Share

Bab 35

Sebetulnya telinga Prita cukup lelah, karena sedari tadi Letta terus saja berbicara tanpa membuarkan dirinys ikut menyahut.

Letta merengek meminta untuk bermain boneka koin. Boneka yang ada di dalam lemari itu.

"Zain kok diam aja? Lagi sariawan yah?"

"Gimana gue mau ngomong, dari tadi lo nuerocos mulu," gerutu Prita di dalam hati. Ia mengembuskan napas perlahan dan mencoba mengukir senyum. Meaki senyyman yang terlihat itu adalah sebauh senyuman yang dipaksakan.

"Ngga kok gue sehat. Yaudah kita ke sana."

Mendengar itu, Letta meloncan kegirangan. Prita benar-benar dibuat tepuk jidat. Orang yangsedang kencan dengannya ini tak lebih bak anak kecil umur lima tahunan.

"Ayo Zain sedikit lagi!" teriak Letta saat boneka monyet hampir terangkat di dalam sana.

Akan tetapi sayang beribu sayang, bonekanya terjatuh kembali membuat Letta mendesis kecewa.

"Ah, masa jatuh lagi bonekanya."

"Ayo Zain daptein boneka monyet itu, Letta kepeng

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status