba-tiba datang ke rumah ini? Apakah kamu yang tadi mengirimkan foto-foto ulang tahun Tante Wanda padaku melalui ponsel Tommy?” tanyanya menduga-duga. Kalau dipikir-pikir, bukan gaya Tommy mengirimkan foto-foto untuk memberitahuku tentang ulang tahun mamanya. Dia pasti akan meneleponku langsung, ujar Jessica dalam hati. Tommy bukan tipe orang yang suka menggunakan cara menyebalkan seperti itu!“Kalau aku bercerita terus terang, maukah kau memberikan ponselmu padaku?” tanya Melani yang bersimbah air mata.Gadis di depannya lalu menunjukkan foto-foto yang tadi dijepretnya dan berkata tak sabar, “Lihatlah baik-baik, Nona Cantik. Foto-foto mesummu dengan Tommy kuhapus sekarang juga.”&n
“Tom, berhentilah mengejar-ngejarku. Mamamu sendiri juga tidak menyukaiku, kan? Dia jauh lebih sreg dengan Melani yang latar belakangnya sepadan denganmu. Kalian juga sudah berhubungan intim. Menikahlah dengannya. Aku pergi!”Tiba-tiba Tommy bersujud di hadapan Jessica. Gadis itu sampai terkejut melihatnya. Baru kali ini ada seorang laki-laki merendahkan harga dirinya demi mengemis cintanya!“Aku benar-benar sudah tak punya harga diri lagi, Sica. Segenap jiwa ragaku sepenuhnya untuk dirimu! Kumohon jangan tinggalkan aku…. Aku benar-benar mencintaimu. Kejadian ini bukanlah kesalahanku. Kalau kau tidak percaya, mulai hari ini tinggallah di rumah ini. Pilihlah kamar manapun yang kau mau. Jadilah nyonya di rumah ini! Ikutlah bekerja di kantorku. Akan kuberi kau posisi sebagai asisten pribadiku. Jadi segala tindak-tandukku dapat
“Bagaimana kondisi mama saya, Dok?” tanya Tommy cemas. Dia tadi kaget sekali pintu kamarnya digedor-gedor oleh Suster Nilam untuk memberitahu bahwa Wanda terkena stroke.Dokter laki-laki separuh baya berkacamata itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Hati Tommy langsung ciut seketika. Wajahnya pucat pasi. Bibirnya kelu tak mampu berkata-kata. Jessica yang menyaksikannya langsung berinisiatif bertanya lebih lanjut, “Bisakah Dokter menjelaskan lebih detil tentang kondisi Tante Wanda?”Ahli medis spesialis saraf itu berkata dengan serius, “ Kondisi Bu Wanda benar-benar kritis. Memang ini serangan stroke-nya yang pertama. Tapi mengingat kondisi beliau yang sudah mengidap penyakit kanker leher rahim stadium empat, saya pesimistis beliau bisa pulih. Mohon maaf, sepertinya beliau tidak
Jenny tersenyum dan berkata lirih, “Temuilah dia, Jess. Orang yang berada di penghujung usianya biasanya menyadari kesalahan-kesalahannya. Tuntaskanlah persoalan kalian berdua sebelum dia pergi meninggalkan dunia fana ini….”Sang adik tercenung mendengar nasihat kakaknya itu. Bagaimana caraku menuntaskan perselisihan di antara kami berdua? tanyanya dalam hati. Dia sudah dalam keadaan tak berdaya. Susah bergerak, apalagi berbicara. Entah otaknya masih berfungsi dengan baik atau tidak.Jenny seperti memahami kegundahan hati satu-satunya saudara kandungnya itu. Dengan lembut dia kembali bertutur, “Kondisi Tante Wanda saat ini mungkin tampak tidak memungkinkan untuk diajak bicara, Jess. Tapi siapa tahu indera pendengaran dan otaknya masih berfungsi dengan baik. Yang penting kamu harus mencobanya.