Home / Fantasi / KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS / BAB 4 SUARA RAJA IBLIES

Share

BAB 4 SUARA RAJA IBLIES

Author: Ummi
last update Last Updated: 2024-07-03 14:00:36

(Cepat hajar mereka!!)

(Buat mulut yang tidak sopan itu bungkam!!)

(Cepat!!)

(Pukul mereka!!)

(Habisi mereka!!)

(Jangan diam saja, anak bodoh!!)

Suara itu hanya satu, namun terdengar begitu ramai, membuat Arash merasa pusing. Seingatnya ini bukanlah hari bulan darah, bahkan masih terlampau terang untuk mengatakan kalau sekarang sudah malam.

"Brukh!!" Arash menjatuhkan diri, kepalanya terasa sangat pusing hingga membuatnya mual.

"Lihatlah manusia yatim terkutuk ini sangat lemah, membuatku muak melihatnya!!" kata Wan Yunan lagi, semua murid cilik yang membela Wan Yunan tentunya ikut mentertawakan kelemahan Arash.

"Bie Xulai, urus dia kalau kamu mau jadi temannya!! Kurasa kalian akan sangat cocok!!" ejek Wan Yunan lagi. Dia lalu pergi dengan tawa yang menggelegar bersama kedua temannya.

Sementara Arash akan muntah, ia harus segera pergi dari ruang asrama. Jadi Arash berlari keluar dari ruang asrama murid cilik, ia pergi ke taman untuk memenangkan diri. Menghilangkan rasa pusing dan suara-suara yang mengganggunya.

Arash terlentang dan menutup matanya dengan sebelah tangan.

Kini pusing itu mulai reda, suara-suara yang tadi mengganggunya juga perlahan menghilang, ini adalah kejadian pertama kali bagi Arash. Selama ini ia hanya mengalami pusing dan mual, baru kali ini ia mendengar suara di kepalanya.

"Haruskah aku bilang kepada paman Fatta soal suara-suara di pikiranku ini?" gumam Arash.

Sedetik kemudian Arash menggeleng, mengurungkan kembali niatnya. "pasti paman Fatta akan lebih khawatir!! Tapi suara apa itu tadi?"

"Arash, apa yang kamu lakukan di sini?" Fatta datang dengan banyak belanjaan di tangannya.

"Woaaa!!" Arash terkejut melihat Fatta tiba-tiba ada di dekatnya.

"Kapan paman datang?" tanya Arash, sedangkan Fatta menatapnya dengan tatapan curiga. Arash takut jika Fatta mendengar apa yang tadi ia katakan.

"Baru saja, apa yang kamu lakukan di sini? Apa kamu sakit Arash?" tanya Fatta, ia bahkan memastikan wajah dan seluruh tubuh Arash dan terhenti ketika melihat kening Arash lecet.

"Apa ini? Kamu berkelahi?" tanya Fatta lagi, tapi bukan wajah marah melainkan bangga yang tersirat dari wajah Fatta. "Apa kamu melawan?"

"Paman, aku hanya tersandung dan membentur sesuatu!!" sahut Arash dengan tangan Fatta yang masih menangkup kedua pipinya. "Jadi lepaskan tanganmu!!"

"Haish!! Paman kira kamu mengalami kemajuan karena sudah masuk perguruan!!"

"Nggak bisa seperti itu, baru hari pertama!! Besok baru latihan!!" sahut Arash tidak terima, ia tau Fatta ingin ia bisa melawan para murid cilik yang membullynya.

"Arash, saat berlatih jangan terlalu memaksakan diri, pelan-pelan saja!! Asalkan konsisten, maka kamu pasti berhasil!!"

"Uhm... Uhm...!!" Arash mengangguk lalu berjalan menjauh.

"Kamu mau kemana?" tanya Fatta melihat Arash menjauh.

"Kembali ke asrama, lebih lama di sini hanya akan mendengar ceramah paman!!" sahut Arash dari kejauhan, Fatta hanya bisa tersenyum.

Wajah Fatta kemudian berubah menjadi serius ketika memastikan Arash sudah benar-benar jauh, ia jelas mendengar kata-kata Arash tadi, ada suara di kepalanya. 'Sudah pasti itu adalah suara Raja Iblies, apa jiwa Raja Iblies mulai mempengaruhi Arash? Aku harus segera mencari tau!!'

Fatta kemudian kembali kerumah, ia mengunci pintu dan jendela rumah. Dulu ada beberapa barang yang Rama berikan kepadanya, barang-barang itu tidak pernah ia pakai karena akan aman jika selalu bersama Rama. Fatta membuka sebuah penutup lantai, dibawahnya ada pintu yang sangat samar jika tidak begitu diperhatikan.

Fatta mengangkat pintu itu, terdapat kotak penyimpanan."Klak!!" Fatta membuka kotak itu, ia melihat beberapa botol cairan dan cincin penyimpanan milik Melisa, ibu Arash yang telah meninggal.

"Disaat yang tepat, aku akan menyerahkan semua ini kepadamu Arash!!" kata Fatta, ia kemudian menyimpan kembali kotak itu setelah memastikan isinya tetap aman.

***

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bie Xulai.

Arash menatap Bie Xulai, anak itu memakai ikat kepala merah dengan lambang keluarga Bie di tengahnya, gambar cakar Harimau.

"Iya, aku baik-baik saja." sahut Arash dengan nada datar.

Wajah Bie Xulai terlihat muram, keluarganya terlebih ibunya mengajarkan kebaikan, untuk selalu melawan kejahatan. Namun Bie Xulai malah terdiam saat Arash mendapatkan perlakuan tidak adil di depan matanya. Apa kata ibunya jika mengetahui ini, Bie Xulai tentu akan malu karena tidak bisa mengamalkan apa yang ibunya ajarkan.

"Maaf, aku nggak membantumu tadi..." kata Bie Xulai dengan muram.

"Nggak masalah, ayahmu benar!! seharusnya aku bisa menolong diriku sendiri, mohon bantuannya Xulai, aku anak yang nggak mampu menciptakan Mana, kudengar kamu mampu melakukan itu di usia sekarang. Siapa tau kamu mau mengajariku!!" kata Arash dengan tangan di tengkuk, ia malu dan belum pernah meminta tolong seperti ini kepada orang lain.

Namun Bie Xulai malah berbinar, ia senang bisa membantu dan memanfaatkan kekuatannya untuk menolong orang lain.

"Tentu saja, aku akan mengajarimu!!" sahut Bie Xulai dengan bersemangat.

Bie Xulai lalu mengulurkan tangannya, Arash menatap tangan itu. "Mari kita berteman!! siapa namamu?" tanya Bie Xulai, karena ia belum mengetahui nama Arash dengan benar selain julukan yang ditempelkan kepadanya.

Tap!!

Arash menerima uluran tangan itu, wajahnya juga berbinar ceria. Arash senang ketika mendengar Bie Xulai mengatakan akan berteman dengannya.

"Arash!! Arash Adipati!!"

Kedua murid cilik itu kemudian tersenyum, sementara Wan Yunan semakin murka. Dia sudah menyebarkan berita tentang Arash, Arash malah berteman dengan Bie Xulai. Entah bagaimana caranya agar tidak ada satupun orang yang mau menjadi teman Arash?

Sedetik kemudian Wan Yunan tersenyum, rencana gila mulai terpikirkan di kepalanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 162 AKHIR PERTEMUAN (TAMAT)

    Semua orang menatap Rama secara bergantian dengan Arash, Kedua ayah dan anak itu memiliki wajah yang begitu tampan. Hanya saja Arash memiliki mata dan rambut berwarna putih. Itu membuatnya terlihat berbeda. "Arash, ternyata kamu tampan karena ayahmu," kata Jatiagung. "Nggak juga, ibunya juga cantik," sahut Rama dengan senyum ramah. Arash senang begitu mendengar ayahnya memuji ibunya, meski ia tidak bersama mereka. "Jadi bagaimana bisa kalian ada di sini?" tanya Rama akhirnya. Arash nampak kebingungan, apa ia harus bercerita dengan jujur kepada ayahnya itu? Jadi Arash menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Uhm, aku ke sini untuk mengendalikan Raja Iblis yang ada di dalam tubuhku," jelas Arash. Perkataan itu jelas mengubah ekspresi Rama, ia terlihat sedih. "Tapi ayah, aku sudah nggak marah kepadamu," kata Arash buru-buru. Rama kembali tersenyum, 'sudah nggak marah? Rupanya anakku sempat sakit hati atas keputusanku, maafkan aku Arash! Aku nggak layak menjadi ayahm

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 161 RAMA AYAH ARASH

    Setelah Arash mengatakan itu, Fatta dan Jatiagung berlari dengan cepat untuk menghadang Ketua Yohan dan Ketua Agung. "Arash, jangan tawar menawar dengan mereka. Mereka dari sekte kegelapan nggak bisa dipercaya," kata Jatiagung. "Arash, lukis ayahmu sekarang, biar paman yang hadapi mereka!" seru Fatta pula. "Cih, kalian pikir kalian mampu!" sahut Ketua Yohan. "Kita coba saja, jangan terlalu banyak omong!" sahut Jatiagung. Setelah itu keempat pria dewasa itu saling bertarung, Arash tidak boleh melewatkan kesempatan itu. Itu karena Raja Iblislah yang memintanya untuk segera melukis ayahnya Rama. (Arash, aku nggak suka ayahmu, tetapi saranku, hanya ayahmu yang bisa menghadapi manusia-manusia ini) Memangnya ayahku sehebat itu? Raja Iblis terkekeh saat itu, (kamu pikir siapa lagi yang punya ide untuk menyegel ku bahkan di tubuh anaknya sendiri, hanya ayahmu saja yang dengan cepat berpikir seperti itu) Karena itulah Arash mengambil keputusan itu, Arash mengeluarkan

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 160 SYARAT ARASH!

    "Masuklah gadis-gadis cantik!" seorang pria penjaga membuka pintu yang merupakan ruangan khusus ketua sekte kegelapan. Ruangan itu begitu besar dengan beragam sajian menarik dari surga dunia. Begitu memasuki ruangan itu, awalnya Arash mengira mereka akan menemui para pria tua, nyatanya mereka adalah pria yang nampak masih berumur sekitar diawal 40an. "Plak!" seseorang bahkan memukul pantat Arash, membuat Arash tersenyum mengerikan. Ia bahkan ingin segera melayangkan tinjunya saat ini juga, tetapi Anastasya segera memegang tangan Arash. Begitu pula dengan Mei Xue, ia juga menahan tangan Arash. Sudut bibir Arash terasa berkedut karena memaksakan senyum di wajahnya. "Wah para gadis telah datang," pria-pria itu bersorak dan meminta penjaga pintu untuk menutup pintu."Cepat menari sayang!""Goyangkan pantatmu cantik!" "Tap!" setelah pintu tertutup, Arash berjalan perlahan ke pintu. Disana penjaga pintu mengira Arash mencoba menggodanya, ia tersenyum dengan lidah menyapu bibirnya. Te

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 159 FOTO PERNIKAHAN RAMA

    Arash menatap foto itu dan mulai menggambar, "Nona, dari mana kamu mendapatkan benda seperti ini? Bukankah ini foto?" tanya Arash. "Aku punya seorang teman wanita, dia melakukan perjalanan sendirian, ia sampai di tempat ini, kamu lihat pria ini? Dia adalah kakaknya," jelas Imelda. Arash mengangguk paham, "aku tanya satu hal lagi, apa dia mendapatkan ini dari masa depan?" tanya Arash. Karena benda berupa foto itu hanya bisa di dapatkan dengan kamera saja. "Kamu benar, darimana kamu tahu? Aku nggak tahu lebih tepatnya seperti apa, yang jelas temanku menggunakan barang yang belum pernah aku lihat," Imelda nampak bersemangat. Baju pengantin yang Imelda minta telah selesai dibuat, setelah Imelda mencobanya semua orang terpana melihat baju pengantin itu. Baju pengantin tradisional yang nampak indah di tubuh Imelda. "Nona Imelda, kamu cantik sekali." Perkataan Arash itu disetujui oleh semua orang, begitu pula dengan Norman. Setelah giliran Imelda, sekarang Arash juga menggambar b

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 158 PERMINTAAN IMELDA

    Arash segera mengikuti Anastasya, ia begitu khawatir dengan keadaan teman-temannya. Jika apa yang Anastasya katakan benar, maka kemungkinan saat ini keadaan teman-temannya akan sulit. Mengingat begitu sulit mencari makanan di tempat ini. Arash dengan langkah yang terburu-buru mengikuti Anastasya dari belakang, tetapi betapa bingungnya Arash begitu mendapati teman-temannya malah makan dengan nikmat. Bahkan tidak terlihat kesulitan. "Ha! Apa yang baru saja aku khawatirkan?" gumam Arash kesal. "Arash! Akhirnya kamu keluar juga!" Fatta segera menghampiri Arash, begitu pula dengan Jatiagung dan Norman. Sedang Mei Xue segera berlari dan memeluk Arash, perasaan baru seminggu Arash berada di dalam gua. Mengapa mereka memperlakukan Arash seolah lama tak berjumpa. "Haish! Jangan memeluk seperti ini, sungguh memalukan." Arash berusaha melepaskan pelukan Mei Xue darinya, tetapi gadis muda itu masih mempererat pelukannya, ia menangis terisak di dalam pelukan Arash. Arash menatap F

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 157 NAFSU DIRI

    Arash mengepalkan tangannya, ia merasa tak kuat dan ingin membuka matanya, ia ingin bertemu kedua orangtuanya. Hal yang wajar bukan? "Arash, mengapa kamu nggak membuka mata nak?" suara Rama lagi-lagi terdengar di telinga Arash. "Arash, maafkan ayah! Arash ...." Ketika Arash ingin membuka mata, kali ini suara Rama menghilang. Berganti dengan suara Fatta. "Arash, kamu mengapa ada di sini? Lama sekali paman menunggumu di luar!" "Arash apa yang kamu lakukan? Buka matamu, tempat ini aneh sekali! Arash!" "Astaga, ini yang nggak paman suka darimu! Kamu berbuat sesuka hatimu Arash!" "Arash, apa yang kamu tunggu, cepatlah kita pergi!" Kali ini Arash ingin membuka matanya, ingin memukul suara yang meniru suara Fatta. Haish! Arash benar-benar kesal, bahkan ketika ia mengomel seperti itu sangat mirip dengan pamannya. "Arash, cepatlah! Haish, karena inilah kedua orangtuamu meninggalkan kamu Arash, karena kamu sulit diatur!" Arash mengepalkan tangannya, saat ini rasanya ada kedut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status