Suamiku selalu menghilang setiap malam, di saat aku sedang tertidur. Saat kutanyai ke mana dia pergi, dia selalu mengaku tak ke mana-mana. Keanehan demi keanehan kutemui di rumah megah ini, siapa sebenarnya duda 3 anak yang kunikahi itu? Ke mana perginya dia setiap malam? Dan mengapa juga di usia pernikahan kami yang sudah menginjak satu bulan, dia tak kunjung menyentuhku? Simak kisahnya!
Lihat lebih banyakTerasa ada yang turun dari ranjang. Aku yang sedang tertidur bisa merasakan hal itu. Kuubah posisi tidur dari menyamping menghadap dinding, menjadi miring ke kanan, menghadap ke arah suamiku. Kuraba, namun tak ada terasa tubuh Mas Gilhan, suamiku. Kubuka mata perlahan dan benar saja, tempat tidurnya sudah kosong. Kukucek mata, dan melihat jam di dinding yang mengarah ke 01.05.
Agghh ... suamiku memang suka menghilang di setiap malam. Pergi ke mana dia? Ketika subuh barulah dia kembali dan aku tak pernah tahu kapan ia datang, tapi tiba-tiba sudah ada di sampingku, selalu begitu setiap hari.
Aku berusaha bangkit dari tempat tidur untuk mencarinya, tapi tubuh ini terasa berat dengan mata yang terasa amat mengantuk. Aku tak bisa menggerakkan tubuh hingga akhirnya kembali tertidur.
*****
“Sayang, Mas berangkat kerja dulu!” Terdengar suara samar-samar.
Aku membuka mata dan mendapati Mas Gilhan sudah bersiap dengan pakaian kerjanya, setelan jas berwarna hitam. Kulirik jam di dinding yang sudah mengarah ke angka 07.30, oh tuhan ... lagi-lagi aku tak sholat subuh dan tak menyadari kapan suamiku kembali.
“Mas, kamu tadi malam ke mana?” tanyaku dengan sambil bangkit dari tempat tidur.
Mas Gilhan mengerutkan dahi dan menjawab, “Nggak ada ke mana-mana.”
“Masa? Sudah beberapa kali kamu selalu menghilang setiap malam, kamu ke mana, Mas?” tanyaku dengan tak bisa menyembunyikan rasa penasaran ini.
“Apa sih maksud kamu, Sayang? Aku nggak pernah ke mana-mana kok setiap malam, sepanjang malam tidur di samping kamu kok,” jawabnya dengan mendekat ke arahku yang kini berdiri di hadapannya dengan tatapan penuh selidik.
“Mas ....” Aku masih tak puas dengan jawabannya.
“Ya sudah, kamu Cuma mimpi saja kali. Aku berangkat dulu, ya. Aku titip anak-anak, I love you,” ujarnya sambil mendaratkan kecupan di dahiku.
Aku berusaha tersenyum, dan kembali duduk di atas ranjang sebab semua ini terasa aneh. Aku sangat yakin, kalau setiap malam suamiku memang selalu menghilang dari kamar tapi dia menyangkalnya.
Setelah cukup lama termenung, aku bangkit dan meraih handuk lalu mandi. Aku merasa ada keanehan setiap malam di rumah ini, selain suamiku yang selalu menghilang, aku juga tak bisa bangun sebab tubuhku ketindihan sepanjang malam dan akan tersadar saat pagi.Setelah mandi dan berpakaian, aku keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga untuk ke lantai bawah kemudian menuju dapur. Di ruang tengah, terlihat Bik Ana sedang bermain dengan Naura dann Nayla, putri bungsu suamiku, hmm ... namun kini sudah menjadi putriku juga. Mereka kembar identik, aku masih sulit membedakan mereka sebulan ini.
“Selamat pagi, Cantik,” sapaku kepada dua putri tiriku itu.
“Selamat pagi juga, Mama Sindy,” jawabnya serempak dengan sambil tersenyum.
Aku mendekat dan mendaratkan ciuman di dahi gadis kecil yang usianya kurang beberap bulan lagi akan menginjak empat tahun.
“Udah sarapan belum, Sayang?” tanyaku.
“Udah, Ma,” jawab mereka serempak.
“Nyonya Sindy, sarapan sudah ada di atas meja makan. Silakan!” ujar Bik Ana dengan suara kaku, gaya biacaranya memag begitu, datar dan tanpa ekspresi. Usianya masih muda, mungkin seusia dengan suamiku, 37 tahunan.
“Hmm ... iya, Bik, terima kasih,” jawabku. “Niko udah ke sekolah?” tanyaku saat teringat akan putra sulung suamiku yang kini sudah duduk di bangku SMP itu.
“Udah, Nyonya. Den Niko, pukul 06.30 sudah berangkat ke sekolah,” jawabnya dengan nada sengit.
Aku berusaha berpikir positif dan beranggapan kalau sifat jutek begitu memang wataknya, walau aku menangkap ada kejengkelan karena aku bangun selalu siang. Bukan mauku seperti ini, tapi aku selalu terbangun selalu siang walau sudah menyetel alarm, padahal ketika masih gadis dan tinggal di rumah mama, aku tak pernah seperti ini. Di rumah ini, aku selalu kesusahan untuk bangun jika sudah tidur, maka dengan itu, aku tak mau tidur siang sebab beberapa hari yang lalu aku pernah tidur siang dan terbangun besoknya. Aneh bukan?
Aktivitasku di rumah ini berjalan seperti hari-hari kemarin, aku cuma duduk bengong di depan televisi sebab dua putri kembar suamiku itu selalu menghabiskan waktu dengan pembantunya saja.
Aku mulai jenuh sebulan terus seperti ini, kalau begini lebih baik aku kembali bekerja di kantor Mas Gilhan sebab dulu aku karyawannya sebelum dia melamarku jadi istri. Ah, akan kubicarakan nanti dengannya.
Bersambung .....
Season 2 (Bayi Setan 26)Part 26Beni memegangi dadanya, ia benar-benar tak mengerti, Vinna kini mengeluarkan suara Anita, istrinya. Apa wanita di hadapannya sedang kesurupan? Ia bergumam sendiri.“Pak Beni, istri saya kesurupan arwah istrimu. Coba berbicara dengannya, bujuk dia untuk mau meninggalkan tubuh istri saya! Meminta maaflah agar semua permasalahan kalian selesai dan dia dapat tenang di alam sana!” ujarVidan kepada Beni.Beni mengangguk dan berlutut di hadapan Vinna.“Anita, kumohon ... maafkanlah aku! Aku menyesal tidak mempercayaimu. Maafkan aku juga ... baru datang sekarang ke makammu sebab aku tak tahu kalau kamu meninggal karena tabrakan. Bagaimana bisa kamu ada di kota ini? Aku mencarimu ke sana ke mari satu tahun ini. Maafkanlah aku ... aku ikhlas melepasmu dan tunggu aku di akhirat nanti, aku akan menyusulmu nanti. Tenanglah di alam sana, keluarlah dari tubuh Vinna, kasihan dia ... dia wanita baik yang sudah nerawat juga menyayangi putramu seperti anaknya sendiri. Ik
Season 2 (Bayi Setan 25)Part 25Setelah selesai ziarah ke makam Ibu dari Baby Vallen, Vidan mengantar Vinna pulang bersama bayinya.“Dek, Abang langsung berangkat kerja, ya!” ujar Vidan kepada istrinya.“Iya, Bang, hati-hati!”“Assalammualaikum.”“Waalaikumsalam.”Vinna segera masuk sambil menggendong Baby Vallen. Ia tersenyum kepadanya lalu meletakkan sang bayi berusia 4 bulan itu ke tempat tidur. Ditatapnya lekat bayi mungil yang sudah ia anggap seperti anak sendiri itu, kasih sayangnya takkan berubah walau kini ia sudah mengetahui asal-usul Baby Vallen yang ternyata dilahirkan oleh seorang mayat dan di dalam kubur pula. Akan tetapi, ia yakin bayinya itu bisa hidup layaknya manusia normal lain.“Mama yakin, kamu akan tumbuh menjadi anak yang baik, Vallen! Ayo minum susumu dulu!” Vinna menyumpalkan botol susu ke mulut Baby Vallen.Baby Vallen yang biasanya menolak susu formula, kali ini ia malah menghisapnya dengan lahab. Vinna tersenyum senang melihat kemajuan Baby Vallen yang suda
Season 2 (Bab 24) Part 24 “Pertama saya melihat adegan perkosaan yang terjadi di sebuah makam, lalu malam berikutnya ... adegan sang wanita yang dituduh suaminya berselingkuh karena ketika ia pulang dari merantau ... istrinya itu sedang dalam keadaan hamil,” ujar Vinna dengan memegangi kepalanya. “Orang yang sudah meninggal, rohnya sudah kembali ke alam barzah dan takkan bisa masuk ke alam mimpi kita lagi. Adapun jika hal itu seolah-olah mereka mampu lakukan, hanyalah itu hasil kerjasama dengan jin qarin. Karena jin qarin adalah jin yang senantiasa menyertai kehidupan seseorang ketika masih hidup di dunia, sehingga jin qarin tersebut mengetahui dengan detil kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Sehingga jin qarin itulah yang datang dan mengabarkan kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Orang-orang pun menyangka bahwa itu adalah arwah orang yang sudah meninggal dunia," jelas Sang Ustadz. “Satu misteri yang belum terkuak ... mengapa bayi ini diletakkan di depan rumah ka
Season 2 (Bayi Setan 23)Part 23Vinna kembali kesurupan, Vidan lumayan kewalahan karena amukannya. Sedang Pak Ustad menggendong Baby Vallen dan membaringkannya di sofa.“Tolong, Pak Ustazd!” ujar Vidan karena kini lehernya dicekik oleh istrinya yang kini sedang dikuasai oleh mahkluk gaib.Sang Ustazd mengeluarkan tasbihnya dan mulai membacakan ayat-ayat suci Al-qur’an. “Jangan mengusik ketenanganku!” Suara yang keluar dari mulut Vinna terdengar bergetar.“Kami takkan mengusikmu, jika kamu tak mengganggu duluan. Keluarkan dari tubuh Vinna!” perintah Sang Ustazd.“Aku tidak mau!” jawab makhluk yang kini sedang mengusai tubuh Vinna.“Kalau kamu tidak mau keluar secara baik-baik, maka saya akan memaksamu! Allahuakbar .... “ Sang ustazd berpakaian serba putih itu semakin mengeraskan bacaannya yang membuat Vinna semakin meronta-ronta dan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Vidan.Vinna yang sedang dikuasai makhluk astral itu menarik dirinya dari pelukan Vidan dan mendorongnya, ia jug
Season 2 (Bayi Setan 22)Part 22Sorenya, seperti yang dikatakan Bang Vidan, temannya yang Ustazd itu datang ke rumah. Aku dan Baby Vallen segera masuk ke dalam kamar, agar tak diajak ke ruang tamu.“Dek, bikinin minuman dan setelah itu antar ke ruang tamu, ya!” Bang Vidan menahan pintu kamar yang hendak kututup.“Abang saja yang bikin, Baby Vallen ngantuk dan minta diboboin,” bantahku.“Dek, buka gak!” Bang Vidan membuka pintu yang belum sempat kututup dengan rapat itu, aku jadi kesal kepadanya.“Ada apa sih, Bang? Bikin sendiri saja minumannya!” ujarku sinis.“Masalah minuman, Abang bisa bikin sendiri tapi Abang mau kamu bawa bayimu itu ke ruang tamu biar dibacain doa sama Pak Ustazd. Sekalian kamu ceritain mimpi-mimpimu yang seolah bersambung itu, lalu semua keanehan pada bayimu. Sekarang sudah saatnya kamu tahu, siapa bayi yang kamu sayangi selama ini.” Bang Vidan berkata dengan serius.Aku menggeleng sambil membawa Baby Vallen menuju tempat tidur.“Vinna, apa kamu tak merasa aneh
Season 2 (Bayi Setan 21)Part 21Berhari-hari, aku terus memikirkan kisah mimpiku yang seolah bersambung dari satu kejadian ke kejadian yang lain. Apa semua ini ada hubungannya dengan Baby Vallen? Aku-mulai menduga-duga, tapi tak juga menemukan jawaban dari teka-teki ini.“Kenapa, Dek?” Bang Vidan membuatku terkejut karena tiba-tiba sudah berada di dekatku, entah kapan ia pulang, aku tak menyadarinya.“Nggak kenapa-kenapa, Bang, cuma kepikiran terus sama mimpiku beberapa malam ini. Mimpi itu seolah bersambung, dan aku bingung ... siapa wanita yang selalu hadir dalam mimpiku. Dia seolah mau menyampaikan sebuah pesan, tapi aku tak mengerti,” ujarku dengan menghentikan aktifitas memotong sayuran.“Oh begitu, sore nanti teman Abang yang Pak Ustazd yang kemarin akan ke sini lagi. Coba kamu ceritakan kepadanya tentang mimpimu itu, Dek, siapa tahu dia bisa menafsirkan artinya,” ujar Bang Vidan.Aku menautkan alis, kok Pak Ustazd itu jadi sering ke sini sih? Emangnya bisnis apa sih Bang Vidan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen