Share

Bab 44 Amukan Wanita Hamil

“Matikan saja televisinya!” ujar Bara tanpa menoleh ke arah sang mantan yang hampir menitikkan air mata.

Pria itu sengaja untuk duduk di belakang meja kerjanya. Bersikap seolah tak menyaksikan bagaimana si mantan berusaha terlihat tegar. Dia tak tahu harus berbuat apa jika sang gadis menangis di depannya. Jelas saja pertahanannya akan runtuh seperti saat melihat Rena kehilangan papinya dua bulan yang lalu.

Rena menghela pelan napasnya. Tangan gadis itu mulai bergerak untuk menyusun beberapa berkas dokumen yang berserakan di atas meja ruangan diskusi mereka tadi.

“Temui chef Arnold sekarang. Aku ingin apa yang kita bahas tadi segera dilaksanakan hari ini juga. Sampaikan hasilnya secepat mungkin,” kata Bara yang sempat melirik sekilas ke arah sang mantan.

“Baik, Pak,” sahut Rena seraya pamit undur diri dari hadapannya.

Bahkan hingga punggung gadis itu sampai benar-benar menghilang dari pandangannya, Bara masih memperhatikan sang mantan can
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status