Bayu yang mendengar jeritan Paramita, segera bangkit dari ranjangnya dan berlari keluar kamarnya menuju kamar Paramita di sebalah.Beruntung, kamar Paramita tidak dikunci. Bayu langsung membuka pintu kamar paramita dan bergegas masuk.Bayu melihat Paramita yang tidur telentang, Dia segera menghampiri Paramita dan mencoba membangunkannya, “Bibi, Bibi, bangun!”“Bangun, BI!” Teriak Bayu sambil mengoncang tubuh Paramita agak keras.Bayu yang panik, segera menutup mata dan membaca doa.Bayu membuka matanya dan melihat sosok wanita yang mirip Paramita sedang duduk di samping tubuh Paramita. Wajahnya pucat, bibirnya kering dan nampak pecah-pecah.“Hai Kembaran Bibi Paramita! Apa yang terjadi pada Bibiku?” Tanya Bayu suram.“Bayu, Jiwa Bibimu telah diculik oleh Gustian yang dibantu oleh Maulana!” Jawab Kembaran Paramita.“Apa? Gustian bersama Maulana? Bagaimana mungkin?” Tanya Bayu tidak percaya.“Aku tidak tahu bagaimana Gustian dan Maulana bisa bersama, yang pasti saat ini, bibimu sedang k
“Qorin Paramita, kamu kembali menjaga tubuh Bibi! Biarkan aku yang menghadapi penculik Bibi! “ Perintah Bayu tegas.“Baik! Aku kembali dan kamu berhati-hatilah!” Jawab Kembaran Paramita lalu kembali ke kamar ICU.Bayu berjalan pelan ke kamar mayat dan membuka pintunya.Bayu melihat ke sekeliling kamar mayat yang dingin. Dia melihat beberapa wajah pucat yang berdiri di sekitar jenazah yang terbujur kaku an ditutupi selimut.Mata Bayu tertuju ke sudut kamar mayat. Dia melihat semacam kandang besar yang kira-kira berukuran tinggi tiga meter, lebar dua meter dan panjang dua meter. Di depan kandang berdiri makhluk berwujud ular setinggi tiga meter.Di dalam kandang, Bayu melihat sosok yang mirip Gustian sedang memperkosa perempuan yang mirip Paramita.“Bangsat, makhluk hina lepaskan Bibiku!” teriak Bayu marah.Makhluk berwujud ular tiba-tiba menyerang Bayu, menerkam ke arah Bayu. Bayu yang lengah terkejut dan terkena pukulan ekor ular. Bayu terdorong ke belakang sejauh dua meter. Bayu memu
Bayu bersembunyi di dalam selimut tipisnya. Jantungnya berdebar kencang, dia menurunkan selimutnya sedikit dan mengintip pria yang duduk di sofa berwarna krem itu. Keremangan ruangan membuatnya tidak dapat melihat sisi samping wajah pria yang sedang duduk melamun. Pria itu tidak menyadari bahwa di belakangnya berdiri bayangan hitam mengangkat tangan kanannya. Bayangan hitam itu mengenggam sebilah pisau dapur di tangannya yang terangkat. Bayu melihat tangan kiri bayangan hitam itu dalam posisi hendak membekap mulut pria itu dari belakang. Tiba-tiba dengan kecepatan kilat, tangan kirinya membekap mulut pria yang duduk dengan kuat dan tangan kanannya menusuk tengkuk pria itu. Darah menyembur keluar dari lehernya. Bau amis darah memenuhi ruangan. Pria yang ditusuk tidak sempat berteriak. Bayangan hitam menusukkan pisaunya berkali-kali. Pria di sofa melotot kesakitan meregang nyawa. Bayu
Namanya Bayu Adi Suwarno. Biasanya dia dipanggil dengan nama depannya, Bayu. Dia asli suku Jawa. Hari ini adalah hari kelulusan sekolahnya. Bayu bersekolah di Kota Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Dia berasal dari suatu desa di kabupaten Magelang. Bayu tinggal bersama Kakeknya yang bernama Aji Suwarno dengan nama panggilan Kakek Warno. Dia adalah kakek dari pihak Ayah yang sudah lama meninggal. Ibunya menikah lagi dan tinggal bersama keluarga barunya di kota Jakarta. Ibu Bayu bernama Hedianti dengan panggilan Anti. Selama hari-hari sekolah, Bayu tinggal di rumah kos kota Magelang dan hanya pulang ke rumah di desa setiap akhir pekan. Karena Bayu sudah lulus sekolah, dia harus pulang ke desa asalnya. Hari ini, Bayu bersiap hendak berkemas untuk pulang ke desa ketika tiba-tiba ponselnya berbunyi. "Halo, Bayu! Kamu sudah lulus kan?
Bayu duduk di meja belajar tua miliknya dan membaca buku yang diberikan oleh Kakeknya. Secara garis besar, isi bukunya adalah sebagai berikut: 1. Setiap makhluk hidup memiliki jiwa atau bisa juga disebut ruh/roh. Baik itu manusia atau makhluk gaib seperti Jin. 2. Sebenarnya setiap jiwa atau ruh bisa saling berkomunikasi dan bertemu. Hanya saja, tidak setiap manusia menyadarinya. Ilmu yang diturunkan dalam keluarga Bayu adalah kemampuan melihat, bertemu, mendengarkan, bahkan berkomunikasi dengan hal gaib seperti Jin. 3. Setiap Manusia ditemani oleh dua entitas gaib yang dikenal sebagai Malaikat dan Jin yang disebut Qorin. JinQorinberperilaku layaknya manusia yang ditemaninya. JinQorinjuga sering mempengaruhi p
Bayu tidur sampai jam 9 pagi. Dia tidak akan bangun lebih cepat bila bibinya tidak masuk ke kamarnya dan membangunkannya.Ketika Bayu bangun, dia merasa kepalanya pusing. Badannya terasa linu dan ototnya ngilu. Bayu masih ingin tidur karena lelah.“Bulik, saya merasa tidak enak badan! Biarkan saya istirahat hari ini ya!” Bayu memohon izin kepada bibinya.“Buliksudah menyiapkan sarapan pagi buat kamu lho! Bulik masak soto ayam sama tempe goreng. Ayo, bangun sarapan dulu! Setelah itu, minum obat masuk angin!” Bibi Wati memaksa Bayu untuk bangun agar bayu mau makan dan minum obat.“Ayo bangun, Kakekmu juga sudah bangun lho, dia lagi duduk di ruang makan menunggu kamu!” kata Bibi Wati membujuk Bayu.“Apa, Bulik, Kakek juga sarapan bersama kita?” tanya Bayu.“Iya, makanya, ayo sarapan ba
Seminggu telah berlalu. Sore hari ini, Bayu harus berangkat ke Jakarta. Dia berangkat menggunakan moda transportasi Bus Travel dari kota Muntilan. Kota Muntilan adalah kota kabupaten terdekat dari desa Bayu. Kota ini kecil dan tidak ramai. Dari desanya ke kota Muntilan hanya memakan waktu setengah jam. Bayu dijemput dan diantarkan ke Agen Bus Travel oleh teman Kakek Warno, Pak Yono, menggunakan mobil van miliknya. Di dalam mobil, Bayu iseng ingin melihat Kembaran pak Yono. Ketika Bayu mengaktifkan kemampuannya, dia melihat Kembaran pak Yono menempel di punggungnya dan posisi kepala Kembarannya berada di bahu kiri Pak Yono. Bayu terkejut melihat ini dan bergumam kepada dirinya sendiri, “Pak Yono ini bukan orang baik, kurasa? Kembarannya hampir bersatu dengan tubuhnya!” “Mengapa Kakek berteman baik
Menjelang siang hari, Bayu sampai di rumah ibunya di Klender. Bayu bertemu adik perempuan tirinya yang berusia 4 tahun di teras rumah ibunya. Gadis kecil itu sedang bermain boneka dan tentu saja ditemani bocah perempuan yang persis sama dengan wajah adiknya. Kembaran adiknya duduk di sampingnya hanya melihat tanpa bersuara. Kedatangan Bayu mengalihkan perhatian keduanya. Mereka menatap Bayu tanpa berkedip. Adik tiri Bayu tiba-tiba berseru memanggil, “Maaa, ada tamu!” “Kakak, kamu siapa? Mama, ada abang-abang bertamu nih!” gadis kecil itu bertanya lalu berteriak lagi memanggil Ibunya. Sesosok wanita dewasa dengan fitur wajah yang mirip Bayu keluar dari dalam rumah. “Bayu! Kamu sudah sampai!” wanita itu berseru sambil tersenyum. “Ibu! Iya, Bayu sudah datang,” Bayu berkata dan berjalan menghampiri w